CHAPTER 1

19 2 0
                                    

??? POV

Hei, perkenalkan namaku SILFIA MAHARANI, seorang siswi yang duduk dibangku Sekolah Menengah Atas yang mempunyai nilai di atas rata-rata, bukan bermaksud sombong, tapi itu memang kenyataannya. Aku selalu mempunyai nilai yang sempurna di sekolah, dan itu membuatku memiliki banyak teman, tapi meskipun aku memiliki teman yang banyak tapi tetap saja teman yang sangat aku sayangi adalah teman masa kecilku yang selalu satu sekolah denganku, namanya VINA MELLANI, dia adalah seorang gadis yang cantik dan baik keorang-orang yang ada disekitarnya.

Selain di sekolah, aku juga terkenal diluar sekolah, para orang tua teman-temanku juga sangat baik denganku dan selalu memujiku, yang membuatku selalu sangat malu ketika mendengarnya.

Ohya, aku juga punya seorang adik yang cantik dirumah. Tapi entah kenapa dia selalu menatapku tajam setiap kali aku bertemu dengannya. Itu membuatku takut dan jarang menemuinya walaupun kita berdua satu rumah.

SILFIA MAHARANI POV END

Dipagi hari yang biasa, terlihat segerombolan manusia yang memiliki kesibukan tersendiri dihari yang sibuk ini, di dalam gerombolan itu terlihat dua orang siswi SMA yang sedang berjalan bersama ke sekolah.

"Ah!, kenapa sih hari ini harus sekolah!, mana tugas belum di kerjain lagi!" ucap siswi itu ke temannya

"Kau banyak mengeluh Vina, kalau kau belum mengerjakan tugas, aku akan dengan senang hati membantumu" ucap siswi yang ada di samping siswi yang tadi mengeluh

"Wah beneran!!, kau memang teman kecilku yang baik Silfia" ucap Vina senang sambil memeluk siswi yang ada disampingnya A.K.A Silfia Maharani.

"Terimakasih pujiannya, tapi bisakah kau melepaskanku Vin. Malu diliatin orang" balas Silfia dengan senyum canggung ke arah orang-orang yang memperhatikan mereka berdua.

SAAT WAKTU ISTIRAHAT DI SEKOLAH

"Silfia kekantin bareng yuk!"

"Sama aku aja Sil, mumpung aku dikasih uang jajan lebih sama nyokap nih!, aku traktir deh!"

"Keperpus yuk Sil!, cari buku bagus buat dibaca!"

"He'em (Angguk), cari buku yuk sama kita keperpus!"

"Sil, kamu mau kemana?, perpus atau kantin?, jawab dong! masa diem aja"

Begitulah kira-kira ajakan mereka ke Silfia sambil mengerumuni bangku Silfia.

Sementara Silfia hanya duduk manis dikursinya sambil tersenyum canggung kearah siswi-siswi yang ada disekelilingnya. Yah..., begitulah. Silfia bingung mau menerima ajakan temannya yang mana. Sementara Vina yang merupakan teman masa kecinya hanya duduk diam di bangkunya sambil menyalin jawaban Silfia kebukunya.

Begitulah kegiatan mereka selama satu menit, sampai sebuah suara menghentikan mereka.

"Semuanya tolong menyingkir, sang pangeran sekolah mau menemui sang putri!" ucap gaje seorang siswa ke sekumpulan siswi yang ada didepan bangku Silfia, kemudian setelah itu kembali muncul dua orang siswa yang membelah kerumunan siswi tersebut.

Setelah para siswi menyingkir, terlihat seorang siswa tampan yang merupakan siswa tertampan dan terkaya disekolah tersebut, yang membuat para siswi berteriak nyaring olehnya.

"Hei Silfia, bagai mana kabarmu?" tanya siswa itu

"Aku baik-baik saja kok Wil" balas Silfia kepada siswa laki-laki itu atau mungkin sekarang yang kita kenal WILIAM

"Sukurlah kalau begitu, nanti malam aku akan menjemputmu dirumah jam tujuh malam!" ucap Wiliam yang membuat semua orang yang ada di kelas terkejut kemudian memandang Silfia yang juga terkejut dengan pernyataan tiba-tiba Wiliam.

"Ah, maap. Nanti malam aku ada acara keluarga, jadi tidak bisa" balas Silfia setelah sadar dari keterkejutannya.

"Yah, sayang dong. Sepertinya aku mengajakmu di waktu yang kurang tepat, tapi sebagai gantinya kau hari ini harus makan bersamaku dikantin!. Tenang saja kok, aku yang traktir!" ucap Wiliam dan kemudian menarik paksa Silfia keluar kelas meninggalkan para murid yang masih terdiam karena mendengar ajakannya ke Silfia tadi. Coba saja kalian bayangkan seorang laki-laki yang dingin dan irit bicara, tiba-tiba mengajak seorang gadis jalan di depan banyak orang. Apakah kepalanya terbentur sesuatu?, mungkin itu yang ada di kepala para siswa dan siswi di dalam kelas.

Dikoridor menuju ke kantin. Silfia mencoba untuk melepas tangannya dengan paksa dari cengkraman tangan kasar Wiliam. Tapi tidak berhasil karena perbedaan kekuatan mereka yang jelas lebih kuat Wiliam yang merupakan seorang laki-laki.

"Wiliam!, lepasin gak?!, sakit nih" ucap Silfia, wiliam yang mendengarnya hanya menoleh kebelakang sedikit kemudian sedikit melonggarkan pegangannya.

"Maap" ucap Wiliam singkat tampa menoleh lagi. Dan silfia menghela napas mencoba memaklumi sikap laki-laki yang ada di depannya.

DI KELAS

"Hei, si Silfia itu jual mahal banget sih!" - siswi A

"Kau benar, tadi dia nolak ajakan kita, tapi eh!, pas si Wiliam ngajak jalan ke luar juga gak mau, sok jual mahal banget sih mentang-mentang pintar, tapi akhirnya dia setujukan makan bareng di kantin ama Wiliam yang ganteng"- siswi B

"Kau juga benar, tadi pas aku ajak ke perpus gakmau, mentang-mentang pintar, diajakin keperpus gakmau. Padahal tadi aku ngajak dia keperpus juga karena aku mau nanyain soal tugas, bukan ngajak beneran. Kalau dia nanti nolak keperpus lagi, bagaimana nanti nasib nilaiku, pasti di omelin mama lagi"- siswi C

"Iya ih, bikin kesel aja!, selalu di omelin mama kalau nilaiku kecil, dan pasti tiap mama ngomel, mama pasti ngomong gini 'Andai saja Silfia itu anakku' atau 'Cobalah untuk jadi seperti Silfia yang pintar' begitu. Ihh tuhkan saat inipun aku mendengar suara mama yang ngomongin Silfia, Silfia, dan Silfia terus!!, bikin kesal tau gak?!" ucap siswi D sambil menutup kedua telinganya

"Terus aja ngomongin Silfia tampa melakukan apa-apa, seharusnya kalau kalian memang membenci Silfia, kalian harus berbuat sesuatu padanya dong. Midalnya membullynya gituh!" ucap Vina yang tiba-tiba nimbrung dengan para siswi dan juga perkataannya membuat seisi kelas terdiam sambil melihat Vina tidak percaya.

"Kau serius Vin?" tanya siswi B yang mewakili yang lain bertanya

"Tentu saja aku serius, meskipun aku teman masa kecilnya, tapi tetap saja aku membencinya dari dulu. Dia selalu menyebabkan orang tuaku selalu membandingkanku dengan dia, dan dia juga selalu mengambil semua yang aku punya, hingga perhatian kedua orang tuaku, dan lebih parahnya lagi adalah, dia mengambil laki-laki yang aku cintai dari dulu" ucap Vina yang lagi-lagi membuat seisi kelas terdiam memikirkan perkataannya.

"Jadi bagaimana?, apa kalian semua setuju?, kalau setuju angkat tangan kalian!" lanjut Vina dan kemudian semua siswi dikelas bahkan para siswa yang mendengar percakapan mereka ikut mengangkat tangan.

"Baiklah kalau begitu. Bersiap-siaplah Silfia, karena sebentar lagi kau akan berada di bawah kami" ucap Vina dengan senyuman kejam yang menjalar keseluruh penjuru kelas.

TBC

Catatan:
Maap bila ada penulisan kata yang salah (Maklum masih belajar) dan sesuatu yang menyinggung kalian yang membaca.

Sekian dan terima kasih.

HUMANITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang