Saat ini Bulan berada di ruang makan rumahnya. Ia sedang berbincang dengan ayahnya. sedangkan bunda sedang menyiapkan sarapan.
"gimana Lan sekolah barunya, seru gak?" tanya Farhan ayahnya.
"seru kok yah". Jawab Bulan
"udah dapat teman baru belum" sahut Riska bundanya yang sedang membawa nasi goreng.
"udah, namanya Mela sama Rahmi".
"baik-baik ya di sekolah baru"
"iya bun... "
Setelah sarapan Ayah dan Bulan pamitan pada Bunda.***
"Lan tungguin gue" Rahmi dengan napas yang tidak teratur menghampiri Bulan.
"lo kenapa lari-larian kayak dikejar setan aja" tanya Bulan.
"gue ngejar lo, tadi gue liat lo di gerbang, tapi pas gue panggil lo gak dengar. Ya udah gue lari ngejar lo" tutur Rahmi panjang lebar.
"Hi Radit, nempel mulu lo sama Alan" ujar Rahmi saat melewati meja Alan dan Radit.
"Pasti dong, kita kan sahabatan" Radit tersenyum lebar sambil merangkul Alan.
"Jangan-jangan kalian....... " Rahmi menggantungkan ucapannya.
"jangan-jangan apa?" tanya Radit
"jangan-jangan kalian homo" Rahmi menyilangkan tangannya di depan dadanya.
"Enak aja gue masih normal kali, gue masih suka sama perempuan" ucap Radit tidak terima
Bel masuk sekolah berbunyi. Hari ini pelajarannya adalah matematika bersama pak Anton. Pak Anton masuk ke dalam kelas
"Keluarkan PR kalian yang saya berikan". Suruh pak Anton tanpa basa basi.
Semua murid mengeluarkan buku matematikanya. Tiba tiba Alan mengangkat tangannya disusuli Bulan.
"Kalian berdua kenapa?" tanya pak Anton dengan tatapan tajamnya.
"Buku saya ketinggalan pak" jawab Alan.
"kalau kamu? " tanya pak Anton pada Bulan."saya anak baru pak jadi saya tidak tau kalau ada PR pak" jawab Bulan.
"sekarang kalian berdua bersihkan toilet di pojok tangga" ujar pak Anton dengan nada tinggi yang menunjukkan ia sedang marah. Tidak aneh lagi jika pak Anton marah, ia memang dikenal sebagai guru killer di sekolah itu.
"Tapi kan saya baru pak di sekolah ini" bantah Bulan. Semua murid yang ada di kelas itu menoleh pada Bulan. Dalam pikiran mereka, Bulan sangat berani membantah pak Anton.
"Lan lo mau mati ha, pak Anton lo bantah, gawat lo" ucap Rahmi di sebelahnya dengan suara kecil.
"mampus lo Lan, berani lawan pak Anton" Mela di belakangnya berbicara dengan suara kecil.
Wajah pak Anton memerah, tanda ia benar-benar marah.
"berani ya kamu bantah saya, sekarang kamu dan kamu keluar bersihkan toilet yang ada di dekat tangga" Bulan dan Alan berjalan keluar.
"dan untuk kamu hukumannya ditambah, setelah bersihkan toilet kamu lari lapangan dua puluh putaran" ucap pak Anton sambil menunjuk Bulan.
Ah, pak anton memang tak punya hati. Di panas terik seperti ini seorang cewek disuruh lari dua puluh keliling?.
Bulan keluar dengan wajah yang semakin jengkel pada pak Anton. Bulan mensejajarkan langkahnya dengan Alan. Keduanya bungkam tanpa ada yang berbicara. Mereka terlalu canggung untuk memulai pembicaraan.
"Sekali lagi lo berani bantah perintah gue mati lo" terdengar suara seseorang mengancam di balik pintu Wc. Dan ada suara isak tangis di balik itu. Bulan yang mendengarnya langsung bergegas menuju sumber suara. Sedangkan Alan, ia bersikap acuh tak acuh"permisi, gue mau bersihin ni toilet, kalau mau bully jangan di sini, gue gak suka liat orang di bully" ucap Bulan tenang.
"apa urusannya sama lo" tanya orang yang membully itu dengan tatapan tajam.
"ya masalah lah sama gue, gue mau bersihin ni kamar mandi" kata Bulan santai.
"lo gak tau siapa gue, gue Karin Angelista cewe tercantik dan anak kepala sekolah di sini" ujarnya.
"mau lo anak kepala sekolah, anak presiden sekalipun gue gak peduli, minggir" ujar Bulan menggeser tubuh Karin."lancang lo ya" geram Karin
"satu lagi nama lo Angel, tapi tingkah laku lo kayak devil" ucap Bulan. Alan yang melihat adegan itu menyunggingkan sedikit senyuman. Jarang-jarang Alan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Bulan
Teen FictionTasyifa Bulan, seorang gadis yang cantik, pintar, pemberani. Ia sangat peduli dengan orang-orang terdekatnya. Dia tidak akan segan-segan mempermalukan siapa saja yang menyakiti orang terdekatnya. Bulan tidak akan tahan melihat orang yang di bully...