HOME 2

3 1 0
                                    


Setelah berjalan lama, akhirnya Taehyung dapat melihat beberapa pria yang penampilannya sedikit berantakan dan sibuk tertawa.

'Mungkin mereka baru selesai bekerja, positif thinking Tae.' batin Taehyung sedikit resah, ia berjalan pelan mendekati beberapa pria tadi.

Tepat saat Tae sudah berada didepan mereka, sontak mereka mengalihkan perhatian kepada Taehyung dan saling melirik dengan senyum samar.

"Permisi, engg saya mau tanya. Apa kalian tahu alamat ini di mana?" tanya Taehyung dengan nada pelan, sambil memperlihatkan kertas yang berisi alamat yang ia cari.

"Ohh ini, nanti kami antarkan. Kebetulan kami mengenal pemilik rumah itu. Kau santai saja, kita bermain dulu, hm?" Taehyung tak mengerti apa maksud mereka, dia merasa takut dan menggeleng pelan.

"Tidak, aku hanya mau pergi sekarang. Aku tak ingin bermain," ucap Taehyung sambil melangkah mundur perlahan. Tanpa Taehyung sadari, salah satu dari mereka sudah berdiri di belakangnya.

"Eit, tunggu dulu. Mau kemana, cantik? Kita main dulu," bisik si pria botak tepar di telinga Taehyung, sambil mencekal tangan Taehyung. Taehyung merasakan bulu kuduknya meremang, dia berusaha melepaskan diri namun gagal. Tubuhnya bergetar ketakutan, keringat dingin mulai mengalir dari pelipisnya.

"Lepasin aku! TOLOOONG!!!" Tae berusaha berteriak minta tolong, mereka mengambil tas Taehyung dan melemparnya asal. Tae semakin takut, mereka mengerubungi dirinya sambil menatapnya lapar.

"DIEM! Tidak akan ada yang mendengar karena tempat ini sepi!" Ucap salah satu pria itu tajam. Mereka membawa Taehyung ke gang kecil di dekat situ, mendorong ia hingga jatuh.

"Siapa yang mau bermain dulu?" ucap Pria botak yang sepertinya ketua preman itu. Salah satu pria bertubuh ramping dan tinggi mendekat kearah Tae, ia mengelus wajah Tae.

Tubuh Taehyung bergetar hebat, airmatanya sudah mengalir membentuk aliran sungai. Tangannya dicekal oleh pria lain, tangan pria tadi mulai menjamah badan Taehyung.

Tubuh Taehyung semakin bergetar, berusaha menyingkirkan tangan itu dari tubuhnya. Tangan itu perlahan turun menyusuri perutnya dan semakin kebawah, Taehyung menggeleng keras dan irmatanya semakin deras.

"TOLOOOOONG!!" teriak Taehyung sekeras mungkin, ia semakin ketakutan dan berharap seseorang menyelamatkannya.

Sebuah tamparan sangat keras mengenai wajah Taehyung, membuat kepalanya pening dan darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Taehyung terdiam, bayangan appanya yang selalu memukulinya kembali berputar.

"Hiks appo hiks berhenti kumohon hiks aaargghhh!!" Tubuh Taehyung melemas, ia pasrah kesadarannya menipis. Beberapa pria tadi mengangkat tubuhnya dan mencoba melepas bajunya, Taehyung memejamkan matanya kala merasa tubuhnya terjatuh ke aspal.

Ia menahan sakit di sekujur tubuhnya, samar ia melihat beberapa pria tadi tengah berkelahi dengan seorang pemuda bertubuh tegap. Taehyung semakin takut, ia meringkuk berusaha menyembunyikan tubuhnya yang setengah telanjang. Hening, ia tak lagi mendengar suara perkelahian.

Taehyung mengintip dari balik poninya, tidak ada siapapun selain seorang pemuda yang sedang berjalan kearahnya sambil membawa tasnya. Taehyung kembali menyembunyikan tubuhnya, saat pemuda tadi sudah jongkok didepannya dan ingin menyentuhnya.

"Ja... jangan hiks pergi!"

"Hey, tenang aja. Aku tak akan menyakitimu, aku akan menolongmu. Jangan takut, ne?" ucap Pemuda itu sambil mengusap kepala Taehyung, berusaha menenangkan pemuda rapuh ini. Perlahan Taehyung menatap takut pemuda di depannya, lalu mengangguk pelan. Pemuda tadi mengambil kaos yang dibuang asal lalu memakaikannya kepada Taehyung.

"Namaku Kim Seokjin, namamu siapa?"

"Kim Tae... Taehyung arrghh...." Taehyung mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya yang terasa berat. Seokjin memeriksa kepala Taehyung yang ternyata berdarah.

Ia segera menggendong tas Taehyung di depan, lalu menggendong tubuh ramping Taehyung di belakang. Ia membawa Taehyung ke mobil lalu mengendarainya ke rumah sakit terdekat.

*Rumah Sakit*

Kini Taehyung sudah diperiksa, tak ada yang parah. Seokjin tengah menunggu Taehyung yang belum sadarkan diri.

"Kasihan, apa dia sendiri di sini?" tanya Seokjin, ia mengusap pipi Taehyung. Tak lama kedua mata itu terbuka.

"Hey, Taehyung. Ada yang sakit? Mau kupanggilkan dokter?" Taehyung hanya menggeleng pelan. Lalu ia berusaha duduk namun dicegah oleh Seokjin.

"Kau mau kemana? Jangan banyak gerak dulu,"

"Aku mau pergi ke rumah teman noonaku, aku tak ingin membuat noonaku khawatir."

"Nanti aku antarkan, kau tau alamatnya?"

"Astaga pasti alamatnya jatuh di tempat tadi, Hyung."

"Hfft, begini saja. Untuk sementara kau tinggal bersamaku, hm?"

"Apa tidak merepotkan?"

"Tidak, sekarang kau istirahat dulu, ne?"

"Ne, hyung. Gomawo...." Seokjin mengangguk lalu mengusap kepala Taehyung yang terbalut perban.

Beberapa jam kemudian, Taehyung sudah bangun dan bersiap pulang ke rumah Seokjin. Tae berjalan di belakang Seokjin sambil membawa tasnya, ia berjalan sambil menunduk.

"Hey, jangan jalan di belakangku. Apa, kau masih takut?" Taehyung mengangguk pelan dengan kepala yang masih menunduk.

"Jangan takut, Hyung tak akan menyakitimu." Seokjin merangkul Taehyung, lalu segera pulang ke rumah Seokjin.

*Kediaman Kim Seokjin*

Seokjin memapah Taehyung yang tadi tertidur di mobil, mungkin pengaruh obat. Saat menuju kamar tamu, ia berpapasan dengan Hyungnya yang bernama Kim Doyoung.

"Lho, ini Taehyung?" tanya Doyoung kepada dongsaengnya.

"Iya, Hyung. Hyung, kenal sama dia?"

"Iya, dia adik temanku. Dia menitipkan Taehyung untuk sementara di sini."

"Emang kenapa?"

"Kamu bawa dia ke kamar dulu, hyung harus pergi ada kerjaan."

"Ah iya, sampai lupa." Seokjin lantas membawa Taehyung ke kamar tamu. Sedangkan Doyoung, ia pergi untuk bekerja seraya mengurus kepindahan Taehyung agar bisa bersekolah bersama Seokjin.

Seokjin meninggalkan Taehyung untuk membuatkan makan siang, dia masih memikirkan alasan kenapa Taehyung dititipkan di sini.

Bukan, bukannya dia tidak senang. Hanya saja dia takut, takut Taehyung akan merebut perhatian hyungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang