4

345 57 13
                                    

Hangyul yang menyadari tatapan tajam pria itu balas menatapnya tajam dan memajukan tubuhnya berusaha menyembunyikan tubuh kecil Wooseok saat menyadari kalau fokus pria itu adalah Wooseok bukan dirinya.

Tetapi bukannya berlindung dibalik tubuh Hangyul, Wooseok malah berjalan cepat menuju Seungyoun membuat Hangyul mengernyitkan keningnya tetapi ia tetap mengikuti arah langkah Wooseok.

"Siapa?" Ucap Seungyoun menatap kearah Hangyul yang juga menatapnya tidak bersahabat.

Belum sempat menjawab pertanyaan Seungyoun, handphone yang ia pegang sejak tadi bergetar dengan nama Seungwoo yang terpampang dilayarnya.

Setelah lebih dari dua minggu kekasihnya itu tidak menghubunginya, kenapa ia harus menghubunginya disaat seperti ini.



Kedua pria yang ada didekat Wooseok mengikuti arah tatapan Wooseok pada layar ponselnya. Menyadari tatapan mata keduanya, Wooseok cepat-cepat menggeser tombol merah, tanda bahwa ia menolak panggilan Seungwoo.

"Ah. Ini Hangyul saudara jauh gue. Hangyul ini Seungyoun temen gue." Wooseok mengalihkan fokus keduanya.

Tatapan tidak bersahabat Seungyoun langsung menghilang mendengar ucapan Wooseok, ia langsung mengulurkan tangannya pada Hangyul dan menampilkan senyum terbaiknya.

Hangyul memang menerima uluran tangan Seungyoun tetapi tatapan matanya tidak lepas dari Wooseok, tatapan penuh tanya. Yang ditatap hanya dapat meringis dan menggumamkan "entar gue jelasin"

"Tau kan mobil gue yang mana? lu balik sendiri aja ya."
Wooseok memburu Seungyoun dan Hangyul yang masih berjabat tangan dan menyerahkan kunci mobilnya pada Hangyul.

Tanpa babibu tangan Wooseok langsung mengamit (?) lengan Seungyoun menuju pintu lobby saat matanya mendapati sebuah motor yang terpakir tidak tau aturan didepan pintu lobby apartment, bisa ia pastikan kalau itu motor Seungyoun.

Seungyoun tampak bingung dengan sikap Wooseok yang langsung menggandeng lengannya dan berjalan terburu-buru tapi ia hanya memilih mengikuti seretan Wooseok, tanpa bisa ia cegah, senyumnya semakin terkembang.

Hangyul dibelakang masih tidak mengerti dengan apa yang baru saja seniornya itu lakukan. Detik berikutnya Wooseok menoleh lagi kearah Hangyul dengan tatapan penuh penyesalannya. Kepalanya jadi sakit karna harus memikirkan bagaimana menjelaskan keadaannya saat ini.

Langkah Wooseok tiba-tiba berhenti karna pemilik lengan yang ia tarik sudah menghentikan langkahnya. Wooseok yang menyadari jika sejak tadi ia menggandeng lengan Seungyoun jadi salah tingkah.

"Maaf."
Wooseok langsung melepas lengan Seongyoun.

"Kalo mau nerusin boleh sih, cuma kita udah nyampe motor."

Semburat merah menyebar dipipi Wooseok. Ia malu.

"Kamu kenapa gemes banget sih?"

Seungyoun langsung mengacak gemas puncak kepala Wooseok, kemudian langsung memasangkan helm dikepala pria itu. Sementara Wooseok hanya bisa menunduk. Ia malu setengah mati.

"Jaketnya pake sendiri ya." Ucap Seungyoun lagi, menyerahkan sebuah jaket kulit yang dari tadi ia pegang. "Atau mau aku pakein juga." Dengan cepat Wooseok menggeleng. Senyum Seungyoun semakin lebar.

Dan semua kejadian itu terpampang jelas dimata Hangyul yang masih ada di lobby menatap keluar pintu lobby tempat Seungyoun memarkirkan motornya. Keningnya berkerut menatap keduanya yang sekarang sudah berlalu.

*

Sepanjang perjalanan pikiran wooseok berkelana kesana kemari.

Pertama ia tidak tau harus menjelaskan apa pada Hangyul nanti. Kedua handphonenya beberapa kali bergetar, Wooseok yakin 100 persen jika yang menghubunginya adalah Seungwoo. Kenapa pula kekasihnya itu menghubunginya disaat seperti ini.

Dan yang paling membuatnya pusing adalah pria yang menggoncengnya saat ini. Wooseok ingat betul kalimat pertama yang diucapkan pria itu sebelum melajukan motornya.

"Pegangan. Nanti jatuh."

Karna Wooseok tidak mungkin merangkul pinggang Seungyoun mau tidak mau ia menaruh kedua tangannya dibahu pria itu.

Tapi yang terjadi adalah pria itu tiba tiba saja memasukan gigi motornya hingga Wooseok hampir terlempar dan membuatnya terpental kepunggung Seungyoun dan pegangannya yang tadi belum kencang dibahu Seongyoun jadi terlepas dan berakhir dengan satu tangan Wooseok yang ditarik Seungyoun untuk melingkar ke pinggangnya.

"Pegangnya disini aja" Wooseok yakin betul bahwa Seungyoun tersenyum menyebalkan dibalik helm fullfacenya.

Dan setelahnya Seungyoun benar benar melajukan motornya dengan kencang. Jadilah, dengan paksaan, sepanjang perjalanan Wooseok melingkarkan kedua tangannya diperut Seungyoun.

*

"Kuliah kamu selesai jam berapa?"
Ditanya begitu oleh Seungyoun, Wooseok hanya dapat mengedipkan matanya tangannya masih menunggu Seungyoun mengambil helm dari tangannya.

"Jam 3 selesai sih tapi gue balik sendiri aja, ntar naik taxi online, ga perlu nungguin."

"Kenapa? Kapok aku boncengin?"

"Nggak, bukan gitu."
Wooseok jadi gelagapan sendiri. Kepalanya dengan cepat menyusun sebuah kebohongan, tetapi belum sempat Wooseok memberikan alasan bohong, Seungyoun sudah keburu memotong ucapannya.

"Iya, aku ga akan maksa buat nganter kok."
Sebuah senyum menghias sudut bibir Seungyoun tapi entah kenapa ucapan Seungyoun barusan malah membuat tatapan Wooseok jadi gusar. Menyadari tingkah panik dan bingung Wooseok, Seungyoun kembali tersenyum.

"Aku gak papa kok, beneran. Kalo mau balik sendiri gak papa kok. Toh aku masih belum punya hak buat ngatur kan?" Tangan Seungyoun bergerak ringan merapikan helaian rambut Wooseok yang sedikit berantakan karna helm. Wooseok hanya bisa menunduk. Entah kenapa tingkahnya jadi seperti anak abg.
"Kalau ada apa apa jangan lupa hubungin aku ya." Sambung Seungyoun lagi yang dijawab Wooseok hanya dengan anggukan.

"Ah, jaket"
Menyadari jaket yang dikenakannya milik Seungyoun, Wooseok dengan tergesa berusaha membuka jaket yang ia kenakan, tetapi belum sempat terlepas, bahunya ditahan lebih dulu oleh Seungyoun.

"Pake dulu aja." Seungyoun merapikan jaket yang dikenakan Wooseok.

"Kasi aku alesan buat ketemu kamu lagi." Sambung Seungyoun lagi dan sebuah senyum menghiasi wajah tampan Seungyoun.

Wooseok berani bersumpah jika ia tidak dalam misi dan sudah punya Seungwoo atau tidak mengetahui bahwa pria ini adalah salah satu yang dicurigai terlibat kasus yang ia tangani, ia pasti akan meleleh oleh tingkahnya.

Benar-benar playboy kelas premium. Tampang? Ada. Harta? Jangan ditanya. Dan jangan lupakan mulut manisnya. Siapapun targetnya pasti akan terbawa. Wooseok bisa menjamin itu.

Tbc

A/N : sori ya dikit 🙂
Oh iya, judulnya aku ganti 🙂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Its okay love - Seungseok - seuncatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang