Siapa bilang ruang BK itu menyeramkan?
Untuk seorang Aiden, ruang BK tak lebih menyeramkan dari terkunci didalam ruangan gelap tak berventilasi.
Sebuah ruangan kecil yang memiliki AC, lalu dua buah sofa empuk yang berada dihadapan meja guru BK, menjadi semakin lengkap karena terdapat sebuah dispenser panas-dingin yang berada dipojok ruangan itu. Mustahil bagi seorang Aiden tidak betah duduk berlama-lama disitu.
Seperti sekarang saja. Ketika Aiden dihukum untuk tidak mengikuti ujian tengah semester dengan hanya duduk diam di ruang BK, tanpa ada satu pun guru yang mengawasinya. Malah membuat Aiden semakin santai hingga menaikkan kedua kakinya diatas meja.
Kedua jempolnya semakin lihai meliuk-liuk diatas layar benda pipih yang ada di genggamannya. Dengan asyiknya, Aiden memiringkan hpnya untuk bermain game online kesukaannya.
"Kalau gini tiap hari sih gue nggak akan males-malesan buat berangkat sekolah." Ucap Aiden seraya memfokuskan pandangannya ke layar hp supaya tidak lengah.
Mobile Legends. Game yang terkenal seantero sekolahnya itu tengah menjadi candu bagi Aiden untuk terus memainkannya.
Dan benar saja. Mulutnya selalu mengucapkan sumpah serapah ketika hero jagoannya terbunuh oleh hero lawan.
"Anjir bangsat! Skin bego satu ini ngapain toxic di tim gue sih!"
Di menit ke tujuh ini, hero jagoan Aiden sudah mati sebanyak empat kali. Dan itu karena salah satu hero dari timnya menjadi racun, atau sampah yang kerjaannya hanya nge baff dan berputar-putar ditempat tanpa mau menolong."Ah mati lagi kan! Tim tolol! Pada buta map kali ya mereka, dasar bego! Masa dari tadi gue mulu yang jadi korban?! Sialan!"
Entah Aiden sedang mengomel pada siapa, yang jelas mulutnya saat ini sama sekali tidak bisa dikontrol.Sambil menunggu heronya kembali hidup, Aiden berdiri untuk mengambil segelas air dingin dari dispenser yang berada di pojok ruangan itu.
Betapa segarnya air yang masuk melalui mulutnya itu, yang dalam sekejap membasahi lambungnya hingga terasa dingin.
Setelah minum, Aiden kembali duduk untuk melanjutkan gamenya dengan posisi kaki yang kembali ia naikkan keatas meja.
Aiden memang baru beberapa bulan bermain game ini. Namun nyatanya saat ini ia sudah mengklaim game itu sebagai game kesukaannya. Wow luar biasa!
Bukan hero dari tank, fighter, assassin, atau hero lainnya yang menyerang dari jarak dekat. Aiden lebih suka menggunakan hero hanabi, atau hero yang biasa orang-orang sebut sebagai ninja perempuan cantik yang menyerang dari jarak jauh.
Hero hanabi adalah yang terbaik dari hero lainnya, menurut Aiden. Tanpa peduli akan teman satu timnya yang kadang membuli dirinya karena memakai hero marksman yang dianggap lemah dan mudah mati.
"Atas lah coeg! Jangan tengah semua gila, pada tolol amat tim gue!" Teriakkan Aiden semakin kencang, setelah dirinya menyalakan chat suara satu tim yang kebetulan semua timnya juga mengaktifkan itu.
Tak lama, teman satu tim Aiden menyahut, "Yang lain aja, gue capek kena stun dari si johnson."
"Gue juga." Kata teman satu tim Aiden yang lainnya.
Aiden pun akhirnya mengalah. "Ah elah yaudalah kalau gitu badang keatas sama gue. Bilang kagak mau, gue tinggal afk nih!" Ancam Aiden.
Pemilik hero badang itu akhirnya mengiyakan. "Yaudah ayo!"
Kolaborasi antara hanabi dengan badang itu awalnya berjalan lancar. Aiden bisa membunuh tiga hero atas bantuan dari badang, yah walaupun salah satu turet bagian atas mereka telah roboh. Ketika badang hendak meninju hero lawan, datanglah johnson milik lawan yang tengah menjadi mobil dan menabrak hero hanabi milik Aiden.
KAMU SEDANG MEMBACA
D E N A V A
Short Story[HIATUS SEMENTARA] Ini adalah kisah awal dari kehidupan seorang Aiden Li Ansheng, dan Galaxy Avandromeda. Tahukah kalian, apa yang akan terjadi dimasa depan? Akan kah sosok Ibu yang telah lama berada jauh dari Aiden, akhirnya mengajak Aiden untuk un...