Dua kerajaan

1.1K 110 5
                                    

Pertemuan-pertemuan berikutnya antara Nimari dan Simbara pun berlangsung, meskipun dengan atau tanpa didahului dengan perjanjian. Setiap pertemuan mereka selalu meninggalkan kesan yang indah bagi Nimari sehingga simpatinya kepada Simbara makin tumbuh.


Tetapi, siapakah sebenarnya Simbara?

Simbara mengaku dirinya sebagai pemuda biasa, yang mencari nafkah sehari-hari sebagai pemburu atau bila pemburuannya tidak membawa hasil, dia lalu berupaya di bidang lain. Apa saja ia kerjakan asal halal.

"Eh, aku sendiri ingin tahu banyak tentang dirimu. Ceritakanlah tentang keluargamu, Nimari."

"Aku! Aku ... ah, aku hanyalah seorang gadis hutan. Tinggal bersama ayahku, hanya berdua, sejak ibuku telah tiada." Kata Nimari.

"Oh ... mm ... lalu ..., mengapa ayahmu memilih tinggal di hutan?"

"Karena ... karena dia seorang pertapa. Senang menyepi dan aku terpaksa harus menemaninya, sebab tanpa ayahku aku merasa tidak tentram. Ya, apa boleh buat, sejak ibuku tiada, akulah yang harus mengerjakan pekerjaannya."

Simbara tersenyum di dalam hatinya karena dia dapat meraba bahwa Nimara telah berdusta.

"Simbara, engkau berasal dari suku mana? Dari suku Rengkang atau Muntai?" tanya Nimari tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

"Aku ... setahuku aku ini dari suku Kapuas." Simbara bersikap seolah-olah sangat heran. 

"Mengapa engkau menanyakan hal itu Nimari?"

"Suku Kapuas kan, berasal dari gabungan suku Rengkang dan Muntai. Nah, kau berasal dari suku yang mana?"

"Aku tidak tahu. Sungguh. Yang kutahu dengan pasti, aku ini Suku Kapuas."

"Simbara, dulu Kerajaan Kapuas sendiri dari dua kerajaan, yaitu Rengkang dan Muntai.Raja Peguntur adalah yang berkuasa di Muntai. Dia berhati jahat. Ia menyerang menggempur Rengkang, membunuh Raja yang berkuasa di Rengkang, membuat tahta, dan menyatukan kedua wilayah itu. Oleh anaknya, Raja Sentarum, wilayah gabungan itu kemudian diganti nama menjadi Kapuas. Jadi, nama Kapuas sekarang ini sesungguhnya bersal dari dua nama."

"O, begitu? Aku baru tahu. Sungguh! Hmm seandainya aku tidak kenal dengan engkau, tentunya aku tidak akan pernah tahu akan hal itu. Tetapi tahukah engkau apa sebab Raja Peguntur menggempur Kerajaan Rengkang?"

"Karena Raja Peguntur ingin menguasai anak sungai yang menjadi perbatasan antara kedua wilayah kerajaan tersebut."

"Bagaimana dengan keluarga Raja dari kerajaan Rengkang? Apakah tidak ada yang selamat?"

"O, ada yang selamat. Yaitu ..." Nimari hampir saja membongkar rahasa dirinya. Segera ia mengalihkan pembicaraan ke soal lain.

Simbari yang bijak mengetahui sebab pengalihan topik pembicaraan itu, tetapi ia bersikap seolah-olah tidak tertarik lagi dengan pokok pembicaraan semula. Dari pertemuan-pertemuan selanjutnya, Simbara makin mengetahui secara pasti siapa sesungguhnya Nimari. Namun terhadap Nimari, ia tetap dengan kepura-puraannya.

***Ladepa tidak dapat lagi menahan penyakitnya yang semakin parah ia pun menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang. Kini Nimari hidup sebatang kara. Pada satu pertemuan Simbara berusaha melerai kesedihan Nimari.


"Sekarang engkau seorang diri di rumah yang terpencil dan terembunyi ini, tidaklah engkau berhasrat pindah ke desa atau ke kota?"

"Ya, aku memang kesepian disini. Tapi, aku tidak punya satupun sanak keluarga di desa ataupun di kota."

"Jika kau mau, kau dapat tinggal di rumahku," jawab Simbara dengan lemah lembut.

Nimari : ORIGIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang