Dua Puluh Satu

2.3K 73 2
                                    

Kejujuran selalu menjadi tiang utama dari segala hubungan. Kebahagiaan tidak akan bisa dibeli oleh uang. Tapi dengan kejujuran sudah pasti mendapat kebahagiaan.

----------------------------------------------------

Angin dingin malam menyelimuti. Keheningan malam menemani. Sinar rembulan yang menyinari. Taburan bintang yang menghiasi.

Kini seorang gadis sedang menyendiri. Menghirup udara malam hari. Merenungi yang sedang ia hadapi. Terdiam sejenak untuk menenangkan diri. Terlebih agar menemukan solusi.

Ceklek

Terlihat seorang wanita dari ambang pintu. Masih terlihat muda walaupun sudah mempunyai anak dua. Ia menghampiri anak gadisnya. Yang saat itu sedang terduduk di balkon kamar milik sang anak.

"Sayang, kenapa diluar? Ini udah malem loh, angin malem ga baik, sayang." ucap wanita itu

Tetap dalam posisinya yang sama. Duduk dan menatap lurus kedepan. Gadis itu tidak menoleh dan juga menatap sang ibu.

"Lagi pengen nyari angin aja, Ma." jawab gadis itu

Wanita itu menghela nafasnya. Lalu ia duduk disebelah sang putri. "Tadi di sekolah kamu pingsan?"

"Mama tau darimana?"

"Dari pacar kamu. Galang."

Gadis itu mengerutkan keningnya. Ia bingung, bagaimana lelaki itu memberitahu Mamanya.

"Galang kesini?" tanya Fely lagi

Mutiara menggeleng, "Tadi dia nelpon Mama."

"Hah? Dia tau nomor Mama dari mana? Terus dia bilang apa aja, Ma?" tanya Fely berturut-turut

Mutiara terkekeh, "Katanya dia liat dari hp kamu."

Fely mengingat tentang ucapan Mamanya itu. "Ah iya, dia pernah pinjem hp Fely, Ma. Terus Galang bilang apalagi, Ma?"

Galang memang pernah meminjam handphonenya. Tapi lelaki itu tidak bilang untuk meminta nomor telepon Mamanya. Ia beralasan untuk menelpon temannya.

"Kata dia, kamu harus jaga kesehatan. Dia juga minta tolong ke Mama, kalo kamu ga boleh kemana-mana dulu dan ga boleh minum es dan makan yang pedes-pedes." jawab Mutiara

Fely menghela nafasnya. Ia sudah menduganya.

"Mama seneng Galang perhatian sama kamu." sambung Mutiara

"Maksud Mama?" tanya Fely bingung

Mutiara tersenyum dan mengelus rambut putrinya itu. "Mama lihat Galang itu tulus sama kamu, sayang."

Gadis itu mengangguk-anggukan kepalanya, "Menurut Mama, Galang itu gimana?"

"Hmm Galang itu, orangnya baik, sopan, ga sombong, perhatian, ganteng juga." jelas Mutiara

"Kalo Papa orangnya gimana, Ma?"

Mutiara mengerutkan keningnya. Kini Mutiara yang bingung. Ia tidak mengerti dari pertanyaan Fely.

"Maksud Fely, waktu kalian pacaran, sikap Papa itu gimana ke Mama?" kata Fely seolah mengerti dengan raut wajah Mamanya

"Oh. Kalo Papa sih baik, perhatian terus kalo Mama mau apa-apa pasti Papa kamu turutin, Papa juga orangnya ga pernah marah kecuali Mama yang salah."

"Mama pernah buat salah?"

"Pernah. Waktu itu Mama kalo sekolah pake rok yang ketat, ya Mama sih oke-oke aja karena Mama suka pakenya. Terus semenjak kami pacaran, Papa kamu ngelarang Mama buat make rok span begitu tapi disitu Mama nolak, Mama bilang kalo Mama lebih suka dengan gaya Mama sendiri. Dari situ Mama sama Papa berantem. Papa terus aja maksa Mama buat ga pake rok itu lagi. Papa selalu marahin Mama dengan alasan rok itu." kata Mutiara sembari tersenyum saat mengingat masa mudanya

My Possessive Boyfriend (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang