Part 40

309 21 27
                                    

Hari ini Ranveer yang menemaniku menjalani kemoterapi dimana aku saat ini berusaha menahan rasa sakit.  Ia pun menggenggam erat tangan ku

"Yang sabar ya!! Kamu pasti kuat!! Kamu pasti kuat!! Aku akan terus berada disini menemani kamu!!" ucapnya lembut pada ku.

"Jangan khawatir!! Aku akan baik - baik saja!! Ini bukan hal yang pertama bagiku!! Aku sudah beberapa kali melakukannya dan aku sudah terbiasa!! Jadi kau jangan khawatir!!"

"Tapi tetap saja aku khawatir!!"

Aku hanya membalasnya dengan
senyum kecil. Aku tau ia pasti bisa melihat wajahku yang menahan rasa sakit.

Saat selesai melakukan kemoterapi aku langsung dibawa oleh ranveer  ke kamar. Namun saat sudah di pembaringan aku merasakan tubuh ku kian sakit. Karna tidak tahan dengan rasa sakit yang ku rasakan pandanganku sudah kabur dan aku tidak ingat apa apa lagi.

"Ishani. .".
"Sayang. ."
"Bu buka matamu"

Ranveer panik dan berteriak memanggil dokter. Tak lama dokter pun datang dan langsung memeriksa Ishani.

"Bagaimana dok?!"

"Dia pingsan tuan!! Keadaannya juga tidak baik!! Saat ini tubuhnya sudah tidak sanggup lagi untuk menerima kemoterapi itu!! Tuan tahu sendiri menjalankan kemoterapi bukan hal yang mudah!! Pengobatan ini sangat keras dan begitu menyakitkan dan sedikit menyiksa pasien!!"

Ranveer menangis mendengar hal ini.

"Lalu apa yang harus kita lakukan dok?! Apa tidak ada cara lain !? Aku mohon selamatkan istriku dok?!!  Aku mohon !!" ucap Ranveer dengan isak tangis.

"Kami terus berusaha yang terbaik!! Dan saat ini kami sudah menemukan beberapa orang yang ingin mendonorkannya!! Mudah - mudahan saja salah satu dari mereka memiliki
kecocokkan!!"

"Benarkah!? Tolong dokter selamatkan istriku!! Berapa pun biaya nya akan saya bayar!!" ucapnya lagi.

Dokter mengangguk mengerti.

"Berdoalah!!" ucapnya kemudian.

💐💐💐💐

Sore menjelang terlihat ranveer sedang menemani ishani yang kini sudah sadar. Mereka berdua mengobrol sambil bersenda gurau

"Besok shani boleh pulang kan? Shani tau pasti klo pulang hari ini tidak akan diizinkan oleh dokter" celoteh aku

"Hmm aku tidak bisa menjamin. "

"Apa shani pingsan tadi sangat lama? Apa keadaan shani saat ini semakin memburuk" kataku terlihat ranveer menghela napasnya dalam sebelum ia membuka suara

"Sudah tidak usah di pikirkan. Jika kondisi mu semakin membaik aku akan segera membawa mu ke rumah ku. Menjadi nyonya dan menantu kesayangan bagi keluargaku " ucapnya seraya menyingkirkan rambutku yang menghalangi wajahku

Aku tersenyum. Ucapan ranveer membuat hatiku bahagia.

"Aku pasti akan bahagia dan juga bersedih"

"Memangnya kenapa"

"Jika aku tinggal di rumahmu brarti aku akan meninggalkan disha. Ya walau dia adik angkatku. Tapi aku sangat menyayanginya. Ikatan saudara kita sangat kuat"

"Hey siapa bilang kau dan dia akan terpisah. Saat kau drop, aku menyuruhnya untuk pulang agar ia beristirahat di rumah. Namun supirku mengantarnya ke rumahku katanya ayah yang menyuruhnya dan benar saja barang barang disha sudah ada di kamar barunya"

Aku langsung memeluk ranveer. Sunghuh Aku terharu mendengarnya. Ranveer dan keluarganya benar benar sangat baik. Aku bersyukur memiliki suami seperti ranveer dan tuhan mempertemukan kami dengan keluarga yang baik seperti keluarga ranveer.

"Terima kasih veer" ucapku seraya air mata yang terus mengalir

"Jangan pernah menangis lagi" ranveer menghapus air mataku dengan usapan ibu jarinya

Took..took..took..
Suara ketukan pintu membuatku menoleh kearah pintu

"Wah sepertinya kami datang diwaktu yang salah. Katakan apa kami mengganggu pengantin baru imi" cerocos rani. Dia adik ranveer datang bersama shikar ayaan disha sameera dan sharman

"Sepertinya begitu. Lihatlah wajah kaka ku manjadi merah saat di goda" ledek disha menjawil dagu ku

"Aku senang kalian semua datang. Ruangan ini jadi ramai" ucapku

"Hai shan gimana keadaanmu. Aku rasa sudah lebih baik" ucap sharman

"Seperti yang kalian lihat. Aku baik baik saja"

"Pastilah sangat baik. Yang menjaga dan merawatnya sangatlah posesif. Benarkan veer" goda shikar

"Posesif demi kebaikan kenapa tidak" ucap ranveer tersenyum

"Ya aku harap kau akan selalu baik baik saja. Ingatkan janji kita saat kerja dulu kita akan menghabiskan waktu untuk bersenang senang, kita akan shopping, makan makanan favorit kita, pedicure manicure lalu apa lagi ya.." sameera tampak bersemangat membahanya

"Ku rasa planing itu tidak akan bisa terwujud. Apa kau lupa dia sudah menjadi nyonya ranveer. Dia bukan wanita single yang bisa di ajak kemana kau mau. Jika ia ingin shopping tentu saja ia akan mengajak suami nya" ucap ayaan

Aku dan ranveer sama sama tersenyum. Kedatangan mereka benar benar bisa menghiburku

"Ohya sharman itu kau membawa apa? Tidak usah repot repot membawakanny untukku" ucap ranveer

"Bukan. Ini bukan untukmu. Ini makanan yang ku masak sendiri untuk ishani. tapi sepertinua tidak jadi ku berikan, ku rasa makanan ini tidak enak di lidahmu" kata sharman

Aku tau dia merasa tidak enak karna yangg lainnya memberi buah, bunga, boneka yang harganya lumayan mahal sedangkan ia hanya membawa makanan yang ia masak sendiri

"Kenapa begitu. Sini berikan padaku. Aku akan mencoba nya. Aku tau ini makanan tidak ada racunnya dan aman aku makan. Jadi biar ku cicipi" aku mengulurkan tanganku siap menerima goodie bag itu

Aku mulai mencicipi makanan dari sharman

"Bagaimana" tanya sharman

"Hhmm ini sangat lezat. Ternyata kau sangat pandai memasak" ucapku kembali memasukkan makanan itu ke dalam mulutku

"Makanan itu biasa ayahku buat ketika anak nya sakit. Ia yang tidak pernah tidur dengan tenang saat anak nya sedang sakit"

"Ohya brarti ayah kita sama. Ayahku juga suka membuatkan makanan untukku ketika aku sakit. Kau tau, bagiku dia pahlawan untukku. Dia cinta pertama untuk putrinya. Saat aku dimarahi ibu, ayah yang slalu membela ku. Dia tidak bisa melihatku menangis

"Ayahku juga tidak bisa melihat anak laki laki nya di jahati oleh anak lainny. Dulu aku sempat berantam, hingga orang tua anak itu tidak terima dan mendatangi rumah. Akhirnya aku dan anak itu di tanya siapa yang mulai duluan. Kita di intograsi seperti di kantor polisi. Akhirnya setelah aku menang dalam menjelaskan masalahnya. Aku lah yang bersikap benar. Dan si anak itu hanya menambah masalah dengan memfitnahku memukul dirinya padahal dia melukai dirinya sendiri

Kami terus saja berceloteh dengan  mengenai ayah kita masing masing. Kami hanyut dalam menceritakan ayah kami. Tapi ranveer dan lainnya menatap kami terkejut. Seperti menangkap kejanggalan dari cerita kami berdua tentang ayah kami masing masing

"Kalau boleh tau siapa nama ayah kalian?" Tanya shikar

"Nama nya harshad parekh" ucap kami bersamaan

"Ternyata sama juga" ucapku. Lagi lagi memiliki kesamaan dengan ayah sharman

Bersambung

Please komentarnya yang udah baca jangan hanya next aja. Hargai penulis kalau mau di next lagi ceritanya

cinta ku tak lekang oleh waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang