Chapter 3

8 1 0
                                    

"Shit!!!" ucap pria bermata coklat itu sambil sedikit menendang meja caffe membuat teman - temannya menatap dengan penuh tanda tanya

"Apa kau gila hah? Liat kau hampir menumpahi minumanku cuman gara kemarahan mu yang sangat tidak jelas itu jerk"

"shut up! Aku sedang pusing ini kau tahu?"

"sayangnya aku tidak tahu Roy dan tidak mau tahu, lagian kalau kau pusing kenapa kau disini dan bukannya istirahat ? Dasar menyusahkan!"

" aku bukan pusing itu! Aku sedang memikirkan ucapan orang tuaku "

"aku tidak peduli"

"sudah cukup! Kalian ini sudah dewasa jangan bertingkah seperti anak kecil! Roy kalau kau ingin bercerita ceritalah jika itu akan membantumu, dan kau Aldo lebih baik diam jika tidak ingin ikut campur. Setiap ngumpul kalian selalu ribut entah apa yang kalian ributkan" ujar pria itu yang sejak awal risih melihat pertengkaran antara Roy dan Aldo.

"dia yang mulai duluan" ujar Aldo dengan lirih tetapi masih terdengar oleh dua pria tampan tersebut.

"Oke, sorry. Aku hanya memkirkan ucapan ibuku yang menyuruhku segera menikah, ibuku memaksaku menikah karena ia lelah dengan sikap ku yang memainkan perempuan" ujar Roy lirih

"wait what? Playboy sepertimu akan menikah? Hahahahaha ini benar - benar gila Roy seorang playboy cap dewa sudah tobat"
Aldo yang mendengar cerita Roy tak bisa menahan tawanya. Roy memang seorang playboy yang mempunyai banyak perempuan dimana-mana bahkan Roy bukan hanya memainkan perempuan muda atau sepantarannya tetapi seorang wanita berusia 30 sampai 40 tahun pun Roy tidak masalah selagi mereka tidak memintanya untuk menikah. Baiklah maafkan Roy yang sering memainkan perempuan atau wanita di luar sana, baginya ia hanya menikmati masa muda sebelum menikah dengan perempuan yang benar-benar Roy pilih.

"Kenapa ibumu menyuruhmu menikah Roy? Kau sudah tidak laku lagi?" Alex laki-laki itu juga sama halnya dengan Aldo yang tidak bisa menahan untuk tertawa. Alex sangat mengenal Roy yang telah menjadi temannya saat sekolah menengah atas dan sudah memaklumi sifat Roy yang menurutnya memalukan.

"ckk! Apa kalian tidak ada rasa kasihan kepada ku hah? Aku butuh saran bukan meminta kalian untuk tertawa, lagian aku masih sama cuman bedanya ibuku sudah tidak ingin melihat kelakuanku yang menurutnya sangat memalukan"
Ujar Roy kesal meliahat sahabatnya lebih memilih bahagia diatas penderitaannya. Inikah yang kalian sebut sahabat? Batin Roy kesal.

"Bukan seperti itu, kita hanya terkejut saja saat kau cerita seperti itu. Baiklah lupakan itu bagaiman deng---"

"sayanggg" Ucapan Alex terpotong dengan suara teriakan seorang gadis cantik namun sedikit lebay

"hai Ellina, kenapa kau kesini bukannya kau sedang ada jam siang ini?" ujar Aldo yang melihat kekasihnya datang lalu memeluknya dengan manja

"ckk! Apa kau lupa dengan yang kubilang di pesan tadi? Aku kan sudah bilang kalau aku dan Clara tidak jadi kuliah karena dosen kami sedang rapat mendadak, kau membuatku sudah tidak mood Do" Ucap Ellina kesal lalu mengambil kursi kosong dan duduk di samoing Aldo.  begitulah Ellina yang moodnya mudah berubah hanya karena Aldo, bagi Ellina Aldo itu romantis tetapi selalu membuat Ellina kesal dengan sikapnya.

"maafkan aku sayang oke? Aku sedikit lupa tadi" ucap Aldo dan menggaruk tengkuknya tang tidak gatal

"yayaya terserah, tapi nanti kamu harus nemenin aku beli skincare di mall dan ga ada penolakan"

"apapun untuk kamu sayang,cup" ujar Aldo lalu mencium pipi kiri Ellina dengan sayang. Aldo dan Ellina memang sudah menjadi sepasang kekasih selama dua tahun, dan keduanya saling menyayangi. Ellina yang manja yang membuat Aldo sangat mencintainya walaupun moodnya mudah berubah.

"hai Alex!"

"hai Clara aku sangat merindukanmu little girl, duduklah aku akan memesankan makanan favoritmu" ujar Alex sambil memeluk Clara sebentar dan mempersilahkan duduk di kursi kosong sampingnya. Bagi Alex Clara adalah segalanya walaupun Clara tidak membalas perasaanya tetapi mereka berdua sepakat tetap bersikap seperti biasanya. Walaupun di hati Alex masih mengharapkan Clara, tetapi biarlah baginya Clara segalanya.

"terima kasih lex" ujar Alexy tersenyum sedikit malu dan di balas dengan senyuman penuh kasih sayang oleh Alex. Come on siapa yang bisa menolak tingkah manis dan perhatian seorang Alexander pemilik caffe terkenal yang sedang mereka tempati sekarang?  Sepertinya ada, ya Clara orangnya. Clara kenapa kau sangat bodoh menolak cinta dari pemuda tampan baik dan perhatian ini? Kau terlalu terlarut dalam masalalu mu itu Clara hingga kau takut untuk maju, betapa kasihan dirimu.

___________________***___________________

Alexy, Alex, Aldo, Ellina dan Roy menikmati kebersamaan mereka. Lelucon - lelucon yang diberikan Roy serta Aldo membuat mereka semua terhibur. Candaan serta pertengkaran kecil itulah yang membuat persahabatan mereka kuat sampai sekarang dan mungkin selamanya.

Alexy yang melihat Alex tertawa lepas tidak dapat menahan senyumnya, betapa indahnya melihat pangerannya itu tertawa bahagia seperti itu. Matanya yang mempunyai tatapan hangat itulah yang membuat Alexy tidak kuat untuk menatap Alex terlalu lama, jantungnya selalu berdebar saat melihat tatapan itu.
Andai tubuh ini milikku seutuhnya aku takkan membiarkan orang lain memiliki Alex selainku. Perhatiannya, kasih sayangnya membuat diriku berubah saat bersamanya. Seandainya kau membalas cinta Alex mungkin aku juga turut bahagia melihatnya, setidaknya kau mendapatkan kasih sayang dan kebahagian yang tulus darinya Clara. Alex akan menjagamu Clara. Dan Aku mungkin sangat rela melepaskan tubuh ini.

"Ra.. Claraa! CLARAAAA!" teriak Ellina kesal sambil menggoyangkan tubuh Clara yang sedang melamun itu.

"Ke...kenapa?" ujar Alexy sedikit terkejut

"kau yang kenapa Clara? Apa yang kau lamunkan? Kau tahu dari tadi kita sedang meminta saranmu itu"  kesal Ellina

"Memangnya kenapa dengan ku?"

"Oke jadi seperti ini Clara.. Eumm Temanku ada yang ingin berkenalan denganmu, sepertinya dia tertarik kepadamu saat pertama kali kalian bertemu" ujar Aldo menjelaskan yang dimaksudkan Ellina tadi.

"Bilang saja aku tidak punya waktu untuk itu atau kau cukup bilang kepadanya bahwa aku sibuk. Aku tidak mau berurusan dengan laki-laki playboy sepertinya" Alexy cukup malas mendengar tawaran Aldo. Baru mendengarnya saja sudah membuat moodnya sangat jelek bagaimana nanti kalau ia bertemu laki-laki itu. Alexy sangat yakin dia itu tidak ada bedanya dengan Roy, sama-sama playboy yang sukanya hanya memainkan wanita membuat wanita itu jatuh cinta lalu meninggalkannya ketika sudah bosan. Sama seperti mantan kamu Clara.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Something in My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang