VIII. Selamat tinggal

3.9K 672 73
                                    

Jangan lupa vote + comment ya! 👑🌹

Setelah tragedi tamparan tadi, saat ini aku hanya bisa berdiam diri di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah tragedi tamparan tadi, saat ini aku hanya bisa berdiam diri di kamar. Sakitnya masih terasa, perih sekali. Sejujurnya aku masih menyayangkan sifat mama yang tidak berubah, selalu saja melampiaskan semua emosinya kepadaku atau ke Kak Hyunjin ketika selesai bertengkar hebat dengan papa.

"Memang salah ya kalau aku seperti anak remaja yang lainnya? Pergi keluar, jalan-jalan mencari hiburan dari lelahnya belajar?"

"Stttt.... Sudah, jangan terus menyalahkan dirimu seperti itu."

Aku yang duduk memeluk lutut langsung mendongak, sedikit terkejut karena ia berdiri tepat disamping ranjangku. Padahal tadi Jeno ada di daun pintu dan hanya memperhatikanku yang terus menangis.

"Kau ini menangis tapi sama sekali tidak mengeluarkan air mata." Jeno menyugar rambutku sehingga membuat wajahku terpampang jelas dihadapannya. Aku sedikit meringis ketika jemari dinginnya mengusap bekas tamparan tadi.

"Aku lelah, sepertinya air mataku sudah habis gara-gara aku menangis setiap kali mereka bertengkar."

Jeno mendengus, "Kompres dulu memar di pipimu itu dengan air dingin. Kau bisa mengambilnya di kamar mandi, setahuku kamar mandi orang kaya suhu airnya bisa diatur."

"Nanti saja, aku terlalu malas untuk melangkahkan kakiku."

"Sekarang Hwang Ally."

Aku hanya menatap Jeno dengan heran. "Kenapa kau jadi cerewet seperti ini?"

"Aku tidak cerewet, aku hanya perduli denganmu."

Hanya perduli ya?

"Iya iya..."Aku berdiri lalu melangkahkan kakiku ke kamar mandi. Setelah mengambil air dengan baskom kecil, aku lalu mengambil handuk kecil dan duduk disebelah Jeno di karpet.

Jeno hanya diam memperhatikan aku yang mengompres memar di pipiku. Sampai tiba-tiba Kak Hyunjin menghubungiku via panggilan video, aku panik sekali. Tapi pada akhirnya aku mengangkat panggilannya. Ia bertanya padaku kenapa pipiku terlihat bengkak, ditambah lagi kedua mataku seperti terlihat habis menangis. Aku mencoba berbohong, tapi Kak Hyunjin tahu kalau aku mencoba membohonginya.

Kak Hyunjin bilang, ia akan segera pulang kalau aku tidak kuat dengan situasi rumah saat ini. Setelah panggilan diakhiri, aku mendengus geli melihat ekspresi serius Jeno yang rupanya memperhatikanku.

"Kenapa?"

"Ekspresimu lucu sekali."

Jeno mendengus kemudian ia bangun dari posisi duduknya. "Tidurlah, jangan terlalu banyak pikiran. Jangan sampai kau stres."

Tepat ditengah malam, aku terbangun dari tidurku. Tiba-tiba aku mendengar suara kedua orang tuaku yang sepertinya bertengkar lagi di ruang keluarga. Bahkan aku sempat terkejut ketika mendengar bantingan kaca sampai pecah, ditambah lagi jeritan mama yang membuatku menjadi takut.

Shadow | Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang