🎄Lima

15.4K 709 55
                                    

Tolong cek usia sebelum membaca, chapter ini mengandung unsur 21+

🌺🌺🌺

Azam terus menciumi seluruh tubuh Izma. Kini mulai turun ke kaki Izma. Azam menghujani paha, betis dan jari kaki izma dengan ciuman mesra penuh sensansi. Izma masih memejamkan matanya. Sedang Azam mulai menyeringai. Azam mulai membuka kaki Izma.

Izma mambuka matanya ketika Azam mulai membuka kakinya dan menekukan kakinya. Izma menutup mis v nya dengan kedua tanganya. Dia sungguh berdebar dan malu ketika Azam memperhatikan miz v seolah sedang memeriksa. Azam lalu menenggelamkan wajahnya diantara selangkangan Izma dan mulai melumat habis klitoris milik gadis itu.

"Ahhh ...." Izma berteriak merasakan sentuhan dahsyat yang sangat nikmat di bawah sana. Azam terus menggempur klitoris Izma sampai Izma merasakan ada cairan hangat leluar sedikit dari organ inti miliknya.
Azam terus menjilat dan membuat izma tak tentu arah. Izma menggeliat karena sensasi nikmat yang dia rasakan.

"Sudah kak, ahh, aku tidak tahan." Izma memohon lebih pada Azam yang kini masih memainkan benda kecil Miliknya.

Azam kini beralih menatap mata Izma dengan tatapan penuh nafsu.
Azam mulai memegang adik kecinya dan mulai menggesek perlahan. Izma seolah mendapat sengatan nafsu ketika milik mereka saling bersentuhan.

"Ah." Azam mulai menikmati gesekan itu. Dan Izma hanya bisa mememjamkan matanya menikmati sentuhan tersebut.

Lalu dengan perlahan tapi pasti Azam mulai menekan adiknya untuk segera masuk ke dalam surga dunia milik izma.

"Ah, pelan kak!" Izma mulai merasakan perih.

Azam mengagguk dan terus mencoba menerobos lubang sempit itu. Milik Izma masih rapat dan sangat sempit. Gadis perawan itu membuat Azam menggila. Dia lupa pada Aliza istri yang sangat dia cintai. Azam terus mencoba membus selaput dara milik istrinya itu.

"Ahhh, sakit!" pekik Izma mengigit bibirnya menahan rasa sakit yang bercampur dengan nafsu yang menggebu.

"Sedikit lagi De, tahan!" bisik Azam sambil memejamkan matanya penuh dengan nafsu karena kini dia sudah masuk hampir setengah. Azam harus berusaha menembus milik Izma dengan perlahan. Karena Azam merasakan Izma masih merawan. Vagina yang masih rapat menjepitnya sehingga membuat Azam menggila.

Lalu Azam menghentak agak keras dan.

"Ah." Izma berteriak. Dan mencakar punggung Azam karena merasa sangat sakit. Azam mengecup bibir Izma supaya Izma tidak berteriak kesakitan. Lalu mulai menggerakan miliknya dengan nada indah penuh kenikmatan. Izma yang kesakitan sudah tak bisa lagi menikmati. Rongga inti Miliknya telah penuh dengan milik Azam. Lain halnya dengan Azam yang begitu menikmati bercintanya dengan Izma.

"Ahh Izma, kamu sempit sahyangg," racau Azam menikmati cumbuanya. Azam terus memberikan gerakan halus. Dan akhirnya Azam memompa kecepatan penuh dan akhirnya mengeluarkan semua cairan cintanya di rahim sang istri. Azam ambruk di atas tubuh yang sudah dia nikmati itu. Pria itu mengecup kening Izma dan tertidur disamping Izma dan memeluk tubuh sang istri. Spray putih itu kini sudah kotor dengan percikan darah dan cairan yang Azam tumpahkan. Azam benar-benar menikmati sensasi bercinta pada pagi itu.

Mereka mencoba menstabilkan nafas mereka. Rasa lelah kini mengelilingi seluruh tubuh Azam dan Izma.

"Apa Kakak puas, dengan keperawatanku?" Izma berkata pelan sambil nengatur nafasnya.

Azam membuka matanya dan menatap Izma dengan tatapan kepuasan.

"Iya, terimaksih telah menjaga barang berhargamu, aku sebagai suamimu merasa bersyukur," kata Azam dengan kelelahannya.

Izma tersenyum dan bangun. Dia duduk di samping Azam yang masih lelah sedang mengumpulkan tenaganya.

"Berarti itu sudah lebih dari cukupkan, untukku membayar semua uang dalam kartu Atm dan biaya sekolah di luar negri." Ucap Izma pelan namun penuh penekanan.

"Membayar, apa maksud kamu?" Azam mencoba bangun dan bangkit.

"Aku hanya jalang murahan, benarkan, bahkan untuk sekolah aku harus menjual keperawanku padamu." Izma berkata sambil berdiri hendak ke kamar mandi membasuh semua keringat di tubuhnya. Izma berjalan perlahan dan terlihat selangkangan mengeluarkan cairan milik Azam yang bercampur dengan sedikit darah.

"Izma maafkan perkataanku semalam," ucap Azam pelan.

"Tidak apa-apa, aku hanya jalangmu kak, kamu bisa memakaiku kapan saja saat kamu mau!" jawab Izma sambil menutup pintu kamar mandi. di dalam kamar mandi Izma kembali menangis. Dia menangis dalam diam. Tanganya menggosok seluruh tubuhya Dengan kasar. Lalu menyentuh vaginanya yang masih lengket. Dia membasuh semua sisa cairan yang Azam tinggalkan untuknya.

Izma menangis, betapa dia menjadi jalang sekarang. Dia melakukan itu agar bisa impas membayar semua yang telah Azam berikan. Dia ingin segera pergi ke luar negri. Dan hidup jauh dari Azam dan Aliza. Izma masih menangis dengan pilu. Di luar Azam masih menyesali perkataanya semalam. Kini Izma memang benar-benar mengganggap dirinya sebagai pelacur.

Azam mengehela nafas. Azam melihat spray kotor dengan tetesa cairan miliknya berwarna kecoklatan karena bercampur dengan darah perawan milik Izma. Azam menrutuki dirinya karena telah melukai Izma sampai sedalam itu.

"Kamu bukan jalang, bukan juga pelacur, kamu istriku dan Pernikahan kita syah," tutur Azam pelan. Azam kini mendengar tangisan Izma. Izma masih menangis di kamar mandi. Dia membiarkan shower membasahi seluruh tubuhnya yang menurut dia sangat kotor dan menjijikkan.

Setelah satu jam lamanya Izma masih berada di kamar mandi dengan Tangisanya yang mulai bergetar menahan dingin. Azam mulai merasa cemas.

"Izma, keluarlah aku mau mandi!" Azam mengetuk pintu kamar mandi. Namun Izma masih menangis. Izma kini hanya bisa menangis meratapi hidupnya yang begitu sulit.

"Izma, buka!"

Izma masih tidah memberikan tanggapan. Lalu azam menciba mendobrak pintu kamar mandi karena merasa cemas.

Bruugh.

Pintu itu berhasil Azam buka dengan dua kali tendangan kencang. Terlihat Izma masih terduduk di lantai kamar mandi sambil dihujani shower. Azam mematikan shower tersebut lalu mengambil handuk dan memasang handuk pada tubuhnya. Lalu mengambil handuk kedua untuk memasangkan di tubuh Izma yang sudah mengigil kedinginan.

Azam lalu menggendong Izma dan merebahkannya di kasur. Izma memejamkan matanya karena merasa lemas dan kedinginan. Azam lalu memeluk Izma dengan erat. Namun Izma hanya diam.

"Maafkan aku!" lirih Azam pelan sambil mengecup sang istri dengan lembut.

"Setalah ini, jangan sentuh aku lagi Azam, kamu bukan kakak ku, kamu bukan suamiku, dan aku bukan lagi jalangmu, aku sudah membayar semua biaya sekolah dan biaya hidupku dengan keperawanku yang sangat berharga. Jangan temui aku, sampai aku pulang Kembali dan menyelesaikan kuliahku!" kata Izma dengan tangisan yang lirih.

"Izma, jangan berkata seperti itu, kamu adalah istriku, kita menikah dengan sah," kata Azam.

"Tidak kak, aku bukan istrimu, aku pelacur," ucap Izma dengan tubuh bergetar dan tangis yang tak bisa dia bendung lagi. Hidupnya kini sudah hancur. Kesakitan dalam hatinya karena ucapan Azam takan bisa dia lupakan begitu saja.

Bersambung 🌺

Dokter Izma ( Terbit Cetak Dan Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang