Webtoon Love Revolution (c) 232
Bucinktober 2019
Day-1 [Love Letter]
.
Suratnya Jatuh?
.
Yang Minji tak sengaja bertemu Lee Kyungwoo di depan mesin penjual otomatis yang letaknya jauh dari kelas mereka. Di tangannya tergenggam kaleng soda yang menjadi minuman favorit lelaki itu.
"Lagi-lagi soda," singgung Minji.
"Kau sendiri saja?" Kyungwoo bertanya hal lain.
"Aku sedang haus dan ingin sendiri," Minji tetap menanggapi.
Kyungwoo tidak langsung beranjak, ia memerhatikan gerak-gerik Minji di depan mesin penjual otomatis, menunggunya selesai bertransaksi. Namun setelah mendapat yang diinginkan, Minji malah beranjak duluan.
"Aku menunggumu, kenapa jalan duluan?" Kyungwoo menyamakan langkahnya dengan gadis berwarna rambut chestnut itu.
Minji tidak menanggapi. Ia membuka kaleng kopi yang dibelinya.
"Yang Minji."
Minji menoleh pada teman sekelasnya itu.
"Aku menjatuhkan sesuatu, tolong bantu aku mencarinya!"
"Kau ceroboh sekali. Apa itu?"
Kyungwoo diam barang lima detik sebelum menjawabnya dengan ragu, "Amplop."
"Apa isinya?"
"Sesuatu yang berharga."
Minji memandang wajah Kyungwoo lama, seperti tak percaya dengan apa yang barusan diucap lelaki itu. Ia terkekeh, "Memangnya kau punya hal yang berharga dalam hidupmu."
"Banyak," jawab Kyungwoo sekenanya. "Pokoknya pulang sekolah harus sudah ketemu."
"Yeee ... memangnya siapa yang menghilangkan," protes Minji.
Lalu hening. Mereka berjalan beriringan berpura-pura menikmati minuman masing-masing. Sesekali keduanya saling lirik, menunggu salah satu memulai percakapan kembali. Namun tiba-tiba Kyungwoo menghentikan langkahnya.
"Tunggu." Lelaki itu menahan pundak Minji yang beberapa langkah lagi sampai di ambang pintu kelas. Terpaksa ia memutar badan menghadap Kyungwoo yang sepertinya mengingat letak jatuh amplop berharganya itu.
"Kita harus kembali ke tempat tadi."
"Apa?"
Tanpa bisa protes Minji mengikuti langkah cepat Kyungwoo. Mereka kembali ke mesin penjual otomatis yang ada di lorong belakang sekolah. Jaraknya cukup jauh dari kelas dan mereka harus bergegas sebelum bel masuk berbunyi.
"Kau menjatuhkan amplopnya di sana?" Minji bertanya di sela napasnya yang terengah.
"Seingatku." Jawaban Lee Kyungwoo yang asal membuat Minji menggeram kesal.
"Awas saja kalau tidak ada."
Sampai di sana, mereka bergegas menelusuri lantai, mencari di tempat-tempat yang mungkin terselip amplop yang dicari.
"Omong-omong, apa warna amplopmu?"
"Bisa tolong kau lihat di balik mesin penjual otomatis ini?" Bukannya menjawab pertanyaan penting Minji, Kyungwoo malah menyuruh perempuan itu melihat belakang mesin penjual otomatis.
"Kenapa tidak kau sendiri sih." Entah mengapa walau sedari tadi ia melayangkan protes, Minji tetap mengikuti permintaan Kyungwoo.
"Ada?" tanya lelaki dengan tindik di kedua telinganya itu.
Minji yang membelakangi Kyungwoo menjawab, "Aku tidak melihat apa-apa."
"Coba lebih teliti."
"Ah ... kau menyebalkan. Mana mungkin bisa masuk ke dalam sini." Meski begitu Minji tetap mencarinya tanpa ada niatan menoleh ke belakang. Dalam kesempatan itu Kyungwoo mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Ia selipkan benda tipis berwarna putih itu ke dalam saku rompi seragam Minji tanpa disadari gadis itu.
"Aku tidak menemukan apapun." Minji menyerah, ia membalikkan badannya menghadap lelaki yang lebih tinggi darinya itu.
"Sepertinya memang tidak ada di sini," Kyungwoo menjawab santai sambil menggaruk tengkuknya. Tentu hal itu membuat emosi Minji tersulut.
"Apa-apaan sih, kau ini. Merepotkan saja. Kita telat masuk kelas-"
"Iya iya, cerewet. Ayo buruan kita ke kelas." Kyungwoo menarik Minji mengikuti langkahnya. Sepanjang jalan gadis itu terus mengomel dan Kyungwoo dengan senang hati mendengarkan sampai selesai.
...
Saat bel pulang berbunyi, Minji menemukan benda mencurigakan di saku rompinya. Ia perhatikan benda mencurigakan itu adalah amplop berwarna putih yang di ujung bawahnya tertulis namanya.
"Hei, Lee Kaeng." Kyungwoo yang duduk bersebelahan dengan Minji menoleh cepat saat dipanggil. "Apa ini yang kau cari?"
Kyungwoo tak lekas menjawab.
"Tapi di sini tertulis namaku." Minji menunjukkan bagian amplop yang tertulis namanya.
"Mungkin itu memang untukmu. Coba saja buka."
Minji menyipit curiga. Pikirnya amplop ini yang dicari oleh Lee Kaeng. Menepis rasa curiganya dengan rasa penasaran, Minji membuka amplop itu dan menemukan secarik surat di dalamnya. Ia buka dan ia baca isi surat itu. Namun belum rampung ia membacanya, Kyungwoo memotongnya.
"Jawaban surat itu besok saja, ya. Aku pulang duluan."
Tu-tunggu dulu. Apa maksudnya jawaban?
Belum sempat Minji bertanya, Kyungwoo sudah beranjak keluar kelas bersama teman-temannya. Segera ia tandaskan isi surat itu. Dan kini, saat isi surat sudah selesai dibaca, ia dapati jantungnya berdegup kencang, wajahnya terasa panas dengan rona merah di pipi. Ternyata surat itu adalah ....
"Surat cinta."[]
YOU ARE READING
Suratnya Jatuh?
FanficKumpulan fanfiksi drabble untuk memeriahkan #Bucinktober2019.