Kota Besar, katanya

24 3 0
                                    

Hujan turun mengguyur kota Medan yang katanya salah satu kota terbesar di Indonesia. Dengan perlahan seorang gadis melewati setiap mobil yg berhenti di lampu merah.

Duaaarrrr ...

Salah satu ban motornya masuk ke lubang yg tidak kelihatan. Air hujan menutupi kebobrokan pemerintah. Ia mencoba menggas motornya, ban tetap dalam lubang.  Lalu ia mencoba menarik motor sekuat tenaga. Tidak ada perubahan.

Ah ia tak bisa menolong dirinya sendiri sedangkan hujan semakin deras.

Ia melihat sekeliling, mana tahu ada orang yang sedang berjalan atau pengendara motor lain yang sudi membantu. Nihil.

Si gadis berusaha lagi. Tidak mampu.

Lampu sudah menunjukkan warna merah. Perlahan pengendara mobil memberhentikan kendaraannya. Sebuah mobil melewati acuh. Mobil kedua pun begitu. Pengendara mobil selanjutnya memilih menjaga jarak. Tidak ada pertolongan.

Untung saja air hujan sudah membasahi wajahnya, mengalahkan airmata yang mulai mengucur. Badannya bergetar. Asa mulai putus.

Tidak ada yang kelihatan berusaha menolong seorang gadis ditengah hujan. Tidak seorangpun. Matanya berkeliling mengiba bantuan. Akhirnya Tuhan melihat mata itu.

Gadis itu memejamkan matanya dan dengan sekali tarikan ban motornya lolos. Ntah kekuatan darimana.

Orang-orang masih di dalam mobilnya. Hujan masih turun deras. Kehidupan masih tetap berjalan.

Tidak ada yang salah dengan hujan, hanya orang-orang di bawah hujan yang harus dipertanyakan kemanusiaannya.

Ah si gadis lupa, ia sedang berada di kota besar (katanya)

Kota Besar (Katanya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang