Tiga Hari Untuk Selamanya

Sekilas

Gue yang males-malesan ngurusin kuliah yang makin berantakan, memilih untuk menjaga Kafe setiap hari untuk mencari ketenangan.
Sebenernya sih, dengan selalu bolos ngampus ga sepenuhnya bikin gue bahagia beneran. Tetapi kebetulan, Kafe ini memang milik bokap gue yang sudah meninggal 3 tahun silam.

Gue merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, yang diberikan amanah oleh bokap untuk meneruskan usaha Kafe yang sudah ia dirikan sejak 10 tahun yang lalu.
Kedua saudara gue, memilih untuk berada di jalur yang berbeda dari orang tuanya.
Raden yang merupakan kakak laki-laki gue, memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya di dunia otomotif.
Sedangkan Carissa yang merupakan kakak perempuan gue, memutuskan untuk mengembangkan minat dan bakatnya yang berada di dunia designer.
Kalau lagi kumpul keluarga besar pasti obrolannya ribet. Karena passion di antara kami yang berbeda-beda, menjadikan introgasi yang di lontarkan oleh om-om dan tante-tante kami sangatlah lama. Karena pastinya harus menanyakan usaha kami satu persatu secara bergantian.
Nyokap memilih untuk tinggal bersama Raden yang sekarang sudah menikah dan memiliki seorang anak laki-laki yang masih berumur tiga tahun.
Nyokap sengaja meminta untuk tinggal bersama Raden. Alasannya, dia gamau ganggu kehidupan gue dengan Carissa yang belum memutuskan untuk berkeluarga. Nyokap mah gitu, anak perempuannya belum selesai kuliah udah disuruh nikah.

Ngeliat zaman yang semakin maju dengan berbagai macam pilihan tempat nongkrong di daerah Jakarta, gue memutuskan untuk mengembangkan usaha gue supaya ga ketinggalan dengan kafe-kafe kecil yang baru berdiri di sekitar sini. Dengan begitu, gue meminta Daniel yang merupakan teman akrab gue sejak SMA untuk membantu mengembangkan Kafe peninggalan bokap yang semakin hari kayaknya semakin sepi di kunjungi orang-orang.
Bukan hal yang mudah ngurusin usaha ginian sendirian. Yang ada, nanti gue malah mati masih jadi perawan.

Memutuskan untuk lebih fokus pada pekerjaan kebanding kuliah menjadikan hidup gue mulai berubah perlahan-lahan.
Sampai akhirnya tanpa sadar, perasaan gue dengan laki-laki yang terakhir gue pacari-pun mulai hilang.

Hingga akhirnya, hubungan di antara kami-pun berakhir. Kisah cinta selanjutnya-pun segera lahir..