Brakk,
Suara gebrakan meja yang dipukul dengan kencang. Mata bu guru ini melotot menatap kelima murid brandal nya.
"Kenapa jadi sampai terlambat?" tanya bu Endang selaku guru bk juga guru b.Indonesia di sekolah kami.
"Sengaja bu biar gak ikut upacara" -Elvan.
"Panas bu, ntar kulit saya yang putih ini jadi item" -Aldy.
"Males, lama banget berdirinya" -Antoni.
"Bosen liat tiang bendera terus" -Angga.
"Cape bu denger ceramah guru di depan" -Baim.
"Buset dah jawabannya, santuy banget ngomongnya" -bu Endang.
"Kami murid yang jujur bu" jawab Elvan.
"Yaudah bu gerah disini kita ke kelas dulu ya bu" Elvan bersama keempat temannya beranjak dari tempat duduk kemudian berjalan keluar ruangan bu Endang.
"SIAPA YANG MENYURUH KALIAN KELUAR!!! CEPAT BERDIRI DI TENGAH LAPANGAN SAMPAI JAM ISTIRAHAT!!!" teriak bu Endang killer.
Elvan, Aldy, Antoni, Angga dan Baim lari terbirit-birit setelah mendengar teriakan guru killer itu.
"Huh cape saya selalu saja berurusan sama kelima anak murid brandal itu" kata bu Endang sambil merapikan buku-buku yang berantakan di atas mejanya. Saat ingin keluar ruangan bu Endang sempat saja meminum kopinya sebentar lalu setelah itu keluar dari ruangan untuk mengecek keadaan lapangan apakah ada kelima murid brandalnya di sana.
Matanya memicing saat melihat lapangan itu kosong. Bu Endang marah besar kakinya berjalan menuju area kantin. Di kantin sekarang Elvan, Angga, Aldy, Antoni dan Baim sedang makan minum sembari bercanda ria. Seperti tak perduli dengan hukuman yang diberikan oleh bu Endang.
Bu Endang berkaca pinggang dan geleng geleng kepala melihat kelakuan murid brandalnya. Matanya berkilat kilat menahan amarah.
"ELVAN, ALDY, ANTONI, ANGGA, BAIM, KELAKUAN KALIAN YA!"
"Ampun bu ampun" ringis Elvan, Aldy, Antoni, Angga dan Baim saat bu Endang menjewer telinga mereka satu persatu.
"Kuping saya merah bu" Angga mengusap usap kuping nya yang terlihat merah.
"Cepat jalankan perintah murid brandal!!!" teriak bu Endang di depan Elvan dkk.
"KAMI MURID BRANDAL SEJATI SIAP MENJALANKAN PERINTAH" mereka hormat kepada bu Endang. Pak Daus dan bu Sri 'bapak dan ibu kantin' tertawa kecil melihat kelakuan Elvan dkk yang membuat bu Endang terlihat kesal dibuat mereka.
"Huh bikin naik darah aja karena mereka" gumam bu Endang.
*
"Yah...bensin nya abis nih bro, woy! tungguin gue napa" omel Baim kepada empat temannya.
"Kebiasaan lu ah" celetuk Angga.
"Kok abis terus lo minum ya tu bensin" seru Aldy sembari bergaya kacak pinggang.
"Sungguh hebat jaman sekarang minum bensin lebih hebat kadarnya daripada bir" ucap Aldy ngawur.
"Lu ngomong apa tan" Elvan memanggil Aldy kadang kadang dengan sebutan setan. HAHAHA
"Belalang dirumah gue mati dimakan semut" sahut Aldy acuh tak acuh.
"Ashiappp" timpal Antoni.
"Woy!!! malah bicara yang nggak jelas ini motor gue gimana nih nggak bisa jalan"
"Alhamdulillah cuma motornya yang nggak bisa jalan asalkan lunya enggak, ehah..." setelah itu Elvan tertawa terpingkal-pingkal. Apanya yang lucu gaisss....
KAMU SEDANG MEMBACA
BRANDAL ELVANO
Teen FictionWARNING : Follow akunya dulu gaiss, siapa yang mau sih, insyaallah nanti aku Follback kamunya :D ;) Mengenalmu membuat hidupku menjadi lebih berwarna, Mencintaimu adalah hal yang terindah dalam hidupku, Bersamamu sepanjang hidupku itu impianku, In...