2

3 2 0
                                    

Kelas mulai ramai, dan saat aku menceritakan pada teman-temanku kejadian tadi, manusia yang entah siapa namanya itu hilang.

"yang mana sih orangnya?" tanya Putri penasaran sambil celingak-celinguk. Aku pun heran dengan temanku yang satu ini, biasanya orang celingak-celinguk jika ia mencari orang yang dikenal. Bodo amat deh.

"tadi dibelakang sana" aku menunjuk kekursi yang tadi diduduki manusia menyebalkan itu. Tapi anehnya, sekarang malah cewek yang duduk disitu, tas yang diatas mejanya juga tas merah muda, kemana tasnya yang tadi?

"namanya siapa?" Tanya Adira padaku. Seingatku aku sudah bilang kalau aku gak kenal, bahkan aku baru pertama kali melihatnya.

"ga tau Dir. Gua kan baru pindah kekelas ini" ucapku jelas.

Sedetik setelahnya bel berbunyi dan teman-temanku kembali kekelas mereka masing-masing.

Sepi. Aku gak punya satupun teman dikelas ini. Terkadang aku nyesal pindah dari kelas lamaku, tapi sudah terlanjur. Kalau aku minta pindah lagi, percayalah setelah aku mengatakan keinginanku pada kepsek, akan ada surat DO ditanganku.

***

Jam istirahat aku menunggu Putri dan Ani didepan kelas mereka. Tak lama kemudian, guru yang mengajar dikelas mereka keluar.

"bapak.." sapaku ramah dan dia membalasnya dengan sekali anggukan kepala.

Kesal kadang liatnya. Dia nih keseringan tebar pesona kemurid-murid cewek, terutama anak osis dan..

Eskul apa tuh yang anggotanya suka pake rok pendek? Yang suka angkat-angkat temannya keatas itu loh. Biasanya nyemangati kalau ada perlombaan? Apa yah? Ntah apalah itu, intinya aku gak suka.

Sejujurnya aku gak suka semua eskul. Terkecuali mungkin kalau ada eskul rebahan.

Kita kembali keguru gatal tadi. Namanya pak Susanto, dia ngajar mata pelajaran kimia dan yang paling menyebalkan, dia tetanggaku. Huff... Karena itu aku agak risih liat dia sok keren disekolah, aku tuh tau banget dia dirumah gimana. Sipecinta kucing yang juga suka main sama ayam. "dia mirip ayam"

"Fida!"

Aku terhentak kaget dan mendapati Putri dan Ani sudah didepanku. "sejak kap-"

"sejak lo ngeliatin pak Susanto sambil bilang dia mirip ayam" Jelas Ani.

Hah? Bukannya tadi itu aku ngomongnya dalam hati ya?

"lo ngomongnya lewat mulut tadi" Timpal Putri.

Masak?

"didapur" Seru Ani dan keduanya berjalan mendahuluiku.

Ada apa ini?! Apa ini sinetron?! Kenapa suara hatiku terdengar?

-

"lo ga mesan Fid?"

Aku hanya menggeleng. Entah kenapa, aku ga selera makan. Selera makanku benar-benar hilang mengingat setelah jam istirahat yang masuk kekelasku guru killer dan.. Aku ga punya jumper!!

Tadi dikelas manusia yang aku cari ga ada. Ada sih tadi tiga cowok yang gak masuk. Tapikan dia masuk? Apa dia cabut?

"Fida, Ani, liat deh" Seru Putri sambil menunjuk kearah pojokan kantin.

Aku hanya menoleh sebentar.

"ganteng banget! Dimana selama ini malaikat itu bersembunyi" Seru Putri sambil meremas tangan kami.

Ana hanya menanggapi lewat tatapan, ia seolah berkata apa-nya-yang-ganteng-?-biasa-aja-kali.

Menurutku sih jelek. Ya gimana aku gak bilang jelek. DIA MANUSIA YANG AKU CARI!!!

"Woy!!" Teriakku sambil beranjak menuju mejanya. Dari ujung mataku, aku melihat Putri kaget dengan tindakanku sedangkan Ana hanya melihat sekilas lalu kembali makan, seolah dia berkata lagi teman-teman-ku-memang-aneh-dan-begitu-agresif.

Lupakan soal Ana.

Brakk!

Aku memukul mejanya keras. Aduh, jadi kayak preman pasar.

"ganti jumper gua!" bentakku sambil menatapnya.

Dia terkejut dengan ulahku, air yang baru saja ia minum mengalir keluar dari mulutnya lantaran ia setengah menganga melihat ulahku.

"gak usah sok pikun" Kataku lagi.

Dia mengelap mulutnya dan berdiri. Dia menatapku dan perlahan mendekati wajahku.

Panas!! Wajah kami begitu dekat! Mau apa dia?!

"lupakan soal ekspresi gua tadi.." Bisiknya. Seketika bulu kuduk, bulu tangan, dan bulu kakiku berdiri.

Dia menjauhkan wajahnya dari wajahku dan kembali duduk. "besok gua ganti jumper lo" Katanya menyadarkanku dari khayalan liarku yang tak jadi dipenuhinya. Lupakan! Jangan mesum Fida!

"terus nanti gua gimana? Nanti tuh yang masuk bu Tia" kataku. Aduh.. Wajahku panas. Pasti pipiku dah merah banget nih.

Dia sih, pake ngasih harapan palsu.

"ga usah masuk. Susah banget" ucapnya dan pergi berlalu begitu saja dari kantin.

Damn It!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang