2. VAMPIRE! [SeungHan Office!AU]

1.1K 104 48
                                    

Yohan mengernyitkan dahinya tidak suka saat ia melihat bosnya lagi-lagi membawa wanita yang berbeda ke dalam ruangan kerjanya. Bukannya apa-apa, ia hanya merasa itu tidak profesional dan tidak mencerminkan perilaku yang patut dicontoh. Apalagi beliau merupakan pimpinan perusahaan ini. Sudah sepatutnya ia memberikan contoh yang baik bagi para anak buahnya.

Yah, meski Yohan tahu bahwa sebenarnya hanya dengan kharisma dan wibawa seorang Han Seungwoo saja sudah cukup untuk membuat para anak buahnya menjadi patuh dan bertekuk lutut. Tetapi bukan berarti ia bisa bebas melakukannya, bukan? Itu tidak sesuai dengan etika di perusahaan yang berintegritas.

Yohan menggelengkan kepalanya tidak mau tahu dan segera meregangkan seluruh otot tubuhnya yang terasa kaku setelah hampir seharian bekerja dan duduk di depan komputer.

Ia memejamkan matanya jengah ketika ia mendengar suara-suara aneh yang muncul dari ruangan bosnya itu. Kemudian ia meraih blazer serta tas kerjanya dan segera beranjak pergi dari mejanya.

Yohan memijat pelipisnya yang terasa berdenyut setelah berjam-jam duduk di depan komputer. Berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandi yang terletak di akhir lorong.

Membasuh wajah lelahnya dengan air dingin seraya menghela napasnya. Memandangi pantulannya di cermin, mengutuki kantung matanya yang menghitam. Kemudian mendudukkan dirinya di wastafel, dengan kaki menggantung. Menyandarkan punggung sempitnya ke cermin.

Beberapa menit berlalu. Dia pun merasa ketenangannya terusik saat menyadari sosok lain yang hadir disana. Mengernyitkan dahinya, mengenali betul siapa lelaki dengen tinggi semampai yang kini tampak membetulkan dasi dan kemejanya yang berantakan. Dia pun sempat melihat dada bidangnya yang dipenuhi bercak merah ; membuatnya mendengus dengan pelan. Namun pria tadi rupanya memiliki pendengaran yang cukup tajam. Dia menoleh ke arah karyawannya dengan pandangan meremehkan.

"Kau barusan mencibirku?" ujarnya seraya tersenyum miring. Yohan buru-buru turun dari wastafel dan berdiri di sampingnya, membungkukkan badannya dengan kikuk.

"Maaf sajangnim.." cicitnya. "Ah.. biarkan aku membantumu..." tangan Yohan terulur untuk membetulkan letak dasi Seungwoo. "Sajangnim akan lembur hari ini?"

"Ya, begitulah. Investor dari Jepang baru saja tiba."

"Kau tidak lelah?"

Seungwoo terkekeh dengan penuturan polos bawahannya itu.

"Itu sudah kewajibanku."

"Baiklah. Kalau begitu aku permisi. Aku harus pulang," Yohan membungkukkan badannya lagi.

"Hati-hati, Yo. Berbahaya sekali bagi pria manis sepertimu untuk berkeliaran selarut ini," menepuk kepala Yohan. Persetan dengan profesionalitas, ini sudah di luar jam kerja.

'Sial! Ada apa dengan jantungku! Manis? Dia bilang manis haha.'

Yohan dalam hati merutuki kerja jantungnya yang tidak normal hanya karena sebutan manis dari boss nya ini.

"Terima kasih sajangnim, ." Yohan membungkuk sekilas lalu melewati Seungwoo.

"Tunggu! Yohan-"

"A-ah Ne?"

"Tapi bukannya hari ini jadwal kau lembur? Kau ingin pulang?" Seungwoo mendekat pada Yohan dua langkah hingga jarak mereka berdua hanya tersisa 10cm saja.

"I-itu aku bertukar jadwal dengan Yena, besok a-aku yang bekerja." Yohan benci ini, benci karena selalu tergugup jika berbicara dengan Seungwoo.

Yohan akui Seungwoo tampan sangat malahan, namun banyak juga diluaran sana yang lebih tampan dari Seungwoo namun tidak pernah membuat seorang Kim Yohan menjadi tolol seperti ini.

NOT A CHILD'S PLAYWhere stories live. Discover now