At rainy night after one week

5 1 0
                                    

Seminggu setelah hari pertama sekolah diliburkan, Rea dan Rio tetap berdiam diri di rumah.

Alasannya? Karena memang tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan selain bersantai dan berolahraga.

Malam ini tengah turun hujan deras. Kilatan cahaya terus bermunculan.

Rea yang sedang bermain ponsel di kamarnya hanya bisa mengabaikan kilatan dan halilintar yang muncul.

Karena terlalu fokus dengan ponselnya, ia tidak sadar kakaknya, Rio membuka pintu kamarnya dan mengintipkan kepalanya.

"Astaga, anak ini jika sudah terkena ponsel dia akan mengabaikan segalanya. Apa yang harus kulakukan? Apa perlu ku isengi saja ya?" Pikir Rio dalam kepalanya.

Rio membuat senyum devilnya dan tertawa pelan lalu menutup pintu kamar adiknya perlahan.

2 jam telah berlalu, tetapi hujan masih turun deras.

Ponsel Rea kehabisan daya dan Rea menghembuskan nafas kecewa.

Baru saja Rea ingin menapakkan kakinya di lantai untuk pergi mengecas ponselnya.

Tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Reflek, Rea mengangkat kakinya kembali dan duduk di atas kasurnya dengan perasaan panik.

"M-mati lampu? Kenapa mendadak sekali." Gerutu Rea saat mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya yang luas bernuansa pink itu.

*Kriieett..

Terdengar suara pintu terbuka, Rea membelalakkan matanya dan mulai merapatkan dirinya di kepala kasur.

Dia memeluk kedua lututnya dengan tangan yang gemetaran.

"Rea..." Suara mengerikkan tiba-tiba memanggil Rea, langsung saja Rea mengambil selimut dan menutupi dirinya.

Tiba-tiba suara petir bergemuruh dan kilatan cahaya mengirinya.

Karena cahaya tersebut Rea melihat sosok lelaki berdiri di dekat kasurnya. Lantas saja Rea berteriak sekencang mungkin.

"Aaaaaa!!!! Ada HANTU!!!!"

Rio yang mendengar adiknya berteriak seperti itu cuma bisa menahan ketawanya.

Tetapi, Rea tiba-tiba menangis terisak.

"Hiks.. hiks... kakak.. kamu dimana, aku takut.. huhuhu..." Rea menutup matanya dan bahunya gemetaran.

Rio yang melihat itu melunak pada Rea, lantas dia langsung naik ke kasur Rea dan memeluk Rea perlahan.

"Tenang Rea.. kakak di sini." Ucap Rio sembari mengelus kepala Rea lembut.

Meski ia tau Rea takut gelap, tetapi seusil-usilnya seorang kakak, pasti tidak sanggup melihat adiknya menangis.

Perlahan tapi pasti, mereka berdua mulai terlelap ke dalam mimpi menikmati hangatnya pelukan dan hawa dingin yang diciptakan oleh hujan.

——————

Ok fix ini gaje banget setelah sekian lama ga apdet, pendek pula, maaf nih ya, authornya lagi kuker 😌😌

Maklumi saja gaes. Ok pamit dulu yak!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brother & Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang