Begin New Life : 1

129 3 1
                                    

Ini cerita pertama gue duh absurd banget. kalo ngga dipaksa temen buat upload sih palingan ga diupload wkwk kurang percaya diri soalnya. hm di chapter ini masih pendek kayaknya, soalnya baru opening aja. okedeh langsung aja semoga suka ya.....

“shit!” umpatan kesal keluar dari mulutku melihat bola yang kutendang melenceng jauh dari gawang. aku berkecak pinggang. sudah sepuluh kali menendang tapi hasilnya sama, bola itu terbang lebih tinggi 1 meter di atas gawang atau membentur tiang gawang dan menabrak jidatku. ya seperti sedang melempar bumerang yang berakibat fatal bagi jidat mulusku ini. karena lelah dan takut terik matahari membuat tubuhku semakin hitam dan para wanita ilfeel padaku, aku memutuskan berteduh di bawah pohon mangga di samping lapangan. aku membaringkan tubuh di atas rerumputan yang tersusun rapi di sana. ku ambil botol minum doraemon kesayanganku dan menghabiskannya dengan sekali teguk. tanpa sadar tanganku tergerak untuk mengelus jidat yang berubah warna menjadi biru kemerahan. saat sedang asyik mengelus jidat biruku, mataku yang liar dan tajam ini melihat seorang wanita yang berjalan menuju tempatku berbaring dengan membawa sebuah amplop coklat.

 “kenapa le?” aku bangkit dan menutupi jidat biru kemerahanku dengan posisi tangan seperti merapihkan poni yang basah agar terlihat keren. aku harus menjaga penampilan didepan wanita manis sepanti ini.

“biasa. kiriman bulanan” ucapnya tersenyum sambil melemparkan amplop itu ke wajahku lalu berjalan pergi. aku sempat terbuai oleh senyum mematikannya, namun tiba tiba mataku menunduk melihat amplop coklat tadi. “secret admirer” ucapku pede padahal sudah tau apa isi amplop tak bernama yang selalu ku terima setiap bulan itu. aku tak tau siapa yang mengirimkan amplop itu, aku sudah bertanya kepada ibu ketua panti namun dia tak mau memberitahu. aku juga tidak terlalu peduli. toh rezeki tidak boleh ditolak kan? Kubuka amplop coklat itu, dan bingo! seperti biasa, di dalamnya terdapat uang yang kuperkirakan sekitar 1 juta rupiah. yah jumlahnya cukup besar untuk anak seusiaku memang, namun sekali lagi rezeki tidak boleh ditolak benar? tapi jujur aku tak habis pikir siapa pengirim amplop ini. apakah salah satu anggota keluargaku ?? ‘keluarga gue kan udah mati. ya kali dia ngirim dari alam barza’ ucapku dalam hati. aku menghela nafas berat lalu memasukan amplop itu kekantung celana. dengan lunglai karena lelah dan senang karena mendapat tambahan uang untuk membeli gitar baru aku berjalan masuk ke dalam gedung panti.

___________________________________________________________________________

Ku langkahkan kaki keluar kamar mandi dengan handuk di bahu. terlihat teman-temanku sedang makan malam bersama. Ya, aku tinggal disebuah panti asuhan bersama teman-teman yang rata-rata umurnya memang lebih muda dariku walaupun aku juga tidak tua tua juga sih. 16 tahun itu tergolong muda kan? bahkan aku belum dapat KTP. aku berjalan menghampiri salah satu teman dekatku yang duduk di kursi paling pojok. memang, tempat makan di panti ini seperti kantin di sekolah sekolah. ibu panti sengaja membuatnya seperti ini agar menjadi muda lagi katanya. entah apa maksudnya, yang jelas hanya dia yang tau. eh tentu tuhan plus para staffnya juga tau.

 “rafi!” terdengar suara berat dari meja yang kutuju. astaga sebenarnya aku suka bingung temanku yang satu ini laki laki atau perempuan sih?!

“kuping gue bisa kena budeg gara gara lo” ucapku sambil duduk di depannya.bahaya kalau aku duduk disampingnya, bisa bisa kupingku beneran kena conge atau apa. kalian tau kan biaya THT sekarang mahal?

“kuping lo ga akan budeg karna suara bruno mars kw rav” ucapnya diiringi kekehan.

aku hanya bisa tertawa renyah karena leluconannya yang menurutku garing. sebenarnya aku ingin memberitahukan padanya agar tidak membuat lelucon lelucon lagi, tapi aku tidak tega mengatakannya pada teman sehidup sekaratku ini.

”Heh gue denger lo udah dikirimin uang bulanan?” tanyanya.

”yoi” jawabku singkat sambil tersenyum miris. ya aku mengaku memang aku terlalu dramatis.

”Yes!! gue bisa makan enak minggu ini”ucapnya semangat.

sendok makan yang entah bagaimana bisa ada ditanganku sukses melayang tepat dikepalanya.

“kampret lo! gue udah bego jangan bikin gue tambah bego” ku hiraukan dia yang terus berbicara dan memakan makanan yang dari tadi ku biarkan menganggur. ya nasi dan kerupuk. sungguh menu yang nikmat.

__________________________________________________________________________

Rinitik-rintik hujan membasahi tubuhku.Tepat di hadapanku, sebuah batu nisan bertuliskan nama seorang pria. Ahmad Daniel Syahputra. laki laki yang katanya adalah ayahku. 2 minggu setelah pengiriman amplop coklat itu, surat misterius datang ke panti dengan memberi kabar bahwa seseorang bernama Ahmad Daniel Syahputra telah meninggal dan aku diundang untuk datang ke pemakamannya. Sebagai anaknya. Biar ku ulang sekali lagi, SEBAGAI ANAKNYA! Aku bingung dan aku berpegangan pada pohon kamboja disamping makam sehingga aku makin bingung. aku tidak percaya bahwa aku memiliki ayah yang bernama Ahmad Daniel Syahputra. aku tidak ingat apapun tentangnya. aku hanya ingat bahwa aku pernah tinggal bersama ibuku di Jakarta saat berumur 7 tahun. saat itu ibuku bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik untuk menghidupi keluarga kami, namun saat aku berumur 8 tahun ibuku meninggal karna penyakit TBC yang ternyata sudah lama diderita olehnya. saat itu aku sendirian menangis di makam ibuku sampai ada seseorang yang merasa kasihan denganku yang tinggal sendirian di kota besar ini. ia pun membawaku ke panti di daerah Jogja dan menitipkanku disana hingga sekarang. memang benar kata orang bahwa kehidupan di ibukota sangat berat. dan sialnya aku kembali ke kota yang menyimpan kenangan pahit ibuku ini, jakarta.

Begin New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang