Pertama

11 2 0
                                    

Aku melangkah riang menuju halaman sekolah, bibirku tak henti mengulum senyum bahagia. Bagaimana tidak? Hari ini akan diadakan sparing basket antara SMA Cakra Buana dengan SMA Bina bangsa, nah yang membuat aku bahagia adalah Renal cowok yang aku taksir sejak abad dulu ikut sparing basket juga, aku ingin memberi semangat untuk Renal, makanya aku datang pagi-pagi sekali.

Oh ya perkenalan dulu ya, nama aku Rembulan Anatasya boleh di panggil apa aja asal jangan sampai keluar dari deretan nama aku ya, oke cuss lanjut.

Renal Brastya, cowok berperawakan tinggi dengan hidung yang mancung di tambah rambut hitam yang lebat itu menarik perhatianku sejak awal masa orientasi siswa, aku bahkan menunjukan rasa sukaku secara terang-terangan kepadanya. Saat itu aku menitipkan salamku kepadanya lewat teman sekelasku yang juga dekat dengannya, Renal tidak mengiyakan juga tidak menolak, dia hanya diam. Jadi tidak salah 'kan kalau sampai saat ini aku masih menaruh harapan kepadanya?

Aku memang bukan tipe cewek yang suka memendam perasaanku sendiri, jadi jangan heran jika teman sekelasku banyak yang tahu kalau aku sedang kasmaran dengan si cowok bin tampan bin goodlooking bin cool bin apa aja deh, kita jadi perempuan memang dikasih pilihan yaitu; Menyimpan perasaan layaknya Fatimah Azzahra atau Menunjukan perasaan layaknya Khadija r.a? nah! Sudah tau kan aku pilih yang mana?

Saking sibuknya melamunkan diri sendiri hingga tidak sadar kalau pertandingan basket sudah dimulai, lihat saja si kapten SMA Cakra Buana yang gantengnya sejak jadi embrio itu lincah sekali memainkan bola basket, ia dengan mudah dapat mematahkan lawan dengan gaya coolnya dan,

Goollll..

Bola masuk kedalam ring basket di menit ke 10, wow!

"Renaaaaalllll semangattttt!!!" Aku melirik malas ke perempuan sampingku ini. Clara, dia saingan terkecil yang aku punya, kenapa aku bilang begitu? Ya karena memang badan aku sama badan dia lebih besaran aku, hehe.

"Renaaaallllll Gantengggg kalau dapat masukin lagi aku ciumm inii." Aku lihat dia sedang memanyunkan bibirnya, ih! Jijik tau nggak.

"Ren-" Sebelum dia melanjutkan ucapannya aku langsung menyela, "Diemmm ketek bau!! berisik banget tahu nggak sih?"

"Nggak! Bodoamat!"Aku kesal, yakin deh Clara ini memang manusia jadi-jadian, sehari nggak bisa nggak bikin aku kesel.

Waktu berjalan cepat, permainan basket selesai yang dimenangkan oleh SMA Cakra Buana, para pemain basket berhamburan, ada yang duduk di tengah lapangan ada juga yang duduk di pinggir lapangan. Aku mengedarkan kepalaku mencari sosok yang aku cari dan senyumku mengembang tatkala menemukan sang pujaan hati, bagaikan menemukan air di padang tandus. Eaa.

"Renal terima ya ini minuman Bulan beliin tadi waktu berangkat sekolah," Aku melebarkan senyumku dan menyodorkan air mineral kepada Renal.

Renal mengangkat alis sebelah kanan,"Lo nggak ngasih gue racun di minuman itu kan?"

"Renal kok suka suudzon sih." Aku memberenggut tidak suka.

"Gue kan cuma tanya, kalau memang enggak, ya baguslah gue masih diberi kesempatan buat hidup lebih sulit dengan ngadepin lo." Setelah mengucapkan itu, Renal menerima air yang tadi aku sodorkan kepadanya dan meneguknya.

"Renal ngomongya nggak boleh gitu, masa ngehadapin Bulan begitu sulit sih, Bulan kan nggak ngerepotin Renal." Ujarku sambil mencari posisi duduk yang nyaman disebelah Renal.

"Terserah lo Bulan."

"Renal pulang bareng siapa? Kemarin Bulan nitip salam udah di jawab belom? Renal capek nggak? Mau Bulan panggil tukang pijet?" Tanyaku sambil mengembangkan senyum khas Fisya cantik.

Love, RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang