Part 1

19 3 0
                                    

Citra POV

Namaku Citra Georgia. Aku sudah lulus SMA. Seharusnya, sekarang aku kuliah. Tapi aku sudah merintis karirku. Setelah lulus SMA, ibuku menyuruhku untuk langsung ikut ambil bagian dalam dunia permodelan.

Ya, aku memang suka dengan hal-hal berbau fashion and beuty.  Ibuku mulai melihat bakatku sejak aku kecil. 

Aku mau menjadi seorang model, namun disisi lain aku juga ingin melanjutkan sekolahku.

Apa boleh buat. Ibuku memaksaku untuk menjadi model. Aku tidak bisa menolak beliau. Akhirnya aku turutin deh.

Kadang aku berpikir. Aku bukan anak ibu dan ayahku. Entahlah, mungkin anak pungut atau semacamnya. Karena mereka sangat keras padaku. Aku melakukan kesalahan sedikit saja, orang tuaku memarahiku seperti aku telah menabrak seseorang. Omelan mereka bisa merambat kemana-mana. Dari yg tadinya di omelin gara-gara mecahin piring, bisa sampai ke tingkah lakuku lah, nilai jelekku lah, dan sebagainya.

Pada masa itu aku hanya bisa berlari ke dalam pelukan kakakku dan menangis.

Anthony Georgia. Kakak laki-laki ku. Dia terkadang menyebalkan, namun terkadang membuatku merasa menjadi orang beruntung memiliki kakak sepertinya. Aku menyayanginya.

~~^^~~

Hari ini aku ada pemotretan. Namun anehnya ibuku menyuruhku untuk pulang lebih awal hari ini. Biasanya ibuku paling anti mengganggu pekerjaanku. Tapi kali ini dia berbeda. Aku heran.

Aku mencari-cari bang Billy untuk meminta ijin. Akhirnya aku menemukannya sedang berbicara dengan juru kamera. Aku segera berjalan ke arahnya.

"Bang billy!" Teriakku padanya. Dia langsung menoleh. "Citra? Kenapa?" Tanyanya padaku.

"Bang maaf ya, mama nyuruh aku buat pulang sekarang. Gpp kan bang?" Bang Billy diam, berpikir sebentar.

"Em...ya udah deh, boleh. Abang nyuruh Naomi aja buat gantiin kamu." Ucapnya. "Oke bang. Makasih ya." Kataku sambil melambaikan tanganku berjalan ke arah pintu keluar.

Aku menyusuri trotoar mencari bus yg lewat. Aku pun menemukan bus yg mengarah melewati rumahku.

Sesampainya di rumah, aku terkejut melihat mobil  yg sangat asing. Ini bukan mobilku, ini mobil siapa?

Aku segera memasuki rumah. Terlihat banyak orang asing di ruang tamuku. Mereka duduk sambil berbicara dengan orang tuaku.

Ibuku yg melihatku pulang langsung menghampiriku. Dan menggandengku untuk duduk di sebelahnya.

"Wah, ini anakmu Han? Cantik sekali." Ucap seorang perempuan yg sepertinya seumuran dengan ibuku. Disebelah perempuan itu duduklah suaminya yg sangat rapi dengan jasnya menatapku bersahabat.

Aku yg bingung hanya bisa balas tersenyum.

"Ma, ini ada apaan sih?" Bisikku pada ibuku. Ibuku tidak menjawab. Dia hanya tersenyum.

"Oh iya, ini temen mama. Namanya tante Rika." Ibuku memperkenalkan wanita itu. Tante Rika langsung menyalamiku. "Saya Citra te." Ucapku lalu balas menyalaminya.

Tak lama, seorang pemuda berjalan ke arah kami.

Rambutnya berantakan namun tetap rapi. Dia memakai kemeja agak ketat memperlihatkan dada bidangnya. Langkah kakinya membuat jantungku semakin berdetak kencang. Senyumnya menyesakkan nafasku. Satu hal yg dapat disimpulkan. Tampan.

"Maaf, agak lama. Apa yg ku lewatkan?" Ucapnya dengan suara yg berat. Jantungku semakin menjadi mendengar suaranya.

Pemuda itu duduk di samping Tante Rika yg sepertinya ibunya. Dia menatapku. Aku menjadi kaku.

"Nah, pas banget. Kenalin ini anak tante. Namanya Nathan." Katanya lembut padaku. Tante Rika menatap laki-laki bernama Nathan itu, mengodenya untuk menyalamiku.

Dia mengulurkan tangannya. "Nathan." Ucapnya sambil tersenyum. Aku semakin mati kutu dibuatnya. Aku membalas menjabat tangannya. "Ci-Citra." Jawabku. Semoga saja dia tidak menyadari kalau tanganku gemetaran.

"Citra umur berapa?" Tanya ayah Nathan padaku. "Saya 18 tahun om."

Aku semakin bingung apa yg terjadi sekarang. Someone, tell me anything.

"Kalian jangan kaku gitu dong." Ucap ibuku. Aku bertanya-tanya. Kenapa?

"Kalian kan mau di jodohkan."

"APA?!" Teriakku tanpa aku sadari. Aku sangat terkejut.

Ibuku langsung mencubit pahaku. Aku meringis kesakitan.

Anehnya Nathan tidak menampakkan wajah kagetnya. Dia hanya tersenyum datar. Ada apa dengan semua orang di sini?

"Ta-tapi, aku masih 18 tahun. Aku masih terlalu kecil." Kataku hati-hati. Aku menatap ibuku kecewa. Apa lagi yg akan mama lakukan padaku?

"Siapa bilang kalian akan menikah? Kalian tunangan dulu." Apanya yg berbeda. Sama saja itu akan merusak masa depanku.

"Kamu mau kan, Citra?" Tanya Tante Rika dengan nada sangat memohon. Aku benar-benar bimbang sekarang. Aku kembali menatap ibuku. Haruskah aku melakukannya?

Ibuku mengangguk, seakan-akan membaca pikiranku.

"I-iya te, sa-saya mau." Jawabku ragu.

Mereka terlihat sangat bahagia. Kecuali kami--maksudku aku dan Nathan. Menyebut namanya saja membuatku bergetar.

Aku tidak percaya akan ditunangkan dengan orang yg sama sekali tidak ku kenal.

Entah kenapa aku menerimanya. Ini sudah terlanjur. Mau tidak mau aku harus melakukannya. Aku harap bertunangan dengannya bukan keputusan yg buruk. Aku harap......









Part satu dikit ya?
Sorry:)
Makasih ya:)
Tell me your Sugesstion, please:)
-phalosa-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay With Me!  || ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang