Setelah kejadian itu, aku dan dia sering bertemu. Entah itu disengaja atau tidak, hampir setiap hari aku selalu bertemu dia di sekolahan.
Seperti sekarang, aku berpapasan dengan dia di kantin. Mata kita sempat bertemu, aku ingin mengucapkan terimakasih pada dia, tapi dia sudah lebih dulu menghilang dari penglihatan ku.
" Kamu tau cowok yang sering ketemu kita di kantin tidak? " Ujar ku pada Aruna.
Aruna yang sedang makan bakso itu pun langsung menengok ke arah yang sama seperti Alena.
" Siapa? " Ucap nya.
Belum sempat aku bicara, Aruna sudah menjawabnya, " Damian? Dia yang sering main basket kalau jam istirahat kan? "
🌹
Karena terlalu asik mengerjakan tugas, aku sampai lupa untuk melaksanakan sholat.
Dengan sedikit tergesa-gesa, aku berlari menyusuri lorong seorang diri. Aku tau banyak orang yang melihat aneh ke arah ku karena berlari seperti ini.
Tapi percayalah, kalau setelah ini bukan pelajaran pak Parto, aku akan lebih santai.
"Woy yang lari lari!" , Teriakan itu berhasil memberhentikan aku.
Aku menengok, melihat segerombolan pria yang berjalan ke arah ku.
Tapi tunggu, kok pria halte itu ada juga disana, "kenapa?"
Si pria halte itu tersenyum, "punya mu jatuh"
"Eh astaghfirullah Al-Qur'an nya jatuh ya hehe"
"jangan ceroboh, ini benda suci loh"
Dia merapihkan pakaian nya yang sudah kusut gara gara lari tadi, "mau kemana emang? Buru buru banget."
"Sholat nih, mau ikut?"
Tak menjawab ajakan ku, dia hanya tersenyum.
Cringe banget ga si cerita ku? :( Tulisannya masih ancur hehe, btw yang main rp ayo mutualan kita 🙆

KAMU SEDANG MEMBACA
Terhalang Pagar Tuhan
RomanceKita beragam, bukan berbeda. Kita bersatu karena cinta, bukan karena sama Jadi, lebih baik cinta berbeda perasaan atau cinta berbeda kepercayaan?