Satu

66 7 0
                                    

Sudah sekitar dua puluh menitan aku disini, membereskan kekacauan yang ada di gudang. Kalau bukan disuruh juga, aku tak mau membereskan semua ini sendirian.

Selesai membereskan kardus yang posisinya di pojok kanan, aku beranjak untuk membereskan tumpukan buku diatas lemari.

Dengan susah payah aku meraihnya, ini lemari nya yang tinggi atau aku yang pendek sih?!

Brukkk

Satu buku terjatuh dari atas yang membuat semua buku dikardus itu pun ikut terjatuh.

Setelah selesai menumpuk semua buku nya dengan rapih, aku mengambil salah satu buku yang menarik perhatian ku sejak tadi.

Buku bersampul pink dengan foto dua orang manusia yang ada dicover nya.

Aku mengambil tissue yang sengaja aku siapkan tadi lalu aku membersihkan debu debu yang dibuku.

Terhalang Pagar Tuhan.

Ah iya, aku ingat. Buku ini adalah buku yang aku tulis waktu SMA dulu. Buku yang mengajarkan aku banyak hal tentang cinta.

Tangan ku terulur untuk membuka lembaran pertama...

15 Februari 2014

Nama ku Alena. Alena Mysha lebih tepatnya. Gadis 17 tahun yang sangat suka dengan barang barang berwarna pink.

Aku bukan tipe orang yang suka menulis, tapi entah kenapa aku ingin berbagi kisah dibuku ini.

Kisah bahagia dan kisah pilu yang aku lalui saat aku memutuskan untuk mencintai dia.

Kisah ini dimulai saat aku bertemu dengan dia disebuah halte.

Saat itu, hujan mengguyur ibu kota. Hujan yang deras ini berhasil membuat semua orang termasuk aku menghentikan aktivitasnya lalu pergi mencari tempat untuk meneduh.

Jam sudah menunjukan pukul 18:30 wib. Seharusnya aku sudah tidur bersantai dikamar.

Sial sekali, hujan ini membuat udara semakin dingin. Aku yang masih menggunakan seragam SMA ini pun mulai kedinginan.

Aku membuka tas, berharap kalau disana ada sesuatu yang bisa melindungi tubuhku. Tapi ternyata tidak. Aku lupa, hari ini aku tidak membawa sweeter.

Orang yang tadi berada di halte satu persatu meninggalkan tempat ini, ada yang dijemput ada juga yang menerobos hujan.

Kalau saja handphone ini tidak lowbat, mungkin aku bisa menelfon kakak untuk menjemput ku.

"Ini udah malem, gak ada angkot yang lewat lagi." Seseorang bersuara dari sebrang sana.

Saat aku mencari sumber suara, aku melihat seorang pria tinggi yang rambut dan baju nya agak basah. Mungkin dia kehujanan juga.

"Jadi malu, diliatin terus sama cewek cantik" sambungnya.

Cowo aneh. Itu yang langsung terlintas difikiran ku saat dia terus berbicara sediri. Tidak ada orang selain aku dan dia disini. Aku tidak mengenal dia, dia asing. Masa iya dia bicara dengan aku? Tidak mungkin kan?

"Udah reda nih, daripada disini sendirian, ayo pulang bareng?"

Aku otomatis melihat keatas. Ah iya, hujan nya udah berhenti. Dan aku lihat ke arah jam tangan ternyata sekarang pukul 19:04 Wib.

"Gue anggep diem lo adalah jawaban iya."

Aku sontak menengok ke arah nya, "gue pinjem hp lo aja ya, mau pesen ojek online"

"Boleh aja sih, tapi gue mau nya anterin lo pulang sampe rumah."

Karena takut hujan lagi, dan waktu nya sudah semakin malam. Aku terpaksa mengiyakan ajakan cowok aneh ini. Awalnya agak ragu, mengingat kita belum pernah ketemu sebelumnya tapi dari pada aku yang bermalam disini, lebih baik memanfaatkan dia bukan? kkk~






Ini ngegantung gak sih? Garing ya?:) Kan masih awalan hehe. Nanti kalau udah berchapter-chapter aku buat lebih nge feel ͡° ͜ʖ ͡°.

Terhalang Pagar TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang