3

1 0 0
                                    

Bodoh!

Bodoh lo Fida!

Kenapa aku mengikuti saran-

Aku belum tau namanya. Dan aku malah mengikuti apa yang dia bilang. Aku ga masuk kelas dan sekarang aku sembunyi dikantin belakang.

Entah kenapa aku sebodoh ini ya Tuhan. Sekarang aku cuma bisa duduk sambil merenungkan nasibku. Yang aku takutkan, orang tuaku dipanggil karena aku gak masuk dipelajaran terakhir, ini sih nama kasusnya cabut.

"diikutin juga saran gua"

Aku membulatkan mataku melihat orang dibelakangku. Dia tiduran dimeja kantin sambil merokok. Dasar berandalan! "nyesel gua ngikutin saran lo. Oh iya, jangan lupa ju-" ucapanku terhenti saat sesuatu yang dia lempar menutupi wajahku.

"baru gua beli di TU" ucapnya setelah mengeluarkan asap rokok dari hidungnya. Ihh!

Aku memperhatikan jumper itu lalu memakainya. Pas! Pintar juga dia. Baguslah, berarti aku ga perlu nyisihin uang jajan untuk beli jumper baru.

Awalnya aku pikir dia akan kabur, dan gak mau tanggung jawab. Jadi aku berencana nabung untuk beli sendiri. Untung dia tanggung jawab. Eh,dia?

"nama lo siapa?" tanyaku.

Dia tampak tidak memperhatikan pertanyaanku dan malah menutup matanya setelah melempar puntung rokoknya. Aku gak suka dikacangin!! Aku benci kau!

"Panjang, pendek?" tanyanya tanpa menoleh kearahku.

"dua-duanya" jawabku ketus.

"Zakaria Erdana, panggil aja Dana" Jawabnya.

Wow! Namanya bagus, cocoklah sama orangnya. Maksudku wajahnya, bukan sifatnya.

Dia ganteng sih. Tapi aku udah keduluan kesal sama dia. Taulah kan, kalau udah kesal sebaik apapun dia pasti jelek dimata kita.

"Fida Viany, panggil aja Fida" kataku. Lucu juga rasanya nyebut nama sendiri.

"gua ga niat tahu atau manggil nama lo" Katanya.

Sabar Fida...

Sabar...

Gak lucukan kalau aku dipikir cabut untuk cincang anak orang. Dikantin lagi.

"oh iya. Lo sekelas sama gua ya?" Tanyaku. Aduh, aku gak kapok kapok nih ngomong sama dia. Tapi kepo!!

"lo kelas mana?" tanyanya.

Ya kan, udah buat jengkel lagi.

"tempat pertama kali kita ketemu" kataku.

"kita pernah ketemu sebelumnya?" tanyanya dengan wajah sok polosnya.

Aggrrrhhhh!!!

"T*i" Bentakku sambil mengacungkan jari tengahku dan dia hanya tersenyum melihatku.

Deg!

Perasaan apa ini? Kenapa rasa marahku hilang melihat senyumnya?

"Dana"

"ya?"

"segeralah mati"

***

Bosan.

Hari ini mama dan papa nginap dirumah tante Riani, katanya sih tante Riani melahirkan.

Mendadak aku jadi mikirin perasaan tante Riani. Pasti dia senang banget deh. Suaminya pasti curahin semua perhatiannya ketante Riani kan.

Pingin ngerasain dicintai orang yang aku cintai!

"Fi buatin gua omelet ya!" teriak Leo ketika melewati kamarku.

Huff, aku lupa tutup pintu.

Berhubung aku lagi ga ada kerjaan, jadi aku buatin aja kali ya.

"Leo!" teriakku memanggilnya.

"apa?!" teriaknya dari kamar samping.

"Pake daging tak?!" teriakku lagi.

"iya! Jangan pedas!" teriaknya lagi.

Ya aku tahu perutnya yang lemah itu gak kuat sama makanan pedas. Ga cowok banget sih dia. Katanya anak motor, tapi takut pedas. Heleh...

Aku berjalan menuju dapur. Sepi, padahal biasanya kalau gak mama, pasti ada bi Nita disini. Tapi berhubung anaknya bi Nita sakit, dia izin gak kerja sebulan ini. Katanya sih anaknya kena DBD.

Cepat sembuh ya anaknya bi Nita.

Saat aku akan mengambil telur dari kulkas, aku mendapati sebuah foto dengan ukuran sedang terletak diatas kulkas.

Memang gak pernah betul kerjaan si Leo. Bayangin aja foto dia bareng teman-temannya ada didapur. Padahal setauku dia gak pernah kedapur. Terus pertama kali dia kedapur cuma untuk ninggalin foto. Haha..

Eh tapi siapa ini? Ganteng!!

Sejak kapan Leo punya teman seganteng ini? Dan aku gak pernah lihat padahal satu sekolah? Aku terlalu sering merenungi kesialanku sih, sampai-sampai gak pernah liat bidadari cowok yang ganteng ini.

"Leo! Siapa nih namanya?!" teriakku sambil berlari kekamar Leo. Bodo amat soal omelet, hatiku butuh asupan cinta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Damn It!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang