Perkelahian

9 1 0
                                    

  Pagi ini kelas sebelas IPA 1 sudah berkumpul di lapangan, jadwal pelajaran mereka hari ini olahraga.

  "selamat pagi anak-anak" sapa pak Ilham guru olahraga.

  "pagi pak" jawab sebelas IPA satu.

  "Siapa yang ingin memimpin pemanasan" tanya pak Ilham.

  "saya pak" Zafran si ketua kelas mengangkat tangannya.

  "silahkan ke depan" pak Ilham mempersilahkan Zafran memimpin pemanasan.

  "Ikut gue" tiba-tiba Samuel menarik tangan Bulan. Pak Ilham yang melihatnya hanya diam begitupun dengan teman-temannya.  Di satu sisi pak Ilham ingin memarahi Samuel, tapi di sisi lain ia tidak ingin kehilangan pekerjaannya.

  "apaan si lo" Bulan melepas tangannya dari genggaman Samuel.

  "kemaren lo udah mempermalukan gue di depan banyak orang".

  "gue gak ada niatan sama sekali mempermalukan diri lo ya,  tapi lo sendiri yang mempermalukan diri lo". Ucap Bulan datar.
 
  "apa lo bilang" suara Samuel meninggi. Ia mengepalkan tinjunya.

  "lo tuli atau gimana sih" Bulan melipat tangannya di depan dada tanpa ada rasa takut di wajahnya.

  Samuel yang mendengar perkataan Bulan semakin marah,  ia mengangkat tangannya dan mengarahkan tinjunya ke ke wajah Bulan. Bulan sudah memejamkan matanya.

  "kenapa gak terjadi apa-apa" ucap Bulan dalam hatinya, Bulan pun membuka sebelah matanya.  Ia melihat seseorang yang melindunginya.

  "Alan" Bulan kaget dengan apa yang dilihatnya.

  "minggir lo, gue gak ada urusan sama lo" bentak Samuel pada Alan. Alan hanya diam.

  "Lo mau rasain pukulan gue" bentak Samuel lagi. Alan tetap diam sambil menatap tajam Samuel.  Samuel pun semakin marah.

  bukkkk, sebuah pukulan yang lumayan keras mengenai wajah Alan.  Alan tetap hanya diam. Bulan yang masih berada di belakang Alan meringis melihat kejadian itu. Bulan maju ke depan Alan.

  "lo gila ha" ucap Bulan marah.

Plakkkk,  sebuah tamparan berhenti di wajah Bulan sehingga sela-sela bibirnya terluka dan pipinya merah karena tamparan tadi. Alan yang tadi berada di belakang Bulan langsung menarik Bulan kebelakangnya. Wajah Alan memerah. Kini ia benar-benar marah.

  "psikopat lo" ucap Alan. Alan melayangkan pukulan pada Samuel.  Baku hantam pun tak dapat dielakkan. Para siswa yang sedang olahraga tadi sekarang mengeliling mereka, tidak ada yang berani menghentikan mereka. saat ini wajah Alan sudah babak belur, apalagi Samuel dia sudah tidak bisa berkutik lagi. Samuel dikalahkan oleh Alan.  Alan masih tetap meninju Samuel yang sudah terkapar.  Bulan memegang tangan Alan.

  "udah lan" ucap Bulan lembut. Alan terdiam. Bulan menarik Alan keluar dari kerumunan. Ia membawa Alan ke UKS, mereka berdua diikuti Mela, Rahmi,  dan Radit.

  Sesampainya di UKS, Bulan mengobati luka-luka di wajah Alan. teman-temannya yang mengikuti mereka tadi berdiri di depan pintu.

  "begok lo" ucap Bulan. Alan hanya menaikkan sebelah alisnya bingung mendengar apa yang Bulan ucapkan.

  "kenapa sih lo harus nolongin gue" ucap Bulan pada Alan. Alan hanya diam.

  "kenapa lo cuma diam, jawab" bentak Bulan.

  "karna gue peduli sama lo" ucap Alan. Bulan terdiam dan menunduk. Teman-temannya yang mendengarkan ucapan Alan tadi sontak kaget dan saling bertatapan.
Setetes demi setetes air mata Bulan jatuh. Tiba-tiba Alan memeluk bulan,  itu lebuh membuat kaget teman temannya, dari pada perkataan Alan tadi. Teman-temannya pun saling bersitatap. Bagaimana tidak kaget,  Alan yang dikenal sebagai cowok yang cuek,  dingin, gak pernah merhatiin cewek,  gak pernah peduli dengan sekitar,  tiba-tiba peduli dengan Bulan yang dikenal sebagai anak baru di sekolah itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang