19.05
26 September 2019
Hari-hari berjalan seperti biasa . Belajar, mengerjakan tugas, mengeluh, isu masyarakat yang semakin ricuh, putus harapan, lapar, bercanda dengan teman, dan tidur malam.
Setelah penantian lama , akhirnya Kegiatan Tengah Semester yang selama ini ditunggu diresmikan telah mengumumkan keberadaannya dengan biaya Rp. 1.200.000 . Sontak kaget saya menatap kawan sebelah , dia bilang " iya aku paham kok , sangat paham kamu mau ngomong apa. "
Kebingungan dengan biaya tambahan yang ditargetkan serta masalah finansial keluarga yang sejak lama ada , sempat terbesit di hati " Udahlah ngga usah KTS aja , toh aku nggamau kuliah di udayana." Tapi momen bersama teman lah yang saya nantikan . Akhirnya saya membuat rancangan pengeluaran dan pemasukan yang merusak mood saya saat itu juga. Kekanakan memang , bahkan saya terlanjur menangis di sebelah teman saya karena beban dari perkataan kakak yang selalu terkenang di hati saya , " kamu belajar yang pinter, jadi dokter, nanti yang bantu keluarga bantu perekonomian keluarga biar membaik ya kamu sama mas " tapi saya tahu sangan sulit bagi kakak lelaki saya untuk membantu karena pekerjaan dan kebutuhan hidupnya saat ini. Saya tahu akhirnya sayalah yang juga harus berusaha sekuat tenaga.
Dari rancangan saya diatas , saya tahu bahwa saya harus hidup sederhana dari bulan oktober hingga agustus tahun depan . Menurut saya itu waktu yang sangat lama untuk menahan diri tidak bermain dan nonton film bersama teman yakan hahaha. Setelah saya menulisnya saat pelajaran seni budaya , saat itu juga ada pembagian kelompok untuk praktik seni pertunjukkan dan anggota saya menurut saya kurang memuaskan tapi saya terbiasa dengan itu hingga terceplos dari mulut saya " Lho mesti kan , kalo yang susah mesti dikasih aku , kenapa sih? Kalian selalu ngeluh dapet orang ngga enak , tapi sesungguhnya yang sering dapat susah itu aku , aku juga ngga boleh ngeluh soalnya bagi kalian aku bisa hard carry terus." hingga temen-temen terdiam dan akhirnya bersahut-sahutan bilang kepada guru saya untuk memindah saya , tapi tentu saja guru saya tidak mau , dia bilang " sudah jangan pilih-pilih teman " pengen rasanya membalas " ini ngga pilih-pilih teman... saya hanya ingin diperlakukan adil , saya telah bersabar hampir selama satu tahun penuh tidak memiliki teman sebangku yang baik dan anda masih bilang saya pilih-pilih teman? Bilang pada mereka para pendusta yang selalu membenci seenaknya , yang bisa berlaku egois dengan bebas, sedangkan saya? Saya selalu dituntut menjadi sempurna dan sabar. "
Kemudian jam matematika wajib, saya mengerjakan tugas dalam diam , meskipun teman-teman ramai diskusi soal KTS , saya memilih memerangkap diri untuk menahan kesedihan. Hingga teman saya yang hendak bertanya cara mengerjakan saya minta duduk disebelah saya . Saya yang biasanya mengerjakan soal di papan , atau diskusi soal sulit , anehnya saya diam saja saat itu . Guru saya menyapa " Lho aku kok ngga dengar suara e luthfi blas dino iki " saya jawab tertawa " iya buu saya mikir uang hahah " beliau tau saya sudah mengerjakan tugas dengan tuntas , hanya saja beliau heran kenapa saya diam saja setelahnya . Teman depan saya yang melihat saya menghitung dengan teliti berkata " iya buu dia ngitung muluk dari tadi wkkwk " kami tertawa saja setelahnya . Lalu saya bercerita sampai menangis ke teman yang duduk di sebelah saya , kegundahan saya atas mimpi untuk menjadi dokter dan kondisi finansial . Saya selalu menangis apabila membicarakan uang , entah kenapa.
Saat pulang sepertinya guru saya tahu kalau saya menangis hahaha . Saat saya salim ,beliau menahan saya " sudah ndakpapa , kalau masalah uang , saat butuh itu insyaallah ada aja kok " tersentuh dengan kata-kata beliau , teman saya juga berkali-kali bialng " jangan overthinking fi , nanti kamu nge blank " jadi akhirnya sampai detik saya menulis di wattpad saya habiskan untuk tidur , shalat , dan bermain instagram . Sisanya saya tahu , saya harus bangun hingga pukul 12 untuk belajar dan mengerjakan tugas seperti biasa.
Yang selalu menjadi beban untuk saya adalah , saya merasa tidak sehebat itu untuk bisa jalur undangan menuju kedokteran , saya selalu berdoa dan meyakinkan bahwa saya bisa , tapi melihat teman saya yang kalau ulangan curang , cari perhatian di depan guru dan disayang guru karena kedua orang tua serta keluarganya dokter , saya merasa saya tidak ada apa-apanya . Kadang kesal dengan teman saya si anak dokter ini , tapi dia sering berbuat baik kepada saya , jadi saya bingung dengan perasaan dan perbuatan saya hahaha.
Sisanya saya berusaha tidak peduli. Saya tidak ingin bertengkar atau membenci orang sedikitpun sebenarnya. Tapi karena kebaikan saya, saya sering dimanfaatkan dan tidak dipedulikan karena bagi mereka saya mampu menghadapi semuanya. Kadang keinginan saya menjadi sesederhana " aku pingin punya temen turun tangga dan tunggu jemputan " " aku pingin punya teman yang ngingetin makan dan ketika saya terlihat tidak baik dia akan duduk di depan saya bertanya 'ada apa?' " "atau ketika pekerjaan saya menumpuk , dia akan mengelus pundak saya dan bertanya ' kamu kesulitan ta? Apa yang bisa saya bantu?' " tapi saya tahu keinginan sesederhana itu tidak akan terpenuhi karena saya berharap pada orang lain . Yang bisa saya usahakan penuh untuk terkabulkan adalah ketika saya berharap pada diri saya yang sering mengecewakan juga. Saya selalu berharap pada tuhan , tapi saya yakin jalan yang saya tempuh adalah bentuk pengabulan doa saya karena tuhan selalu memberi yang terbaik .
Sekian cerita hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
180°
Novela Juvenilsaya sebagai penulis amatir juga sebagai pemain utama profesional dari cerita ini , tiap derajat diferensiasi saya rasakan dengan sangat nyata . saya sebagai pribadi yang terbiasa jujur , menolak bohong dengan kalian . cerita fiktif yang berdasarkan...