#3

147 15 1
                                    

"Hehehe.. iya bang." jawab Rasya santai

"Hah, apa? Lo manggil gue apa?" tanya Refy 

"Bang. Iya abang." jawab Rasya polos

"Bang? Lo pikir gue abang lo?!" ucap Refy memunggungi Rasya, menggelengkan kepala dengan senyuman sarkas

"Bukan sih. Terus saya harus manggil apa? Mas, Kak, atau apa?" tanya Rasya  bingung

"Anak jurusan mana lo? " tanya Refy membalikkan badan dan mendongakkan kepalanya

"Jurusan ilkom bang. Btw abang sendiri anak jurusan apa bang?" tanya Rasya tanpa ada rasa takut

Tak ada jawaban dari Refy. Refy hanya membuang muka sambil menggemeretakkan tangannya keras.

"Lo mau ngapain kesini bocah? Mending lo minggir aja deh. Gak usah ikut campur." tanya Azka mengisyaratkan Rasya untuk mundur

"Iya ini bukan urusan lo, mending lo balik lagi ke asal lo." ucap Kino melemahkan tekad Rasya

"Maaf bang kalo menurut abang-abang ini masalah kayak gini bukan urusan saya, tapi menurut saya jelas ini urusan saya bang. Jujur aja saya gak suka ada senioritas atau tindakan kekerasan lainnya di kampus kita ini. Dan kalo saya gak salah denger tadi abang bilang saya bocah? Waduh gak terbalik tuh? Bukannya kelakuan temen abang ini yah yang kayak bocah? Menindas yang lemah, seakan dia yang paling berkuasa disini."

"Udahlah bang, kita ini kan udah sama-sama dewasa nih, ya kalo ada masalah diselesaikanlah dengan kepala dingin dan layaknya seperti orang dewasa, jangan dengan tindakan kekerasan kayak gini, kalo kayak gini jatohnya kayak bocah banget bang." tambah Rasya menasehati Refy dkk

"Gila tuh anak berani banget ngomong begitu ke Refy dkk."

"Itu anak semester 1?"

"Iya itu anak semester 1. Anak ilkom katanya."

Ucap beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang berkerumunan kagum dengan keberanian Rasya.

"Oh gitu ya?" tanya Refy menaikkan satu alisnya menatap Rasya

"Iya gitu bang."

"Tadi lo bilang gue apa? Kayak bocah?" tanya Refy yang perlahan maju mendekati Rasya

"Iya bang kayak bocah." jawab Rasya datar

"Coba lo ngomong sekali lagi yang kenceng di kuping gue." ucap Refy mendekatkan kuping nya ke arah Rasya

"Kayak bocah!!!" ucap Rasya lantang

Bug!!!!

Tiba-tiba tanpa basa-basi Refy yang masih dikendalikan oleh amarahnya itu meluncurkan satu bogeman mentah yang mendarat dengan mulus di pipi Rasya. Semua orang pun terkejut. Tak terkecuali Keina. Keina yang saat itu masih di dalam gedung kantin melihat kejadian tersebut dari balik kaca, hanya bisa terdiam terpaku, menahan agar tidak menangis melihat teman baru nya itu dipukuli.

Keina pun merasa bersalah pada Rasya karena gagal mencegah Rasya untuk tidak menghampiri Refy dkk. Ia juga terus menyalahkan dirinya yang ingin menghampiri Rasya, namun rasa takutnya yang besar mengurungkan niat Keina untuk menghampiri Rasya.

"Fy, udah fy. Lo salah sasaran ini mah fy." cegah Rama menahan Refy erat

"Lepasin gue, Ram! Gue juga pengen kasih pelajaran buat nih anak (read: Rasya) biar ga usah ikut campur urusan orang!" berontak Refy

"Iya Fy. Tapi gak gini caranya! Lo cari masalah baru ini namanya!" bentak Rama pada Refy

Tiba-tiba Bu Lala -Dosen paling killer di shining university- datang dari arah kerumunan setelah ada yang mengadukan adanya perkelahian di depan gedung kantin.

Andai Aku Tak MengenalmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang