🌟🌟

5K 440 39
                                    

"Ge, yang lain saja. Kan kau tau aku takut dengan hal-hal seperti itu."

"Tapi kau kan sudah janji."

"Yang lain saja, ge."

"Kalau begitu tidur saja lah, tidak usah nonton."

"Tidur? Masih terlalu awal ge."

"Kau sendiri yang bilang tidak mau."

"Tapi ge ... baiklah baiklah. Ayo nonton."

Setelah beradu mulut hampir 5 menit karena masalah genre film yang akan mereka tonton, keduanya akhirnya duduk di sofa di kamar mereka dan mulai menonton. Yibo yang memang tidak suka dengan film horor dengan terpaksa ikut menonton karena sang gege pasti merajuk jika ia tidak mengalah dan akan sulit untuk dibujuk kembali. Yibo tidak mau liburannya berakhir dengan dirinya diabaikan Xiao Zhan. Ia sudah bersusah payah mengajak Zhan ge liburan dan malah dicuekkan? Lebih baik ia tidak menyentuh motor kesayangannya selama sebulan penuh daripada dicuekkan sang gege tersayang seharian.

"Apa yang kau pahami dari filmnya kalau bantal itu terus menempel diwajahmu?"

"Aku masih bisa mendengar percakapannya, ge."

"Memangnya kita sedang mendengar radio? "

"Kan sama saja, ge. Kalau kau hanya melihat saja tanpa mendengar memangnya bisa paham?"

"Tapi ini benar-benar tidak seram Lao Wang."

"Gege nonton saja. Jangan pedulikan aku. Kan kau yang mau nonton."

"Membosankan."

Memang sejak film diputar hingga sudah berjalan hampir 40 menit, bantal yang dipeluk Yibo tak pernah lepas dari wajahnya. Ia benar-benar tidak berani melihat bahkan mengintip saja ia tidak punya nyali. Tapi, sebenarnya ada yang ia perhatikan daritadi. Ya, wajah Xiao Zhan. Si gege terlalu fokus dengan film yang ia tonton sehingga tidak sadar bahwa daritadi ada yang terus memperhatikannya.

Yibo mengedipkan matanya beberapa kali dan memalingkan wajahnya ketika tiba-tiba Xiao Zhan menoleh kearahnya.

"Kenapa?"

"Ah, tidak apa-apa. Oh, aku lapar ge."

"Lalu?"

"Aku pergi beli makanan dulu ya."

"Kau ini. Kenapa mau pergi? Kan akhirnya aku jadi nonton sendirian. Filmnya masih 1 jam lagi, Yibo"

"Tak apa lah ge. Kan memang kau yang tertarik dengan filmnya. Atau jangan-jangan sebenarnya kau tak berani nonton sendirian?"

Senyuman nakal muncul diwajah Yibo yang berniat menggoda si gege.

"Siapa bilang? Yang takut itu kau makanya pakai alasan mau beli makanan."

"Aku benar-benar lapar ge. Mau titip makanan apa?"

"Aku tidak lapar. Kau saja."

"Kau harus makan ge. Terakhir kita makan sore tadi. Ini sudah jam 8 malam. Nanti kau sakit."

"Ya sudah. Sama kan saja dengan makananmu."

"Oke. Aku pergi dulu ge."

"Mn. Jangan lupa bawa mantelmu. Diluar dingin sekali."

Pria yang lebih muda segera pergi keluar dan tidak lupa membawa mantelnya. Sedangkan yang lebih tua memilih untuk melanjutkan film yang belum selesai ia tonton walaupun ia merasa tidak seru nonton sendirian. Memang Yibo tidak ikut melihat filmnya sedari tadi, tapi Xiao Zhan tidak begitu suka nonton sendirian.

Sudah 15 menit sejak film yang diputar berakhir dan Yibo belum kembali juga. Xiao Zhan sudah menelponnya berkali-kali tapi tidak kunjung diangkat dan tidak ada balasan pada chatnya.

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang