Episode 1

13 2 4
                                    

Seseorang pria tengah berkemas, ia memasukan barang barang yang harus ia bawa.

"aku harus pergi jauh dari sini!! Dimana tak seorangpun yang bisa menemuiku. Maafkan aku..!! Aku HARUS pergi..!"

Pria tadi selesai memasukan barang yang terakhir. Sebuah kardus, ENTAH apa yang berisi didalam kardus itu sampai ia tak rela saat kardus itu akan terjatuh.

"Untung!! Kalau terbanting! Pecah semua didalam!!"

Dia berbicara sendirian.

Dalam perjalanan,.. Pria tadi terus menerus memperhatikan kardus tersebut.

Ketika sudah jauh dari kota, ia tiba di tempat terpencil, ada rumah yang usang disana, serta tak jauh ada sebuah danau indah membentang.

Pemuda itu usianya sudah tergolong tua, 50 TAHUN. Mengapa ia harus pergi? Apa alasannya pergi? Dia punya masalah apa? Dan apa isi yang ada pada kardus itu? Pembaca jadi penasaran!!

Di lembah lereng gunung itu, begitu asri, tak ada polusi sedikitpun. Pria tadi terlihat memasuki rumah cukup luas tadi, ada garasi juga untuk menempatkan mobilnya.

Ia mulai membereskan tempat itu, rumah yang sudah luntur catnya, terlihat banyak retakan, dan didalamnya sungguh tidak terawat.

Sepuluh tahun pria tadi tinggal seorang diri dalam kedalaman hutan, ia sekarang mengambil sebuah kardus, ia memasukan tangannya dan mulai mencari sesuatu.

Ia temukan foto dengan seorang wanita dalam foto itu,..

"sindi.. Apa kabarmu..? Sekarang kau mungkin telah berbahagia!, Kan? Selamat tinggal!!" hiks..

Apa yang terjadi dengan pria ini hingga dia menangis, Ben surto terlihat mengeluarkan secarik kertas dalam kardus. Ia membaca setiap kata disana,..

Ben! Kau berada dimana..? Aku tahu ben, kita memang belum berjodoh. Orang tua kita belum merestui. Tapi kau jangan khwatir ben!! Kita bisa menghadapinya.. Ya bersama sama..

Jangan menghilang lagi dari pandanganku!! Aku merindukanmu ben! Jaga dirimu itu.

Kau jarang makan dan minum! Kau terlihat kurus.

Aku tau kau kecewa dengan yang telah terjadi ini..

Tapi,.. Aku tetap.. Mencintaimu ben!!
HANYA mencintaimu saja. Walaupun kita tak bisa bersama dalam ikatan suci pernikahan. Tegarlah ya.. Aku juga akan berusaha tegar!!

Itulah isi dari pesan itu,.. Kertas itu juga terlihat lusuh di bagian bawahnya, kelihatannya yang menulis ia sambil menangis.

Ben mulai membaca lagi, kali ini ia keluarkan surat lainnya. Surat itu cukup indah ada bingkai diatasnya.
Ben mulai membaca isinya..

Ben..

Aku ingin minta maaf terlebih dahulu padamu,.. Maafkan aku.

Bulan lalu ketika penolakan yang menghinakan bagimu, dan kini tibalah saat perjodohanku. Aku tak menginginkannya Ben percayalah..
Aku hanya mencintaimu..
Hanya kau..

Aku tak berdaya menolak ben, orang tuaku mengancam akan menghabisimu, aku takut kehilanganmu, aku terpaksa menerima perjodohan ini.

Selagi tak ada diriku,.. Hiduplah dengan tenang ben, jangan fikirkan aku. Aku akan baik baik saja. Kau harus bahagia ben. Meskipun tanpa diriku.

I LOVE YOU..
Pangeranku.. Selamat tinggal.. Untuk selamanya..

