"Gimana? Udah ngerti?"
(Name) bertanya pada perempuan dihdapannya, setelah selesai menerangkan tentang rumus Fisika yang akan dijadikan materi dalam ujian minggu depan. Perempuan itu mengerung, lalu menggeleng pelan.
(Name) menghela nafas, "gini..."
Dengan sabar, (Name) kembali menjelaskan. Namun, bukannya mendengarkan, yang diajarkan malah asik menatap wajah (Name) sambil cengengesan.
"Kiichan.."
Kitano Hinako nyengir, "gapaham akutu. Kamu tau sendiri akutuh bego kalo beginian."
(Name) berdecak, lalu menyentil kening Kitano. "Gaada orang bego, adanya orang males."
Kitano merengut, seraya mengusap keningnya yang terasa panas. "Yauda sih gausah pake nyentil."
(Name) tak menjawab, melainkan menyodorkan buku pelajaran kehadapan Kitano. "Kerjain ini, atau jangan telfon aku nanti malem."
Kitano berdecak sebal lalu menarik paksa bukunya. Sambil menggerutu, Kitano mengerjakan soal yang disuruh oleh (Name).
"Dasar, nyebelin, rese." gerutu Kitano pelan.
(Name) menggelengkan kepalanya mendengar gerutuan Kitano, lalu memilih meraih ponselnya, memainkan benda pipih itu seraya menunggu Kitano.
10 menit..
30 menit..
1 jam..
Kitano masih tak berhasil menyelesaikan soal yang diberikan. Rambut perempuan itu sudah kusut--akibat terlalu sering di acak karena pusing. Melihat itu, lagi-lagi (Name) menghela nafas, lalu menarik buku milik Kitano.
Dengan pelan, (Name) menjelaskan langkah demi langkah cara pengerjaan soal yang tertera. Kitano memperhatikan dengan seksama, mencoba memahami segala angka huruf juga lambang yang tertera.
"Ngerti?"
Kitano mendesah frustasi, lalu membungkukan tubuhnya begitu saja, mengabaikan kepalanya yang terantuk meja dengan keras.
"Gatau ah aku pusing!!!!!" Kitano berteriak frustasi. "Aku ga ngerti!! Bodo amat!!"
Untuk kesekian kalinya, (Name) menghela nafas. Detik itu juga, bel rumah Kitano berbunyi. (Name) melirik Kitano yang masih setia dengan posisinya, lalu bangkit dan berjalan menuju pintu.
Begitu pintu terbuka, terlihat kurir pengantar makanan berdiri dengan senyum ramah juga beberapa plastik ditangannya. Setelah membayar dn mengucap terimakasih, (Name) menutup pintu lalu berjalan masuk.
Begitu sampai ditempat dimana mereka belajar, Kitano masih asik pada posisinya. Namun kali ini, gerutuan kembali terdengar.
(Name) menggelengkan kelala, lalu meletakan plastik ditangannya ke meja lain yang ada disana.
"Yaudah gausah di paksa, belajar pelan-pelan aja." ucap (Name). "Makan dulu, yuk. Ini aku beliin burger, kentang goreng, sama eskrim."
Mendengar (Name) menyebutkan sederet makanan kesukaannya, Kitano bangkit lalu berjalan cepat menghampiri (Name).
"Hehehe, makasih ya, (Name)!" ucap Kitano sambil memeluk erat tubuh (Name). "Sayang, (name)!" lanjutnya, kali ini ditambah dengan kecupan di pipi (name).
Melihat Kitano yang berbinar melihat makanan, (Name) tersenyum tipis.
"Giliran makanan aja, cepet! Untung sayang." gumamnya, lalu memilih merapihkan buku-buku milik Kitano. Membiarkan sang pemilik menikmati makanannya.
Akutu kadang heran, kenapa member Nogi banyak yang baka huhuhu:(
Bahkan sayangnya aku (re: Nanase) cuma dapet peringkat 19 diantara gen 1 pada masanya:(