First Time 💜

4 0 0
                                    

[AUTHOR'S NOTES]
.
Selamat malam sobat wp dimanapun berada.
Jariku udah gatel mau ngetik cerita yang satu ini. Ide ini muncul tiba-tiba saat aku lagi beberes chat whatsapp yang menumpuk dan mendapati history chat aku sama doi yang ternyata masih bertengger di hapeku.

Kisah ini murni cerita pribadiku ditambah sedikit pelengkap yang yaa...tidak akan jauh dari rasa aslinya. Hehe.

Sengaja aku posting di wp karena aku mau buat jadi beberapa chapter. Doakan aku yaa selalu  konsisten  dan idenya mengalir terus.

Aku yakin cerita ini masih banyaaak kekurangan dalam segala hal.  Aku akan terus memperbaikinya  agar lebih mantap. Maka dari itu, komen dan saran yang  membangun  dari wankawan sekalian sangat membantu .

Happy Reading 💜
.
.
.
.
.
.
.
Sampai detik ini pun, aku tidak pernah menyesal telah mengenalnya.


Terima kasih waktu yang telah mempertemukan kami, kala itu.

Entah aku yang menyapa duluan atau dia dengan gaya jahil khas remaja laki-laki yang mengawali kedekatan kami.

Aku ingat, dia menggambar sebuah tokoh film favorit kami. Belakangan, kami saling tahu sama tahu bahwa kami Potterhead.

"Fra, lihat deh!" Dia menyodorkan beberapa lembar kertas HVS putih dengan sketsa  pensil di atasnya.

Dia duduk di kursi sebelahku. 

Spontan aku terperanjat.

Eh? Aku menyadari jarak diantara kami hanya beberapa senti.

Aku terbelalak. Kaget. Posisi ini terlalu dekat untuk ukuran remaja putri sepertiku yang jarang berinteraksi dengan lawan jenis.

"Ini Harry Potter?" Aku menebak.

"Betul." Dia tersenyum sambil mengangguk pelan.

"Ini, miss granger?" Tebakku lagi.

"Yes, tidak begitu buruk kan?"

Aku tersenyum dengan bibir sedikit terbuka yang menampilkan deretan gigiku yang kurang rapi. 

"Kalau gitu, coba tebak yang ini." Dia mengambil kertas yang paling bawah dari tumpukan yang ada di depan kami.

"Menarik." 

"Ini siapa yo?" 

"Prof Trelawney?"

Dia menggeleng.

"Luna Lovegood?" Tebakku lagi.

"No..no."

"Prof Mc Gonagall?" terkaku, masih mencoba menebak.

"Nyerah?" 

"Aku masih mau jawab, tapi karena selalu salah. Maka, aku hands up deh." Jawabku singkat.

"Mau tau?" 

Dia mendekatkan diri, mencondongkan badannya ke depan agar bisa melihat wajahku yang menunduk karena menatap kertas sketsanya. 

"Sirius Black." jawabnya.

"Eh?  Masa? Ya..ya...aku gak pernah ngebayangin kalau Sirius punya rambut sekriting ini." Komentarku singkat.

"Wah, aku harus berlatih lagi nih biar kamu bisa langsung nebak kayak gambar-gambar sebelumnya."

Aku hanya tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang