Flashback

55 4 0
                                    

"Berdiri!!!" Bentakan Kak Ratih saat melihatku berjongkok.

Dengan lunglai aku pun berdiri satu kaki sambil memegangi papan kecil yang bertuliskan :
(Santriwati ter-bandel abad ini)

Tak hanya itu, aku pun juga dipakaikan alas kaki yang berbeda. Sebelah kanan sandal japit swallo &
Sebelah kiri terompah yang berwarna coklat keemasan.

Dihukum didepan asrama putra, adalah kebanggaan tersendiri bagiku. Mungkin aneh bagi para santri putri lainnya, tapi bagiku tidak.

***

"Semangat!" Suara salah 1 santri putra di asrama lantai 2.

Aku hanya terdiam melihat sosoknya dan berusaha mengingat-ingatnya.

Sambil menajamkan pandanganku padanya karena jarak kita yang bisa dibilang cukup jauh, aku pun akhirnya mengingat siapa dia.

Dia adalah Zein, anak yang se angkatan denganku dan paling populer dikalangan santri putri karena ke-sholehannya serta ketampanannya.

Aku pun sontak kaget dan jantungku tak bisa terkondisi detakannya saat Zein melempar senyum padaku dan mengepalkan tangan pertanda menyemangatiku.

"Masya Allah.. Memang ciptaan Allah sungguh benar benar indah"
kataku tanpa sadar sampai senyumku mengembang dengan sendirinya.

Bruugghh...

Jatuhnya papan kecil yang kubawa membuat Kak Ratih kembali berteriak "Berdiri!!"

Yaa.. itulah mengapa aku suka dihukum didepan asrama putra.

Agar bisa cuci mata liatin santri putra yang ganteng ganteng. Hehe.. terutama Zein :)

***

"Doorrr!! Wahahahaha"  seketika lamunan tentang diriku di pesantren dulu bubar saat Dita mengagetiku.


"Huh! Apa si Dit! Gak lucu! Aku tampol baru tau rasa kamu. Bikin orang jantungan aja!" Kataku sebal sambil memonyongkan bibir.

"Kamu si Ra, dari tadi ngelamun gak jelas kek orang linglung." Sahut Dita.

Tanpa menunggu jawaban dariku, Dita langsung memakaikanku helm "Ayook Ra berangkat, keburu tiket bioskopnya habis"

"Eitss, kita pake motor nih? Yakin kamu Dit? Gak pake mobil aja?"

"Iyee Mera temanku yang baik hati dan tidak sombong, kita naik motor. Sekali-kali lah"

Dengan terpaksa aku pun menurutinya.

***

Tibanya kami diparkiran mall, Aku dan Dita lari sekuat tenaga saat tau film yang akan kami tonton segera dimulai.

Saking asyiknya berlari aku menabrak wanita yang usianya kira kira lebih tua dariku 5 tahunan yang sedang membawa es teh.

Dan es teh itu tumpah dilantai mall dan membuat es batu didalamnya berceceran.

Aku pun dengan sigap meminta maaf kepada wanita tersebut. Untungnya Wanita itu baik dan pemaaf.

Lalu aku pun melanjutkan lariku untuk menyusul langkah Dita yang sudah cukup jauh, tiba tiba..

To be continue...




PossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang