Bagian 1

679 54 6
                                    

Plan membuka matanya saat hangat sinar mentari membelai wajahnya lembut. Ia langsung terduduk,menghela napas untuk mengalihkan pandangannya pada kalender diatas meja belajarnya.

"Hari pertama..."

💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔

Plan berjalan menyusuri lorong sekolah sambil memegang tali ransel di pundaknya erat-erat. Lalu lalang murid yang berlarian di koridor hampir membuatnya gila. Ia semakin cepat membawa langkah kecilnya menuju ruang guru.

"Ah!" pekik Plan lirih.

Plan sempat limbung tapi ia bisa menstabilkan tubuhnya dengan segera. Namun hal tak terduga terjadi.

"Maaf...."

Dua buah tangan kekar memegang kedua bahu Plan. Membuat Plan memundurkan langkahnya,jantungnya berdetak lebih kencang namun dingin malah yang terasa di sekujur tubuhnya. Plan jatuh terduduk di lantai dan tangan yang sama kembali dengan lancang menyentuh punggungnya.

Plan mendorong siapapun di hadapannya lalu berlari sekencang-kencangnya.

"Gak!! Jangan sentuh... Aku mohon... Jangan sentuh!!"

Plan bergumam di sepanjang langkahnya.

💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔

Mean bangkit dari posisinya yang terduduk dengan paksa diatas ubin sekolah. Ia hanya bisa menatap pria yang berlari ketakutan dari dirinya.

"Emang gue jelek banget apa??"

Mean membalikan badannya untuk kemudian bercermin pada jendela ruang kelas yang tengah dibersihkan.

"Ganteng ah..."

Ia memalingkan wajahnya ke kiri dan kanan sambil tetap memperhatikan kaca di hadapannya.

"Woy!!! Ngapain lu?!!"

Title datang dan langsung menarik bahu Mean ke dalam lengannya. Ia memperhatikan kaca di hadapan Mean.

"Ngaca??? Hahhaa... Nah gitu biar sadar diri!"

Mean melirik kearah Title.

"Tle... Masa tadi ada anak yang ketakutan gitu lihat gue."

"Anak?? Bocah?? SMP atau SD??"

"Kayanya sih SMP gitu."

"Ooh..."

Title menarik tangannya dari bahu Mean untuk kemudian melipatnya di depan dada.

"Wajar sih kalau anak SMP takut ama lu. Elu kan emang ada turunan monster. Bwauahahaaa...."

"Apaan sih Tle!! Gak lucu!"

Mean pun melengos pergi meninggalkan Title yang masih tertawa-tawa sambil melangkah mengikuti Mean.

💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔💔

Plan terduduk di atas gedung sekolah sambil memeluk lututnya. Ia yang meminta untuk kembali ke sekolah pada neneknya. 3 tahun absen,terkurung dalam kamar yang nyaman. Plan sudah mengumpulkan banyak keberaniannya untuk keluar dari kamar terkutuk itu. Ia kini bebas,kembali seperti masa lalu. Tapi nyatanya semuanya tak semudah yang ia bayangkan. Bahkan sentuhan seorang Alpha yang tak punya maksud melukai pun membuat ia hampir mati.

"Arrghhh!!!!!"

Plan menarik rambutnya dengan kesal dan pedih langsung menyerang matanya.  Ia terisak sambil terus memeluk lututnya. Wajahnya ia benamkan diantara kedua lututnya yang kecil. Bayang-bayang akan masa lalu kembali terputar. Plan merasa sesak di dadanya,tiba-tiba ia merasa seolah ingin meledak. Ia merasa kehilangan semangat lagi,pesimis. Ia ingin kembali saja pada ranjang barunya di rumah neneknya.

SlowlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang