2

37 4 3
                                    

Terima kasih banyak bagi yang sudah meluangkan waktu buat baca cerita aku. 😘😘😘

Suasanya bandara terlihat ramai. Fanya menghela nafas pelan. Pasalnya, ia sudah menunggu empat jam di sini. Pesawat yang akan membawanya ke Prencis delay beberapa jam karena ada masalah yang harus ditangani. Dan ia tak menyangka jika maskapai luar negri juga punya masalah yang sama seperti di Indonesia.

Satu pesan dari Bunda mengalihkan kebosanannya. Ia hanya tersenyum melihat pesan itu ‘Kak Ayah sama Bunda udah sampe, kakak jangan terlalu riya, istigfar yang banyak, shalawat yang banyak. Hati-hati sama orang asing, terutama laki2. Kakak udah dimana?’

Andai Bundanya tahu, ia masih di ruang yang sama setelah empat jam. Dengan sedikit senyuman ia membalas pesan itu. ‘Bunda sama Ayah juga hati2. Kakak masih di ruang tunggu  😢😢😢😭😭. Pesawatnya bermasalah jadi harus nunggu lagi... 😭😭😭’

Setelah wisuda sarjana minggu lalu, ia memutuskan pulang ke Aceh, berhubung mengisi waktu keberangkatannya ke Paris. Dan dua hari lalu, ia ke Malaysia diantar kedua orang tuanya yang juga memiliki kegiatan di negeri tetangga itu -adiknya sudah lebih dulu berangkat ke sana-.

Sebuah tas tiba-tiba muncul di depan mata, mengganggu penglihatan. Fanya mendongak, mencibir pelan ketika melihat siapa pemilik tas itu.

Yang ditatap hanya tersenyum kecil, nyengir. Siapa lagi kalau bukan Fernand, orang yang selalu usil padanya. Pria itu mendudukkan diri disebelahnya, “dunia ternyata amat sangat sempit. Buktinya kita ketemu lagi! “

“Lo ngapain disini? “ dengan nada ketus Fanya bertanya kesal. Ia sudah berada di negara tetangga dan harus kembali bertemu pria satu ini. Ah. Memanglah dunia ini sangat sempit. Atau mungkin karena ia baru ke negera dekat makanya bertemu.

“Harusnya gue yang nanya ama lo, lo ngapain disini. Udah cewek, sendiri lagi! “ bukannya menjawab pertanyaannya, Fernand malah mengatakan hal lain.

Dengan menghela nafas pelan, Fanya mencoba tersenyum, “gue mau ke Paris, beasiswa yang gue ajuin diterima.”

“Paris? “ seketika binar mata Fernand terlihat bersinar terang. Pria itu menyeringai lalu mengedip-ngedipkan mata, “kok sama sih? Dunia benar-benar kecil. Kita itu emang udah jodoh Fa, buktinya kita sama-sama mau ke Paris, terus sama-sama transit di KL!“

“Jodoh pala lo!“ ketus Fanya mencibir, menepuk kepala pria itu dengan botol minum,”ngomong-ngomong lo ngapain ke Paris?“

Fernand meringis kecil sebelum menunjuk diri sendiri dengan mata bingung tapi segera berbinar, “gue mau ngurus beberapa hal. Sekalian liburan !”

“Oo Liburan ! Tapi bukannya rencana lo mau nyari kerja? “ tanpa menoleh Fanya bertanya pelan. Tatapan gadis itu tertuju pada pasangan keluarga kecil dengan bayi mungil yang tertawa bahagia.

Sebelum menjawab Fernand mengikuti arah pandang gadis disebelahnya, lalu ia tersenyum kecil, “otak gue juga butuh rehat kali Fa. Walaupun gue juga harus kerja! “

Panggilan keberangkatan menyadarkan Fanya. Gadis itu segera bersiap, membereskan barang-barangnya, dan memastikan tidak ada yang tertinggal.

“Sini biar gue bawain barang lo yang berat-berat, lo bawa tas kecil aja! “ tawar Fernand ikut berdiri dan memakai ransel kecilnya. Pria itu tersenyum kecil mendapat tatapan ragu gadis dihadapannya. Dengan mudah ia meraih ransel Fanya, “udah biar gue bawain. Dibanding lo ditawarin bantuan sama cowok lain kan lebih baik nerima tawaran gue yang udah lama lo kenal! “

“Terserah lo lah. Dan makasih!“ ujar Fanya tulus. Ia segera menyampirkan tas selempangnya dan berjalan berdampingan dengan Fernand.

Mereka melangkah pelan melewati petugas keamanan, tak lupa menunjukkan apa yang diminta. Begitu tiba di pesawat, Fernand meletakkan barang bawaan Fanya baru mencari tempat duduknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 26, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LANGKAHWhere stories live. Discover now