Risau

16 0 0
                                    

Mata cantik yang biasanya bermain, bibir yang biasanya tidak henti berucap kini bungkam tiada kata. Bahkan suara tawa yang bersautan disekitarnya tidak mampu membangunkannya dari lamunan.

"Hahahaha.... gila sih lo mah, tapi sumpah filmnya bagus"

"Gak ah biasa aja"

"Bagus dodol!"

"Eh, sstt, sstt"

Hening seketika menyelimuti.

"Reeya kenapa?" Tanya Kanatya pada teman-temannya, membuat yang lain memandang Reeya.

Gadis itu sedang melamun, menatap lurus ke arah lukisan bungan baby breath yang menggantung di samping tempat tidur Almara.

"R—"

"Sst, gue punya ide" ucap Kiraya memotong ucapan Laven.

"Reeya! Di rambut Lo ada cicak Re!"

"Aaaa!!! Mana mana Aaaa!!! Bunda!" jerit Reeya sambil membersihkan rambutnya.

"Itu itu"

"Mana?!"

"Hahaha... gak ada wle" ejek Kiraya

"Ish, Kiya!!!" omel Reeya memukuli Kiraya menggunakan bantal membuat yang lainnya tertawa.

"Ngeselin tau gak sih!"

"Lagian lo dari tadi ngelamun, ngelamunin apa sih?! Ha?"

"Tau!"

Ceklek

Semua menoleh ke arah pintu, seorang anak kecil perempuan membawa senampan minuman dan kue kering.

"Hehe, maaf kakak-kakak ganggu. Ini ada camilan" ucap Indah, adik Almara.

Semua duduk di tempatnya semula, kecuali Iresta yang membantu Indah menaruh minuman dan dua toples kue kering di meja dekat tempat tidur Almara.

"Oh iya, tadi pas kakak-kakak baru masuk ada dua laki-laki di depan. Kayaknya temen kak Mara juga" ucap Indah.

Semua saling tatap satu sama lain, tatapan yang penuh tanda tanya.

"Masa Arsen? Gak mungkin lah dia orang" ucap Kiraya

"Mungkin aja, tadi Langit tanya-tanya gue" sanggah Reeya. "Btw, gue duluan ya. Udah ada yang nunggu di rumah"

"Siapa?" tanya teman-temannya serempak.

"Kasur, hehe" jawabnya sambil berlalu dari kamar Almara.


"Yee dasar tante kunti!" omel Kiraya sambil melempar bantal ke arah pintu.


🌵🌵🌵


"Makannya kok gak dihabisin?"

"Kenyang mah, Langit ke kamar ya"

Sang mamah hanya mengangguk, dan merapikan meja makan yang menyisakan dirinya dan anak bungsunya.

Entah mengapa malam ini Langit terlihat beda, tidak seperti biasanya yang senang sekali menjahili adiknya. Jangankan menjahilinya, menyapanya sejak dia berada di rumah pun tidak.

"Bang Langit lagi jatuh cinta ya mah?" tanya Aozora, adik perempuan Langit yang masih sibuk dengan makannya.

Mamahnya mengernyit heran sambil tetap merapikan meja makan. "Gak kok, Zora tau dari siapa?"

"I only guess"

Jawaban putrinya membuatnya terkekeh. "Mungkin bang Langit lagi banyak tugas, jadi suram gitu mukanya"

"Jadi kayak monster hahaha"

"Hahah, Zora Zora ajaib kamu"



Di kamarnya, Langit hanya membolak balik buku yang berada di hadapannya. membukanya kemudian menutupnya kembali, membukanya menutupnya kembali begitu seterusnya sampai sebuah kertas berwarna biru muncul dari sela halaman buku.

Ia mengambil kertas itu, dan membaca tulisan diatasnya. Sebuah partitur music classic yang tertulis rapi.

"Sejak kapan ada kertas ini?" batinnya.

Perlahan ingatannya memutar ke suatu kejadian yang bisa menghadirkan kertas itu di dalam bukunya.

*

"Partitur gue ilang!"

*

"Shit, gue lupa" umpat Langit sambil mengacak rambutnya.

"Itu anak pasti masih nyariin sampai sekarang"

Dalam resahnya ia benar-benar memikirkan Reeya, ucapannya di depan ruang musik bukanlah bualan. Tetapi entah kenapa ia merasa aneh dengan dirinya sendiri, ia memang ingin bersama Reeya namun perasaannya belum sepenuhnya untuk Reeya.

Ada satu tujuan yang ingin dipenuhinya hanya untuk Reeya, setelah saat itu ia menatap mata cantik yang satu itu.

Tok, tok, tok

"Tidur Lang, udah malam besok kamu berangkat pagi lho"

Ucapan mamahnya membuat Langit menatap jam yang menggantung di dinding atas meja belajarnya. Jam sudah menunjuk pukul 23.55, entah berapa lama ia melamun sampai tidak terasa sudah hampir tengah malam. Dengan segera ia merapikan bukunya dan bersiap untuk tidur.




Bukan hanya warna biru yang sedang menjadi kelabu.
Warna kelabupun sudah semakin menggelap seiring berjalannya jarum detik.






To Be Continuo....

Biru Sendu [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang