Ketemu Mbak Cantik

715 70 76
                                    

"Mingyu ayoo turunn.. nanti kamu telatt..." Papa Seungcheol manggil mingyu sambil tangannya sibuk bikin bekal sekolah.

Seperti biasanya, pak Seungcheol memang selalu menyiapkan keperluannya dan keperluan Mingyu seorang diri. Termasuk urusan masak dan bekal sekolah Mingyu.

Hari ini menunya nasi merah, nuget, jamur dan beberapa sayuran. Pak Seungcheol yang masak sendiri.

Kebetulan dia sedang diet, jadi pakai nasi merah. Bapak anak satu ini memang sangat menjaga penampilannya, makanya karyawan kantor menjuluki pak Seungcheol 'hot daddy'.

"Papaaa... Crayon warna kuning mingyu ilaanggg" Mingyu yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya, lari-lari turun tangga sambil gendong tas beruangnya. Dia cemberut.

Pak Seungcheol menyambut kedatangan Mingyu dengan senyum cerah, dia selalu bangga dengan kemandirian anaknya.

"Kan crayon kamu banyak" dia sedikit merapikan tatanan rambut mingyu, kemudian mendudukkan mingyu di kursi.

"Humm brokoli lagi..." Mingyu malah makin cemberut, dia komentari menu sarapan pagi ini sambil aduk-aduk isi piringnya, pisahin brokoli dari nasi.

"Nggak boleh pilih-pilih menu" jawab pak Seungcheol sambil menyendok nasi di piring Mingyu kemudian disuapkan ke anaknya.

"Tapi kemarin juga sarapan pake brokoli, papa" katanya marah, walaupun tetap melahap suapan dari papanya.

Mingyu memang anak yang cukup penurut, dalam beberapa hal.

"Iyaa... Maaf, papa belum sempet belanja sayur lagi, di kulkas cuma sisa ini. Tapi di bekelnya nggak ada Brokoli kok, tenang aja." bohong, padahal menu bekalnya hampir sama dengan menu sarapan pagi ini.

"Hmmm.. Ok, deh." masih dengan muka yang ditekuk, Mingyu akhirnya makan juga isi piringnya. Walaupun sedikit kesusahan pakai sendok besar, Mingyu tetap makan sendiri.

"Jadi, gimana crayon kamu?" tanya pak Seungcheol sambil mengunyah  sarapannya.

"Kayaknya hilang di sekolah"

"Sementara, ambil crayon kuning dari box yang lain dulu aja."

Mingyu mendongak.

"Terus crayon kuning yang ilang itu?"

Sebelum menjawab, pak Seungcheol menyeruput kopi hitamnya.

Pak Seungcheol memang selalu menganggap penting setiap hal yang diceritakan Mingyu. Itu melatih Mingyu untuk selalu terbuka dan jujur dengan papanya.

"Ya nanti dicari di sekolah, kalau ketemu, yang satunya dibalikin lagi ke box aslinya"

"Itu kan kado dari papa, emangnya papa nggak marah?"

Pak Seungcheol tersenyum, dia usak kepala anaknya, kemudian berdiri sambil bawa piring dan gelas kotor ke dapur. Mingyu yang penasaran dengan jawaban papanya, menyusul di belakang.

"Ya papa kecewa sih, tapi kan masih bisa dicari"

"Kalo nggak ketemu?"

"Ya sudah, nggak papa. Semua orang pernah melakukan kesalahan gyu, orang yang mau memperbaiki kesalahan harus diberi kesempatan. Kalau nggak bisa diperbaiki, ya sudah, nanti juga ada jalan lain. Memang nggak ada yang sempurna di dunia ini."

"Nggak ngerti, ah" jawab Mingyu sambil mengernyit bingung

Pak Seungcheol noleh ke mingyu, kemudian ketawa. Iya juga, kenapa juga dia ngomong seserius itu ke anaknya.

"Ambil crayonnya dulu sana, abis itu kita berangkat"

"Okay!" Mingyu lari-lari menuju kamarnya.

Mbak Cantik dan Adek ComelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang