sixteen.

1.4K 97 22
                                    

Hanbin mengutak atik ponselnya dengan sibuk. Sudah seminggu ini Jinhwan sulit untuk dihubungi. Pria berhidung bangir itu susah payah meminta Jinwoo memberikan nomir ponsel Jinhwan. Ia sudah seminggu ini bolak balik ke kafe hanya untuk mencari sosok omega manis itu.

Dan hari ini, sambil terus mengirim pesan pada pria yang membantunya mencari Song Yunhyeong itu, Hanbin kembali ke kafe. Sekarang pukul empat sore dan jalanan sedikit ramai. Mobilnya ia parkirkan dengan rapi dan beranjak keluar. Segera menuju ke pintu kaca dengan tulisan buka itu.

Bruk,

Saking buru-burunya, Hanbin tak sadar menabrak seseorang. Kepalanya menoleh mencari siapa gerangan yang ia senggol. Dan di sana, lelaki dengan mata sipit dan rambut ikal. Badannya berisi terlihat hanya dari kemeja kebesarannya dan celana jeans sobek-sobek. Ntahlah, aura pria itu seperti ia kenal.

"Maaf, aku tak lihat." Pria itu menunduk pada Hanbin. Bersikap sopan diluar penampilannya yang berandalan.

"Ah ya, aku juga terlalu terburu-buru. Maaf." Hanbin membalas menunduk dan kembali melesat masuk ke kafe. Pikirannya masih mencari Jinhwan sekarang.

Pria yang ditabrak sebelumnya, berkerut heran memperhatikan tingkah Hanbin yang terburu-buru. Tapi ia juga tak terlalu peduli. Dengan gesit ia turut masuk ke dalam dan menyelinap ke arah bar, berencana mencomot satu donat sesuka hatinya. Kafe inikan milik kakaknya, tak ada salahnya ia mengambil apapun yang ia inginkan disini.

"Jiwon-ah, kau kebiasaan ya mengambil donat dari etalase!" Jinwoo melihatnya dan mengomel.

Pria itu, Jiwon, hanya terkekeh. Jinwoo juga sudah cukup dekat dengannya dan tak masalah. Dengan senang hati ia menggoda Jinwoo yang sibuk menata beberapa donat kembali ketempatnya.

"Jinwoo-ya, Hanbin datang kembali." seorang karyawan menepuk pundak Jinwoo dan memberitahunya akan kedatangan tamu itu.

"Lagi? Ah, apa dia tidak lelah seminggu ini bolak balik kafe hanya untuk mencari Jinhwan?" Omel Jinwoo, suasana hatinya nampak buruk.

"Siapa Hanbin? Untuk apa dia mencari Hyung-ku?" tanya Jiwon, yang masih asik mengunyah donat comotannya.

"Pria itu sepertinya suka pada kakakmu dan terus mencarinya."

"Oh, Jinhwan-Hyung bisa laku juga! Sayang sekali ia sudah mating dengan pria kaya."

Jinwoo berbalik dengan mata membulat.

"HAH?"

"Eh?"

"SERIUS?"

"Iya, pelan-pelan Jinu Hyung, aku takut tatapanmu" Jiwon menunduk, sedikit menahan tawa karena raut Jinwoo yang berubah begitu tahu Jinhwan telah mating.

"Dengan siapa? Siapa?"

"Kau sudah tahu orangnya Hyung,"

"Oh astaga! Jangan bilang pria alpha supe--"

"Sssttt! Jangan katakan superior disini! Kakak akan mati kalau begitu!" Jiwon dengan buru-buru menutup mulut pria tinggi manis itu.

Tentu saja Chanyeol sudah memperingati anak bungsunya itu. Keluarga Koo adalah superior terpandang. Betapa hancurnya nanti jika masyarakat tahu putra semata wayang Koo Kai itu mating dengan seorang omega. Kasta terbawah yang sangat ditolak di antara kalangan superior. Jinhwan bisa saja menjadi incaran, bukan hanya karena bisa memperburuk marga keluarga, ia bisa saja di manfaatkan pihak ketiga untuk menghancurkan kekuasaan keluarga Koo.

"Jinwoo-ah! Kau sudah dicari pria itu sedari tadi! Segeralah kesana!" panggil karyawan yang sebelumnya telah memanggil Jinwoo. Dengan hati berat, Jinwoo memutuskan meninggalkan bahasannya dengan Jiwon dan mendatangi Hanbin.

Coffee Café || JunHwan 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang