The First Days

52 12 0
                                    

'Today:New School,new friends and new experience;)'

Itulah bunyi note activity Zara.Statusnya pun akan berubah menjadi pelajar berdasi abu-abu hari ini.Terdengar keren,kan? Dia akan pergi menjelajah dunia abu-abu meninggalkan dunia biru yang selama tiga tahun belakangan dia jalani suka-dukanya.

Selimut hangat sudah dia tinggalkan beserta kasur empuk yang nyaman.Zara bersemangat sekali pagi ini.Bayang-bayang indah tentang masa-masa SMA begitu mendominasi isi kepalanya.Tau apa sih dia? Membayangkannya pun terinspirasi  dari drama yang ditontonnya semalam.

Tak berselang lama setelah kaki jenjangnya melangkah cepat keluar dari kamar mandi,saat ini Zara sudah berpakaian rapi.Hari ini adalah hari terpenting,hari yang paling dinanti-nanti setelah sekian lama.Dia bersekolah di sekolah paling favorit di daerah ini yang test masuknya saja sangat ketat.Dari 1000 siswa yang mendaftar hanya 350 siswa yang diterima.

Zara sangat beruntung bisa menjadi kategori yang kedua,diterima.

Wajah berseri seakan tidak rela pudar menghiasi wajahnya sampai dia terduduk di meja makan yang telah tersaji  berbagai menu sarapan,dia masih mempertahankan senyum cerianya.

Mama yang datang dari arah dapur pun,menangkap kebahagiaan yang sedang mendera putrinya.Wanita hangat itu ikut tersenyum simpul.

"Hmm,pagi-pagi gini udah ada yang senyum-senyum sendiri,ahh,Mamah jadi takut,Ra."kata Mamah setengah meledek Zara yang sedang mengoles selai coklat pada roti miliknya.

Dia mengerucutnya bibirnya,pura-pura kesal."Ah,Mamah nih.Inikan hari pertama Ara masuk sekolah jadi,Ara tuh seneeeng banget.Ara gak sabar ketemu temen-temen baru.Pokoknya It's the best day,Mom!"pekiknya dengan mata berbinar.

Mamah masih menumpuk piring yang berantakan di meja makan.Mamah tak menyangka sekarang putrinya sudah mulai beranjak dewasa secepat ini.Baru kemarin rasanya,Zara kecil menangis minta naik odong-odong Mang Jali dan menangis ketika ngompol dimalam hari,sekarang sudah jadi anak SMA.

"Mah,Ayah belum pulang?"

"Ayah pulang besok,masih ada urusan,katanya,Ra."

"Kalo,Abang sama Kaka?Kok,tumben gak pada  berisik minta makan."

"Kamu tuh bisa aja.Abang masih betah nginep di rumah Om Imam.Kamu berangkat sama Dimas aja,ya.Kaka udah berangkat pake sepeda sekalian mau latihan buat pertandingan di Bandung minggu depan."

Zara manggut-manggut mendengar penuturan Mamahnya.Zara itu anak bontot dan satu-satunya anak perempuan di keluarga ini.

Makanya,dia diperlakukan seperti berlian yang tidak boleh lecet sedikitpun.Dia punya dua bodyguard gratisan yakni siapa lagi kalau bukan dua kakak laki-lakinya plus Dimas,kakak sepupunya.

Dia,Dimas dan Kakanya,Arga,mereka akan satu sekolah mulai sekarang.Ini membuat Zara memperoleh banyak sekali keuntungan.Salah satunya dapat tebengan gratis setiap hari.Betapa bersyukurnya Zara akan hal itu artinya Uang Jajannya Aman Sentosa!

Tidak seperti Zara masih SMP tukang antar jemputnya masih Abangnya.Bang Dani yang menempati posisi  tertinggi sebagai anak sulung tengah dipusingkan oleh skripsi dan tetek bengek tugas perkuliahan yang nampaknya begitu menguras tenaga,pikiran juga waktunya yang semakin tersita untuk memenuhi tuntutan studinya.Abang jarang dirumah dengan beberapa alasan diatas.

Jadilah,Bang Dani yang rajin nginep ke tempat Om Imam alasannya supaya lebih  dekat ke kampusnya.Padahal sih,biar aman kalau ketemuan sama Mbak Rara,pacarnya yang kebetulan tinggal bertetangga dengan rumah Om Imam.Hikmahnya:Cowok itu suka modus!

Beda lagi sama Arga si anak kedua.Dia atlet balap sepeda.Dialah orang yang menjadikan rumah ini sangat penuh oleh piala,piagam penghargaan balap sepeda dan tak sedikit pula medalinya yang mengantung di ruang tamu yang kian hari tak henti-hentinya bertambah.

Cocok disebut figur kakak yang sangat potensial dan begitu membanggakan.Akhir-akhir ini dia juga sibuk latihan balap untuk kejuaraan di Bandung,seperti kata Mamah tadi.

Tanpa kedua orang ini yang biasanya  sangat berisik saat minta jatah makan,rumah rasanya kehilangan jiwanya.

Hampir lupa,Ayah!Ayah juga begitu sibuk menangani urusan bisnisnya.Saking sibuknya sekali- dua kali dalam seminggu Ayah rutin terbang keluar kota untuk menghandle beberapa masalah yang dialami anak cabang perusahaan.
Suasana rumah terasa semakin sepi saja jika begini.

                    Tin--Tiiiiiinn

Klakson motor terdengar nyaring dari halaman rumah.Sambutlah tukang Ojek andalan hendak menjemput penumpang.Secara bersamaan suara Mamah ikut beradu bersaing bersama raungan mesin yang terkesan tidak sabaran.

"Ra,Mas-mas tukang ojeknya udah nungguin itu.Cepetan habisin susunya.Jangan lupa di pake jaketnya,jangan jajan sembarangan,gak boleh makan yang pedes-pedes,banyakin minum air putih,kalo mau dijemput telfon Mamah Aja,ya."Mamah menyerbu Zara lewat Petuah-petuahnya.

"Iya-iya... Mamahku sayang,Ara go to school,dulu.Bye,Mah."Ara mencium pipi Mamahnya lalu langsung menghambur ke luar menemui tukang ojeknya itu.

Tapi,mana ada tukang ojek yang tampangnya ples-ples model begini sih?Putih,tinggi,hidungnya mancung gak kalah bersaing sama hidung Shawn Mendes,deh,pinter basket,tumpangannya?Red Niinja keluaran teranyar.Kaya? Ayahnya pemilik pabrik Garmen terbesar di Jawa.Kurang apalagi?

Berbanggalah Zara mempunyai seorang sepupu modelan Dimas begitu.Bolehlah sedikit menyombongkan diri jikalau dirinya dikelilingi spesies cogan yang bersliweran dikesehariannya.Caution:Jomblo dilarang mendengki!

Melihat Zara yang melangkah pelan,Dimas jadi geram."Woy,cepetan! Kram nih tangan gue!"

"Ihh,sabar Bang Jek,ntar akyu bayar goceng,santuy aja napa.Selloooouw gitu."

Cowok berjambul mumbul-mumbul itu  monyong-monyong sendiri tak terima."Udah cepet naekkk!!!! Wajah tampan mapan budiman dari seorang pria penuh kejujuran gini dikatain Tukang Ojek.Gak liat pesona kuh apa?"

"Gak tuh,saking silaunya kali,aku gak liat Bang Jek.Kok,jadi debat sih? Udah jalan ayok sekarang!"

Senar RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang