Namanya Olla Sigaretta. Ia adalah seorang perempuan yang cantik. Bertubuh ramping dan tinggi. Kulitnya yang putih, dan rambut hitamnya yang panjang membuatnya terlihat anggun. Mata coklatnya yang coklat dan tajam pun membuat siapapun yang bertemu tatap dengannya akan meleleh. Tak jarang lelaki yang bertemu tatap dengan Olla akan merasa gugup.
Olla seorang wanita karir. Ia adalah pengusaha muda. Di usianya yang baru menginjak usia 24 tahun, ia berhasil membangun bisnisnya sendiri. Terutama dalam bidang kuliner. Ia memiliki sebuah Cafe yang dalam satu bulan bisa membuka hingga 5 cabang di kota yang berbeda. Ia mengawali bisnisnya setelah ditinggalkan begitu saja oleh mantan suaminya. Di usia pernikahan yang masih seumur jagung, Olla harus menerima kenyataan bahwa suaminya telah berselingkuh. Suaminya berselingkuh dengan sahabat Olla sendiri. Mereka berselingkuh sedari Olla masih berstatus tunangan.
Olla adalah perempuan yang sangat cerdas dan ulet. Ia bahkan hanya dalam waktu satu tahun ketika membangun bisnisnya dan kini ia tinggal menikmati hasilnya saja.
Olla sedang berkunjung ke salah satu Cafenya. Dalam satu minggu ia bisa pergi ke 4 kota yang berbeda untuk sekedar mengunjungi Cafenya. Sebenarnya tanpa harus ia mengunjungi Cafenya pun tak ada masalah. Karena Olla memiliki satu orang kepercayaannya yang ia tugaskan untuk memantau Cafe milik Olla.
"Madame," panggil orang kepercayaan Olla yang bernama Eric. Olla yang sedang berdiri termenung seraya memandang keluar jendela pun terkejut mendengar panggilan dari Eric.
"Ya?" tanya Olla kepada Eric.
"Maaf, saya mengagetkan anda. Sedari tadi saya mengetuk pintu tak ada jawaban dari Madame," ucap Eric kepada Olla. Olla pun tak menjawab, ia hanya berdiam diri. Eric yang melihat Olla seperti itu pun menjadi bingung. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi kepada atasannya ini. Eric pun memberanikan diri untuk bertanya kepada Olla, "Madame! Anda tidak apa?"
Olla pun tersadar mendengar pertanyaan dari Eric, "Iya, saya tak apa." Olla pun pergi ke mejanya. Ia kembali berkutat dengan layar laptop yang berada di depannya.
"Apakah anda membutuhkan sesuatu?" tanya Eric kepada Olla.
"Tak ada Eric, thank you" ucap Olla masih berkutat dengan layar laptop miliknya. Eric pun hanya berdiam diri saja. Ia berdiri tak jauh dari tempat Olla duduk. Mata biru milik Eric terus memandangi Olla secara diam - diam. Dalam hatinya berkata, "Perempuan cantik."
Tok ... Took ...
Suara ketukan pintu membuat Olla dan Eric serentak menolehkan kepalanya ke arah pintu. Olla pun hanya memberikan kode berupa anggukan kepala kepada Eric, tanda untuk membuka pintunya. Eric yang memahaminya pun langsung melaksanakan perintah itu.
Eric pun membuka pintu ruangan Olla. Di lihatnya seorang Manager Cafe milik Olla yang bernama Roy berada disana.
"Ada apa?" tanya Eric kepada Roy.
"Seorang wanita ingin bertemu dengan Madame Olla," ucap Roy tersebut hati - hati.
"Siapa?" sahut Olla dari dalam ruangan.
"Olliiiiee!!" teriak seorang perempuan yang langsung masuk menerobos Eric dan juga Roy yang berada diambang pintu. Olla terkejut mendengar teriakan itu. Ia pun segera mendongakkan kepalanya dan mendapatkan sebuah pelukan dari wanita itu.
"Senaa!!" ujar Olla terkejut. Sena pun tak mempedulikan Olla yang meronta untuk dilepaskan. Sena merasa sangat senang bertemu dengan Olla. Sudah hampir 2 bulan lamanya Olla pergi mengasingkan diri dari sahabat - sahabatnya. Olla tak pernah membalas satu pun pesan dari Ketiga sahabatnya.
"Akhirnya aku menemukanmu," tukas Sena seraya melepaskan pelukannya terhadap Olla.
"Kau tau darimana?" tanya Olla.
"Seperti biasa, aku mengikuti tangan kananmu yang tampan," ujar Olla seraya tersenyum genit kepada Eric. Eric yang mendapatkan senyuman genit dari Sena pun hanya menundukkan kepalanya malu.
"Eric!!" panggil Olla kepada orang kepercayaannya tersebut.
"Ya, Madame."
"Kau bagaimana bisa seceroboh ini?" tanya Olla.
"Maaf, Madame."
"Sudahlah, bukan salahnya. Aku saja yang terlalu pintar" pungkas Sena seraya merebahkan tubuhnya diatas sebuah sofa empuk di sudut ruangan Olla.
"Eric, bisa tolong tinggalkan kami berdua?" tanya Olla mereda. Dengan sigap Eric pun pergi dari ruangan Olla.
"Kau kenapa? Apa yang kau sembunyikan dari kami?" tanya Sena kepada Olla menuntut sebuah penjelasan.
"Aku sedang tidak ingin membicarakannya," tukas Olla.
"Why? Because it's about your Ex?" tanya Sena seraya terbangun dari rebahannya.
"Shut up." Olla pun pergi meninggalkan Sena seorang diri di ruangannya. Sena pun hanya melihat punggung Olla yang berjalan pergi. Ia merasa bersalah telah mengatakan itu kepada Olla. Ia sangat tahu bagaimana sahabatnya itu sangat sensitif dengan seorang pria yang menjadi mantan suaminya. Sena pun segera meraih ponselnya untuk memberikan kabar kepada kedua sahabatnya yang lain. Ia pun memilih untuk video call grup agar lebih mudah.
"Halo ..." ucap Sena mengawali pembicaraan.
"Kau menemukan Olla?" tanya Fio yang cemas dengan keadaan Olla.
"Ya, aku menemukannya. Tapi ..." ucap Sena terjeda.
"What?" tanya Tessa.
"Aku melakukan kesalahan," tutur Sena menyesal.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Fio.
"I know ..." ujar Tessa mengerti.
"Apa?" tanya Fio yang masih belum mengerti apa kesalahan dari Sena.
"Seperti biasa, dia tidak mengontrol ucapannya. Did you ask about her Ex?" Tessa menebaknya dengan sangat akurat.
"I'm so sorryy" ucap Sena sangat menyesal.
"Damn!" maki Fio kesal. Mereka bertiga pun hanya berdiam diri. Tak ada yang bersuara dalam sambungan video call grup tersebut.
"Kau tau hotel tempat menginap Olla?" tanya Fio kepada Sena.
"Aku tak tahu," ucap Sena.
"Oh God!" seru Tessa.
"I'm sorry guys" ucap Sena lagi.
"It's okay."
"Biarkan saja Olla menyendiri. Kita akan menemuinya bersama setelah aku pulang dari Dubai," ucap Tessa.
"Okay, aku akan melanjutkan persiapan pameran busanaku untuk minggu depan," tutur Sena.
"Dimana?" tanya Fio.
"Singapore"
"Aku akan datang. Minggu depan aku ada pertemuan dengan klien di Singapura," ujar Fio
"Okay, kita seret Olla untuk pulang," ajak Sena kepada Fio.
"Wait, tunggu aku pulang," ujar Tessa. Sena pun tak menjawab dan langsung mematikan sambungan video call grup tersebut.
Di sisi lain, Olla sedang pergi menuju apartemennya. Ia pun merasa bersalah telah meninggalkan Sena begitu saja. Namun, Olla merasa kesal karena Sena telah menyebut penyebab utamanya menyendiri dari kehidupannya. Olla pun berniat untuk menghampiri Sena lagi. Ia merasa tak seharusnya seperti itu kepada sahabatnya sendiri. Sahabat yang selalu ada untuknya. Sena pun pasti menyusulnya ke Singapura karena khawatir.
Olla pun memutar balik arah mobilnya. Ia kembali melajukan mobilnya menuju Cafe miliknya. "Mungkin Sena masih disana," pikir Olla. Olla pun memacu mobilnya sedikit lebih kencang. Kemudian ...
Braakkkk ...
Bersambung ...
Hai kira - kira apa yang terjadi dengan Olla ya, jangan lupa vote, like, dan comment ya. Kasih kritik dan saran boleh :) Follow Ig author juga ya ravita_yo :) Selamat membaca ya, salam manis dari author :)
YOU ARE READING
Red Lipstick
RomanceOlla, Sena, Fio dan Tessa, mereka adalah empat wanita yang di pertemukan karena masalah yang terjadi pada diri mereka masing - masing. Mereka tak sengaja bertemu di sebuah Bar ternama yang terletak di tengah Kota. Pertemuan mereka yang tak sengaja i...