Awal aku mengenalnya. Enam tahun lalu, saat aku masih asing dengan rasa ini. Tidak mengerti kenapa aku selalu mencuri pandang padanya di banyak kesempatan. Juga tak paham kenapa bisa aku terus saja memikirkannya.
Waktu itu usiaku baru tiga belas tahun, usia yang begitu wajar untuk mengenal rasa merah jambu di masa baru saja puber. Yang membuatnya tidak biasa adalah rasa itu kubangun pada dia.
Matanya cokelat terang dan tajam, rambutnya juga cokelat. Dan penampilannya selalu rapi. Seperti itulah dia yang selalu kupandang dalam diam selama tiga tahun lamanya. Tanpa pernah sekalipun berbicara satu sama lain. Aneh ya? Tidak pernah sekalipun berinteraksi dengannya namun malah kuletakkan hatiku padanya.
Hingga hari itu. Aku memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengannya. Namanya Abrari Maulana. Tertulis jelas pada daftar nama siswa kelas MIPA II yang menjadi kelasku juga.
Sejak itu sekelumit kisah dengan diamnya mulai mengusik harinya dan aku.
*****
Aku, semua tentangku adalah hal yang biasa. Tidak ada satupun yang menarik. Rasa itu? Tidak pernah kurasakan. Alasannya sederhana, belum waktunya rasa itu ada.
Hingga seseorang itu datang, mengusik ketenangan hariku. Membuatku terjebak dalam ragam masalah yang mengganggu pikiranku. Kadang ingin kujauhkan dia dariku, namun semakin kuat keinginanku maka semakin gencar ia menggangguku dengan ragam tindakannya yang menjengkelkan.
Aku terkejut dengan sikapnya setelah mengenalnya selama tiga tahun, walau hanya tau sekedar nama. Tapi awalnya kupikir dia bukan gadis yang impulsif. Faktanya ekspetasi jauh sekali dari realita.
Namanya Anandhita Erdany. Gadis dengan otak cerdas tapi menjatuhkan penilaianku padanya setelah kebodohannya dalam mencintaiku. Hatiku bukan tidak ingin disentuh, tapi seperti yang kubilang 'belum waktunya'.
Jika memaksa menyentuh maka hanya akan ada luka yang dirasakan. Mungkin dia merasakan itu. Luka yang dalam karena penolakanku.
Cukup jelas, hariku mulai tidak tenang semenjak dia datang. Mulai bermasalah dan merepotkan.
Dan semua itu karenanya.
*****
Lyublyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Penah Menjadi Kita
Teen FictionSorry, ini bukan kisah negeri orange pada umumnya. Bukan cerita tentang CEO kaya raya yang jatuh cinta pada gadis miskin. Bukan tentang bad boy yang tobat setelah ketemu cewek baik-baik. Bukan juga tentang nikah kontrak atau nikah karena dijodohin. ...