pocong

786 78 28
                                    


“dek, kamu merinding gak?”

“enggak kak, gak merinding. kita kan lagi nonton horror. ciee kakak takut.”

seungwoo melempar popcorn ke arah hangyul yang mengejeknya. jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam namun mereka berdua masih asik menonton film horror di ruang keluarga rumah mereka. hanya cahaya dari layar televisi yang menerangi ruangan itu, menambah kesan mistis selain dari suara-suara menegangkan dari film.

Tok Tok Tok

suara ketukan dari luar di jendela ruang keluarga mengejutkan kedua bersaudara. mereka menoleh ke arah sumber suara akan tetapi tak ditemukan siapapun disana. seungwoo menelan ludah kasar, bulu kuduknya mulai berdiri karena takut.

“gyul, kita tidur aja yuk.”

“tapi kak filmnya beㅡ”

Tok Tok Tok

“tuhkan aku bilang apa ayo tidur!”

seungwoo menggenggam tangan hangyul lalu segera menyeret adiknya ke kamar. dia melihat kembali ke arah jendela. langkahnya terhenti. rasanya jantung seungwoo hampir keluar dari dadanya saat itu juga ketika dia melihat… pocong.

“g-g-gyul, p-po… poㅡ”

“pororo?” timpal hangyul. dia belum menyadari ada pocong yang berdiri di luar jendela mereka. seungwoo menggelengkan kepalanya cepat.

“p poㅡ” seungwoo terlalu takut. tubuhnya tak dapat berkutik. meskipun pocong itu memunggunginya namun tetap saja bentuknya menakutkan. seungwoo semakin kesusahan berbicara saat pocong itu mulai menggoyangkan badannya.

“ponari?” seungwoo menggelengkan kepalanya. matanya dia pejamkan rapat-rapat.

“nngg… takut…” seungwoo meremas tangan hangyul kuat-kuat.

“kak sakit ih! liat apaan sih?!” hangyul menoleh, matanya terbelalak mendapati sosok putih berdiri di luar jendela.

hangyul terus memperhatikan pocong itu sampai dia merasa ada yang ganjil. pocong itu menghadap membelakangi kaca jendela, seperti tidak niat untuk menakut-nakuti target.

“bentar kak aku samperin.”

“loh kok disamperin!”

hangyul melepas genggaman tangan kakaknya kemudian berjalan menuju jendela.

“hei, pocong lagi ngapain?” tanya hangyul sembari mengetuk jendela beberapa kali.

“lagi… berdiri...” sahut pocong itu, suaranya berat.

“ya aku tahu lagi berdiri. tapi aku mohon kamu pergi ya. kakakku takut.” ucap hangyul dengan nada selembut mungkin. dia pikir si pocong akan luluh.

“gyul udah lah ayo tidur!”

tiba-tiba suara nada panggilan masuk khas ponsel iphone terdengar, namun bukan berasal dari dalam ruangan melainkan dari si pocong.
“loh pocongnya bawa hp kak!”

“hah?”

“siapa nih yang jahilin kita kak!” hangyul bergegas lari keluar rumah untuk menangkap basah si pocong. sial bagi si pocong yang kesulitan berlari akibat tali yang mengikat kedua kakinya. seungwoo pun berlari mengikuti hangyul untuk menangkap si pocong.

mereka berdua mendengus kesal mengetahui bahwa pocong yang menjahili mereka adalah yohan, saudara tiri mereka sejak sebulan yang lalu.

“sudah kuduga pasti yohan!”

“tapi tadi kakak takut!”

seungwoo dan hangyul mendekati yohan, mata seungwoo menatap tajam pada saudara tirinya itu.

“kenapa jahilin kita sih?!”

yohan menampakkan senyum canggung pada keduanya.

“ya abis gak diajak nonton bareng.”

“kirain kamu lagi main keluar kan tadi.”

“iya main keluar karena kita emang belum akrab. gue pengen deket sama kakak baru, sama adek baru.” elak yohan. sebenarnya, niatnya memang untuk menakut-nakuti seungwoo dan hangyul. dia baru saja pulang dari nongkrong bersama teman-temannya. ketika melihat seungwoo dan hangyul sedang menonton film horror, ide nista itu tiba-tiba saja muncul.

“sini masuk kerumah!” dengan kesal seungwoo mencengkram pundak yohan, menyeret paksa yohan ke dalam rumah. untung saja tali yang mengikat kaki yohan sudah dilepas.
seungwoo mendudukkan yohan di sofa ruang tamu. dia menyilangkan tangan sambil terus memberi tatapan kesal pada adik tirinya itu. dirinya sudah sangat ketakutan tadi.

“buka kainnya gyul.” suruh seungwoo.

“eh jangan kak! jangan disini, gue gak pake apa-apa.”

seungwoo dan hangyul saling bertatapan. mereka dilema tetapi dilain sisi, penampilan yohan memang menakutkan.

“kita buka aja gyul.”

“iya kak ayo.”

tanpa basa-basi kedua bersaudara itu mulai melepas kain yang membungkus tubuh yohan. memang benar kata yohan, dia tak memakai apapun kecuali boxer hitam.

seungwoo dan hangyul baru menyadari fakta bahwa saudara tiri mereka ini memiliki tubuh yang seksi. dan semakin diperhatikan, yohan itu ternyata tampan. tidak heran banyak orang tak dikenal yang tiba-tiba menitipkan hadiah atau surat cinta hanya untuk alpha satu-satunya di keluarga baru mereka.

“lo berdua kenapa diem?”

“kak katanya mau tidur. ayo.”

“ayo gyul tidur.”

“eh gak bisa dong! kalian harus temenin gue nonton horror!” yohan meraih tangan seungwoo dan hangyul, menuntun mereka untuk duduk kembali di sofa ruang keluarga. tanpa rasa malu, yohan duduk diantara kedua omega bersaudara itu. kedua lengan yohan merangkul leher seungwoo dan hangyul untuk mendekat ke arahnya.

mata hangyul terus menatap ke benda di selangkangan yohan. kejantanan alpha itu mulai menyembul dari balik boxer hitam, seperti ada yang terjebak didalam sana. ingin sekali hangyul mengeluarkan benda itu.

dilain sisi seungwoo juga memikirkan hal yang sama. dia menaruh tangannya diatas paha yohan. semakin keatas menyusuri kulit yang terekspos hingga telapak tangannya sampai diantara selangkangan yohan.

yohan menggenggam tangan seungwoo, kemudian mencium tangan omega itu dari punggung tangan hingga pergelangan tangan. tidak lupa yohan memperlakukan hangyul dengan cara yang sama.

“gak jadi nonton ah kalian lagi horny kan? udah malem harusnya kalian tidur. besok gue kasih surprise.” kata yohan. dia bangkit dari sofa, berjalan menuju kamar dengan seringai masih terlukis di wajahnya.

‘rasain besok gue prank lagi.’

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

boy and his step brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang