"Hahaha! Kamu gabakalan bisa tangkap aku Yuna!" Teriak Thalia. "HEH! LIAT AJA DEH NANTI!" Balasku. Aku sedang bermain kejar-kejaran dengan 2 temanku, Thalia dan Diana. "HALAH! CAPEK AKU THA! Baru juga bentar, udah capek. Panggilin Diana dong, biar dia ikut istirahat juga" sahutku ke Thalia. "Hilih, bacot. Ngomongnya aja 'awas-awas' nyatanya kayak tai. Dasar Yuyun" sahut Thalia. "Ih, bacotan kamu deh. Sana, panggil Diana." "Iya, iyaa tuan putriiiii" balas Thalia penuh kesebalan. "Diana! Sini! Kita istirahat dulu!" "Oh! Oke! Aku nyusul deh!" Balas Diana.
Sebenarnya, ini kali pertama aku berbahagia lagi di jenjang SMA semenjak aku pindah. Aku kelas 12 IPA 2. Rumahku yang sebelumnya ada di Los Angeles. Dan aku sekarang ini tinggal di New York. Aku sebenarnya punya teman, bernama Michelle Frania. Aku dan dia sangat dekat. Detik-detik sebelum aku pindah, kakaknya meninggal. Dan aku tidak bisa berada di sampingnya karena harus pindah. Aku pindah karena ayahku dipindah tugaskan ke New York.
..."Hoams" aku mengantuk. Bel istirahat sudah sedari tadi berbunyi, tapi aku malas turun. Bagaimana mau turun? Kelasku kan lantai 4. Udah kayak squat jump tiap hari. "Eh guys, kalian tau gak? Katanya, di sekolah ini berhantu!" Sahut salah satu teman di kelasku tiba-tiba, Mirana. Karena aku terlalu gabut, aku iseng-iseng aja deh, kayak sok kepo gitu. "Hah, berhantu? Masa sih? Emang berhantunya kayak gimana?" Sahutku.
"Nahh.. jadi ini tuh aku denger dari kakak kelasku. Katanya, ada banyak cerita horor yang terkumpul disini. Contohnya, ada gadis pencabik tubuh. Memang, kedengarannya norak. Tapi, ada yang sampai bagian tubuhnya sampai sekarang belum di temukan. Satu lagi, ada katanya, kalau kamu menyanyikan lagu tertentu, akan muncul hantu yang akan melahapmu dalam sekejap. Tapi gak pernah ada yang melihat wujud hantunya itu. Karena yang dapat melihat hantu itu hanya target si hantu.
Seperti kasus dari 3 tahun lalu, katanya ada seorang anak lelaki bernama Michael. Ada temannya yang tidak sengaja mendengar si Michael bersenandung. Dan, dia melihat kalau si Michael tiba-tiba berhenti. Wajahnya sangat pucat, dan bola matanya berputar menjadi putih total. Tetapi, ada yang aneh. Tiba-tiba dari atas kepalanya, mulai menghilang. Seperti kain yang ditetesi air dari atas. Dan si Michael tidak pernah terlihat lagi." Cerita Mirana. Aku memang orang yang tidak percaya hantu, tapi cerita satu ini benar-benar membuatku merinding.
"TENG! TENG! TENG!" bel masuk mengagetkanku. Aku pun kembali ke tempat dudukku dalam keadaan masih ketakutan....
Pulangnya, aku masuk ke rumah dan segera ganti baju. Dirumah sangat sepi. Mungkin karena Ayah dan Ibuku masih kerja dan kakak perempuanku masih kuliah. Yahh... lebih baik aku beres-beres barangku saja. Karena aku baru pindah, tentu saja barang-barangku belum tertata rapi. Tanpa basa basi, aku pun mulai membongkar kardus.
Ketika aku sedang menyusun baju di lemari, aku tiba-tiba melihat kotak antik bermotif yang entah kenapa, bermotif batik.'Ini bukannya barang dari indonesia ya? Kok ada disini? Lagipula jaman dulu kan belum ada pesawat.' Batinku. Aku pun membuka kotak kecil itu. Dan aku menemukan sebuah kalung kecil berbatu Ruby merah pekat yang indah sekali. Sampai aku merasa seperti sedang di hipnotis. Tapi tiba-tiba aku mendengar pintu rumah terbuka dan ternyata kakakku sudah pulang. Aku pun merasa tidak terhipnotis lagi dan langsung menyembunyikan kalung dan kotak itu.
...
Dipagi hari, aku bangun kepagian. Aku bangun jam 4. Jadi, kuputuskan untuk bersiap-siap dan menunggunggu jam 07.00 sambil nonton TV. Yahh.. sebenarnya aku bisa saja berangkat jam 06.30. Tapi, dari yang sering aku dengar di film-film detektif, "Tersangka pembunuhan akan selalu dicurigai ke orang yang paling dekat waktunya dengan waktu kematian korban". Walaupun itu agak konyol, aku tetap tak mau jadi tersangka apapun. 'Hahahah' tawa ku dalam hati.
...
Benar saja. Ada yang meninggal di sekolah pagi ini. Dan kudengar waktu kematiannya jam 06.41. Tiba-tiba temanku-Mirana, berkata, "Duh, apa-apaan nih. Masa baru sekolah udah ada yang meninggal? Mana cara meninggalnya kayak cerita yang itu lagi. Ck ck ck. Dasar SMA kampret satu ini". 'Hah? Yang itu? Maksudnya?' Tanyaku dalam hati. "Eh, Mirana, emang maksudnya yang itu tuh gimana coba?" Tanyaku. "Hmm... itu soalnya gara-gara aku dengar, dulu ada alumni kelas 10 angkatan 5. Nah, katanya, dia dulu meninggal karena di mutilasi. Tapi yang dulu tuh lebih parah mutilasinya dari yang sekarang" Terangnya. 'Hah? Dimutilasi? Dan alumni kelas 10? Berarti baru saja lulus dong? Hah! Bukannya kakaknya Michelle meninggal pas kelas 10 ya?' Batinku. "Mirana, yang meninggal sekarang nih bukan kebetulan kan nama belakangnya Frania?" Tanyaku pada Mirana. "Iya kok. Dia memang bernama-belakang Frania. Lebih tepatnya, nama lengkap nya Michelle Frania" Terangnya. Hah. Mampus. Aku masuk ke sekolah tempat Michelle yang kini meninggal dan kakaknya juga. 'Hahh... apakah aku akan bisa bertahan?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Bermata Merah
Horror"TENG! TENG! TENG!" Bel pulang sekolah berbunyi. Akupun pulang bersama 2 temanku, Thalia dan Diana. Kami berpisah di perjalanan karena rumaj kami berbeda arah. Kini, hanya aku sendirian. Entah kenapa, di gang ini sangat sepi. Tidak seperti biasanya...