Hanya asap, di mana-mana asap hingga matanya tak sanggup melihat. Perih dan sangat panas. Berat, matanya menutup dengan paksa. Berat, tubuhnya tak mampu untuk gerak. Berat, paru-parunya mencoba mencari oksigen. Namun nihil, yang mengisi paru-parunya hanyalah asap pekat.
Sebenarnya ada apa? Kenapa tidak ada orang lain di sini.
Terbatuk-batuk. Paru-parunya tak sanggup lagi menghirup asap pekat. Namun anehnya tubuhnya mulai terasa ringan. Seperti terangkat. Apakah seseorang mengangkat tubuhnya atau Tuhan telah menjemputnya?
Hangat, itulah yang dirasa tubuhnya. Membuatnya jauh lebih nyaman dari sebelumnya. Paru-paru yang sebelumnya hanya menghirup asap, sekarang ia dapat menghirup aroma lain. Aroma harum yang maskulin. Bibirnya tersenyum lemah. Mungkin inilah aroma surga, pikirnya dalam hati.
"Lil lady! Tolong bangun, lil lady! Cepat berikan dia oksigen!" suara-suara mulai memenuhi gendang telinganya. Sepertinya dia belum berada di surga, dia hanya bertemu malaikat yang berbaik hati menolongnya.
"Lil lady! Lil lady! Lil lady," suara itu terus-menerus terdengar namun semakin lama semakin samar terdengar.
"KIM YOOJUNG BANGUN!" teriakan ibunya tiba-tiba datang memecahkan telinga, memaksa kedua matanya terbuka dan mendapati sang ibu sudah berkacak pinggang di samping ranjangnya.
"Cepat mandi, sekarang sudah hampir telat. Ya Tuhan, semakin besar kau semakin sulit dibangunkan," omelnya seraya keluar dari kamar tidur Yoojung. Indra-indranya sedang menyesuaikan diri. Memproses informasi bahwa situasi sebelumnya hanyalah mimpi. Sebelum pada akhirnya gadis itu sadar ia tidak punya waktu lagi dan bergegas untuk mandi.
* * * * * *
Jujur saja seharian ini Yoojung tidak bisa melupakan mimpinya itu. Ia ingat bahwa keluarganya pernah mengalami kebakaran, tapi yang dia ingat dia terbangun di ranjang rumah sakit. Dia tidak ingat kejadian sebelum itu. Entah mengapa ia menjadi penasaran. Sebenarnya hal itu hanyalah mimpi bercampur dengan pengalamannya yang tidak lengkap atau potongan ingatannya yang tidak sengaja terkubur dalam-dalam?
"Lil lady," suara Ben mengagetkannya lebih dari biasanya. Ia ingat, suara di dalam sana terus menerus meneriaki panggilan itu. Tapi Yoojung sendiri tidak yakin apa suara itu memanggilnya atau memanggil orang lain?
"Kau tidak apa? Dari tadi pagi kau banyak melamun," ucap Ben seraya memasangkan helm ke kepala Yoojung. Gadis itu sendiri hanya menghela nafas berat dan meminta maaf.
Bahkan dalam perjalanan mereka Yoojung tampak diam menatap Ben melalui spion. Seperti ada sesuatu yang ingin gadis itu katakan. Ben sendiri tidak bisa menampik bahwa dirinya penasaran.
"Ada sesuatu terja-"
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya, Ben?" tanyanya cepat menginterupsi pertanyaan Ben.
"Maksudku sebelum kau memperingatiku tentang pembunuh itu," imbuhnya lagi. Mendengarnya, Ben justru memberi senyum penuh arti pada Yoojung.
"Menurutmu bagaimana awal kita bertemu?" tanyanya yang justru membuat Yoojung semakin bingung. Semakin banyak pertanyaan dalam kepalanya.
"Kurasa yang baru kuingat bukanlah awal kita bertemu," gumamnya pelan disertai dengan helaan nafas berat.
"Well, aku tidak tau apa yang kau pikirkan tapi mungkin saja. Mungkin saja kita bertemu tapi kita tidak bertegur sapa?" tanyanya dengan seringaian tipis penuh makna. Yoojung menggelengkan kepalanya.
"Bukan, bukan seperti itu, Ben," Yoojung menggigit bibir bawahnya. Ragu untuk menceritakan pada Ben apa yang baru saja terjadi padanya.
"Aku bermimpi kau menyelamatkanku. Tidak, aku tidak melihat wajahmu. Tapi aku bisa merasakan itu kau. Hangat tubuhmu, aromamu, suara dan panggilanmu," tangannya mencengkram pinggang Ben dengan erat. Menahan suaranya yang bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magically You
RomanceLelaki misterius yang datang bagai sihir dan hilang secepat kilat seperti menggunakan sihir. Lagi-lagi, sepertinya lelaki itu memang menggunakan sihir, karena Yoojung dengan mudah jatuh hati padanya. Seperti tersihir akan pesonanya.