" hiks... Hiks... Ssiinnddiii.... SINDI.... Aku MENCINTAIMU... Mana mungkin aku bisa bahagia tanpamu.. Mana mungkin.. Hiks.. Hiks.. Kau jangan berkata seperti itu.. Kau.. Aaakkhhh..." ben memukul kayu disebelahnya, meluapkan emosinya yang membara sekarang.

Ia memasukan surat surat itu kedalam kardus kembali, mengusap air mata yang kini membasahi pipinya.

Ben menyimpan kardus itu dengan hati - hati, sekarang ben menuju gudang belakang ia sedang mencari sesuatu.

"aah.. Ini dia..!!" ia memegang sebuah alat pancing dan sember cukup besar.
Ia mulai melangkah keluar dari gudang, tak lupa menguncinya kembali.

Ia pergi menuju danau, disana suasananya sepi, air danau itu jernih biru.

2 jam ben menunggu umpan itu dimakan, namun tak ada pergerakan. Kalau ia tak dapat ikan dia tak bisa makan. Bosan menunggu ia memutuskan ke pedalaman hutan mencari buah untuk dimakan.

Ketika sampai di depan hutan, ada ledakan yang terjadi persis di tempat ben duduk.

DUAARRRR...

Seketika ben langsung berbalik badan.

Ia tekkejut, melihat kilat kilatan putih dan kuning saling beradu..

Ben terduduk memandanginya ia tak tau apa ini. Dia tak bisa melakukan apapun.

Dalam sekejap kilatan putih tadi terjatuh. Tersungkur ke tanah.

Betapa terkejutnya ben, ternyata kilatan putih tadi juga seorang manusia.

Disana terbaring lemah seorang gadis berparas cantik dan ia menggendong anak balita yang usianya sekitar 1 tahun.

Dari kejauhan kilatan kuning mencoba menyerang kembali. Namun terhalangi oleh cahya biru yang menghilangkan keduanya.

Cahaya kuning tadi menggeram. Dan perlahan menghilang.

Ben sungguh bingung melihat kejadian itu. Ia berbalik menuju hutan. Tapi, langkahnya terhenti saat sebuah tangan menghentikannya.

Terkejut ben ber balik badan menatap orang itu.

"siapa kau?" tanya ben.

Ia menatap pria usia 30 tahun. Berparas tampan dan gadis di sebelahnya yang tengah terkapar tidak sadar juga terlihat sepantar dengan usia laki laki ini.

"siapa kau?" ben bertanya untuk yang kedua kalinya.

"aku RAMLI. Pak anda tolong jaga anak saya..!!" pria bernama ramli ini menyodorkan balita itu pada ben.

"eehh.. Tunggu tunggu..!! Ini bukan acara tv kan..? Kau bukan siapa siapaku.. Masa harus merawat bayimu.. Tidak tidak!!" ben menggeleng.

" tolong, ini bukan hanya masalah duniamu. Ini masalah duniaku juga. Anak ini dalam bahaya jika terus bersama kami,.. Orang tuanya. Tadi cahaya yang bapak lihat menyerang istriku, dia musuh kami yang amat kuat. Tolonglah.. Rawat dia.. Namanya TAMARA..!!" ramli kembali menyodorkan anak iti.

Ben seketika terkejut, mengetahui nama dari sang anak ini.

'ben KALAU kita punya anak!! Kita namakan tamara yuk!! Pasti cocok..'
Nama ini yang selalu sindi ucapkan padaku. Ternyata.. Ohw...

Ramli menepuk bahu ben.
Tanya di matanya ramli.

"huuf.. Baiklah.. Aku akan merawatnya. Apakah anak ini juga punya kekuatan sepertimu?" ia bertanya.

Ramli menggeleng, "Tidak.. Dia normal. Maka itu rawat dia, dan bilang saja kami bekerja di luar negri. Ini.." ramli menyerahkan 1 buah buku cek kosong.

"tabungan ku tak terbatas. Ambil jika butuh." seketika ramli dan istrinya itu menghilang.

Kini tinggallah, TAMARA dan BEN saja Berdua.

Tamara ( GIRL BEAUTY )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang