Halooo semuaaaaa. Maaf ya aku ga update sesuai jadwal karena sedikit sibuk di dunia nyata! Semoga kedepannya aku bisa update dengan disiplin lagi.
Jangan lupa tinggalin komen dan vote yaaa. Itu bikin aku semangat nulis soalnya hehehe. Terima kasih.
Happy reading ^^
Terik panas matahari menyambutku begitu aku meninggalkan lobi hotel. Lembabnya udara musim panas, berpadu dengan pemandangan indah langit biru tanpa awan, deretan pohon cemara khas Tuscany yang menjulang tinggi, dan hamparan kebun anggur di seberang hotel, seketika menggairahkan suasana hatiku yang tadinya sangat buruk.
Aku memosisikan topi strawku hingga menutupi wajah dari sengatan sinar matahari, kemudian melangkah dengan dengan hati riang.
Hari ini aku sudah memutuskan untuk mengelilingi kota Siena menggunakan sepeda. Seorang resepsionis bernama Emilia, dengan baik hati sudah memesankan sepeda untukku, di tempat penyewaan sepeda milik keluarganya. Katanya tidak jauh dari hotel, aku hanya perlu keluar dari gerbang hotel, berbelok ke kanan, dan mencari papan nama bertuliskan Penyewaan Sepeda Guomo.
Ah ketemu!
Tempatnya tidak begitu besar, tetapi seperti rumah orang Tuscany pada umumnya ia sangat cantik. Terbuat dari bata merah yang tidak diberi cat, dan memiliki tanaman merambat yang mengelilinginya. Bunga-bunga musim panas terlihat bermekaran dari pot berwarna warni yang diletakkan pada teras di lantai dua. Jejeran sepeda mulai dari model sporty hingga yang manis karena memiliki keranjang, di pajang di depan toko itu.
Aku mendorong pintunya yang terbuat dari kaca kemudian menyapa seorang lelaki tua yang mungkin sudah berumur enam puluh tahun. Meskipun sudah terlihat tua tetapi otot lengannya memberitahuku bahwa dia senang mengangkat beban berat. Rambutnya bahkan diberi cat hitam.
Rumor bahwa orang Italia senang memperhatikan penampilannya ternyata benar.
"Selamat siang, aku Olivia dari hotel San Giliago. Emilia memberitahu tempat ini. Aku ingin sepeda yang memiliki keranjang. "
"Ah ... kau tamu hotel San Giliago yang itu!" Matanya berbinar menatapku, "Aku Pablo, ayah Emilia." Dia menjabat tanganku. "Tunggu sebentar manis, aku akan mengambilkan kuncinya untukmu." Dia tersenyum kepadaku kemudian masuk lebih dalam ke sebuah ruangan bercat putih di belakang mejanya.
Aku tersenyum senang. Liam tidak salah memilih tempat untuk Funnymoon. Orang-orang Italia memang ramah. Berbeda dari kebanyakan orang Eropa pada umumnya.
Omong-omong soal Liam, apa yang sekarang ia lakukan? Apa seharusnya aku meninggalkan pesan?
Sekarang, aku mulai menyesal tidak membaca pesan yang ia tinggalkan di kamar. Argh sudahlah!
"Ini kunci sepedamu. Biaya untuk penyewaannya 125 Euro."
Aku membelalak. Semahal itu?
"Kau sudah bisa menggunakannya hingga besok siang." Pria itu sepertinya mengerti perasaanku. "Ini diskon khusus untukmu." Dia mengedip.
"Baiklah." Aku mengambil kunci ditangannya sambil tertawa canggung. Pablo kemudian menuntunku pada sepeda berwarna kuning yang masih dirantai di halaman depan. Sambil membantuku membuka rantai sepeda, dia mengingatkanku untuk mengembalikan sepeda itu besok hari tepat pukul dua belas siang. Jika tidak, aku akan dikenakan denda sebanyak 50 Euro.
Aku mengayuh dengan santai diatas jalanan Siena yang masih berupa bata. Rumah disisi kiri dan kanan yang berwarna warni mengingatkanku akan kue lapis kesukaanku di Indonesia.

YOU ARE READING
Funnymoon
Romance(ON GOING) Olivia dan tunangannya, Liam datang ke Siena untuk Funnymoon, atau berbulan madu sebelum menikah. Keduanya sepakat melakukan perjalanan itu agar hubungan mereka kembali terasa baru menjelang pernikahan. Akan tetapi, Liam yang selalu sibuk...