Dahulu, di sekitar hulu Sungai Mahakam, terdapat sebuah pondok besar yang dihuni oleh tiga orang bersaudara. Saudara tertua seorang gadis bernama Siluq, saudara kedua bernama Ayus, serta yang paling bungsu bernama Ongo. Mereka memiliki tabiat dan keahlian yang berbeda-beda, kecuali si bungsu yang masih kecil. Siluq adalah gadis yang gemar melakukan bebelian (ritual adat) dan bedewa (memuja dewa) untuk mencari kesaktian. Hampir setiap hari dan malam hari gadis itu bersemedi sehingga terkadang lupa makan dan minum.
Sementara itu, Ayus adalah seorang remaja lelaki yang ceroboh dan suka mencampuri urusan kakaknya. Ayus memiliki badan yang besar dan kuat. Pohon besar dapat dengan mudah dicabutnya. Langkah kakinya juga sangat panjang sehingga ia dapat berlari secepat angin. Sedangkan si Bungsu yang masih berumur belasan tahun tidak memiliki keahlian apa-apa kecuali makan dan tidur.
Suatu malam, Ayus dan Ongo tidak dapat tidur karena tilam (kasur) dan bantal mereka basah. Malam itu, hujan lebat turun semalam suntuk sehingga menyebabkan atap rumah mereka bocor. Siluq tidak merasakan datangnya hujan karena sedang khusyuk bebelian dan bedewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asal Mula Anak Sungai Mahakam
Historical FictionIsi cerita ini menggunakan data yang sebenarnya, tetapi ada unsur fiksi di dalamnya