Log In

1.2K 229 97
                                    


"Gue mau ikut kalo ntar malem perginya pake mobil. Lo nggak inget minggu lalu gue ditinggal gara-gara lo ngebonceng cemceman lo?"

Lelaki yang sedang menelpon itu mendengus kesal, masih diingatnya kejadian menjengkelkan minggu lalu. Minhee yang mengajaknya pergi untuk bersenang-senang, mengunjungi pasar malam hanya untuk mencuci mata. Ya, apalagi kalau bukan mencari cewek?

Yang membuatnya kesal adalah bagaimana Minhee menyuruhnya pulang sendiri, sementara cowok itu mengantar ceweknya lebih dulu menggunakan motornya. Mari tekankan, motornya.

"Untung hape gue masih ada batre, coba kalo low? Gak bisa mesen gojek gue," sambung Yunseong kesal setengah mati, sementara diseberang sana suara kekehan Minhee terdengar puas.

Sambungan telpon tak berselang lama terputus, Yunseong mengakhirinya dengan umpatan halus. Ayolah, Minhee benar-benar menyebalkan huh?

Yunseong menduduki pantatnya di kursi teras rumah, dia lelah karna terus berdiri selama bertelponan tadi.

Area teras rumah Yunseong cukup luas dengan udara teduh. Mama Hwang sengaja menanam banyak tumbuhan untuk memperoleh oksigen yang menyejukkan. Selain itu, rumah dikekelingi banyak tumbuhan sangat cantik untuk dilihat.

Sayangnya itu dulu, Wanita karier berumur 30 an itu sudah sibuk bekerja sekarang. Yang meneruskan bercocok tanam di rumah adalah para asisten.

Yunseong menyender pada kursi berbantal empuk yang nyaman, merilekskan tubuhnya sejenak. Lelaki itu kembali memainkan ponsel, membuka notif chat yang jarang sekali dia balas.

Bosan. Bagi Yunseong, berchatting online dengan orang lain adalah aktivitas yang sangat membosankan. Apa serunya sih? Cuman mengetik saja lewat ponsel, kan? Mengapa sebagian besar orang menghabiskan banyak waktu hanya untuk mengobrol sambung-menyambung lewat chatting?

Yunseong heran sendiri jadinya. Bukankah bertemu langsung dengan orang lain jauh lebih mengasyikkan? Tak hanya lepas dari ponsel, mengobrol pun jauh lebih leluasa tanpa terikat dengan internet.

Ah, ada yang lebih mengherankan lagi. Yunseong punya teman kelas, Junho namanya. Junho sering cerita kalau cowok itu paling aktiv digrup, paling sering berkoar-koar diobrolan chat, dan juga paling sering mereply siapapun yang mengirimkan chat di grup. Wah, terdengar sangat akrab dan bersahabat bukan?

Lucunya adalah ketika Junho bertemu dengan orang yang dia chat sendiri. Semua topik bahasan bagai hilang ditelan bumi, Junho menjadi canggung se-canggung canggungnya.

Haha, Yunseong sibuk menggobloki itu saat Junho bercerita.

Astagfirullah, kok jadi mengghibah Junho? Yunseong langsung istigfar dengan tangan yang mengelus dada.

Mengghibah teman sendiri memang paling menyenangkan. Yunseong takut kebablasan jadinya.

Maka dari itu, Yunseong memutuskan untuk melakukan sesuatu. Jarinya menyapu layar ponsel, dilihatnya berbagai aplikasi tak berguna disana. Ayolah, berbagai aplikasi di ponsel nya sangat jarang dia gunakan.

Instagram? Haha, aplikasi itu hampir Yunseong Uninstall karena jarang dipakai.

Line? WA? Itu hanya digunakan bila perlu. Yunseong sangat malas meladeni orang-orang yang terlalu gabut hidupnya di grup.

Twitter? Bahkan dia tidak mendownloadnya.

Selebihnya hanyalah aplikasi bawaan dari ponsel. Kamera pun jarang sekali dia gunakan.

Selfie? Mungkin itu ada didalam daftar black list. Mungkin ada beberapa selfie Yunseong, bisa dihitung jari banyaknya.

Disaat itu juga jari Yunseong berhenti bergerak saat sebuah aplikasi terpampang jelas di layar nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

w a t t p a d «hwangmini» [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang