Story 1

2 1 0
                                        


pagi yang cerah, ku turuni anak tangga rumahku untuk sarapan pagi bersama keluargaku. rambut indah sebahu kubiarkan terurai. semangat pagiku seketika mengembara karena pikiranku terhadap teman baruku yang bernama Daniel. ia yang membuat ku nyaman seketika, menghilangkan pikiranku terhadapnya. sesampainya disekolah, berjalan menelusuri koridor untuk menuju ke gedung kelas 10. diperjalanan menuju gedung, aku melihat teman temanku berjalan, yaitu Nadzifah, gilsha, dan bintang.

"nad, tungguin gue dong, gue mau bareng ama kalian " pekik caca

" yaelah lu, ca. ngapain lu manggil kita sambil teriakkan, jarak nggak sampai 1 kilo kok " jelas nadzifah

"heheheh, maafin aku lo yaaaa" sambung caca

setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju gedung kelas 10. sesampainya dikelas, mereka duduk dikursi mereka masing masing. namun, betapa terkejutnya caca, ketika ketua dan sekretaris secara tiba tiba mengganti tempat duduk kelas. yang aman awalnya ia duduk bersama bintang dibarisan kedua, sekarang ia duduk bersama gilsha dibarisan ke empat. namun, yang paling membuatnya tambah terkejut adalah tepat dibagian belakang kursinya duduklah sang lelaki bernama, Reihan dihardja. ia duduk bersama Alga.

"ca, lo aman nggak duduk disana ?" tanya bintang

"emang kenapa? gara gara ada rei ya, kalian bilang aku nggak aman. tenang aja mungkin dengan duduk didekatnya aku bisa akrab dengannya ?" tukas caca

"hmmm, bagus lah kalau kyk gitu. sekarang mari letakkan tas, dan langsung pergi kekantin." sahut nadzifah

"nggak ah, lagi males, udah kenyang gitu. makanya sarapan pagi dirumah biar nggak laper " jelas bintang yang disambut anggukan oleh caca dan gilsha.

seketika kelas yang awalnya ricuh menjadi diam karena masuknya cowok most manted sekolah, padahal mereka adalah murid baru disini. bagaimana nggak jadi most wanted, tampang nggak ada yang ngalahin. mereka adalah reihan dihardja, alga trivho priatma, thoriq wisnu admadja, annaufal faurizan. mereka adalah incaran gadis di sekolah karena tampang mereka. mungkin yang paling banyak diperebutkan adalah reihan. 

"han, lo duduk di belakang caca, barisan kelima, bareng alga" tutur Hani sang sekretaris.

"pojok kanan belakang ya?hmmmm... oke" lanjut reihan

ia lemparkan tasnya ketempat duduknya. tak peduli apa yang ia lakukan hampir mengenai orang. dan orang itu adalah caca. sontak itu membuat darah tinggi caca kumat. secupu cupunya hobi caca, ketika ia merasa tak dihargai, disaat itulah ia bisa marah.

" woiii, lo bisa nggak sih jangan lempar lempar tas lo seenaknya ?!!!? tegas caca

namun yang diteriakki seakan tak peduli perkataan caca.

"lo budeg atau gimana sih, muka ganteng kok budeg sih" tegas caca kembali

perkataan itulah yang membuat reihan berbalik arah menghadap caca. sungguh ia ingin menamparkan kata kata gadis itu kepadanya kembali.

"siapa yang lo bilang budeg ?" tanya reihan

"siapa lagi kalau bukan elo ya kan, secara lo yang lempar seenaknya". tegas caca

tanpa aba aba, ia tarik begitu saja pergelangan caca dan membawanya pergi dari kelas. teman teman caca yang mulanya biasa saja menjadi sontak terkejut apa yang terjadi. mereka yang mulanya ingin ikut campur mengurungkan niatnya karena ini bukan masalah sepele. ini adalah konflik antara mereka berdua. antara caca dan reihan.

.....

"lepasin tangan gue, sakit tau, bisa nggak kalau narik jangan kenceng kek kyk mau narik sapi aja" kata caca 

reihan seolah tak peduli. ia melanjutkan langkah sambil menarik tangan caca menuju halaman belakang sekolah. sesampainya di halaman belakang sekolah, pegangan dan tarikan itu ia lepaskan.

"ngapain lo bawa gue kesini ? lo mau culik gue ya ?" tanya caca

"bisa lo ulang perkataan lo sekali lagi ?"tanya reihan

"perkataan yang mana coba harus gue ulang ?" tegas caca

"perkataan yang dikelas ?" tanya reihan

"lo amnesia kali ya, gue bilang sekali lagi ya, LO ITU BUDEG, DENGARKAN KAn REIHAN DIHARDJA ?" kata caca sambil menekan setiap kata yang ia katakan.

kata itu membuat reihan ingin melakukan sesuatu terhadap permpuan ini. entah apalah yang penting bisa membuat perempuan ini jera. namun hal itu ia urungkan karena tak mungkin ia lakukan disini. disekolah.

" lo boleh pergi sekarang " kata reihan tiba tiba.

" lo nyuruh gue pergi ? lo udah buang buang waktu gue, kalo lo cuma mau denger ini, mending lo nggak usah ajak gue kesini" kata caca sambil melangkah pergi meninggalkan reihan.

caca meninggalkan reihan sendirian dihalaman belakang. ia menggerutu dan mengumpat kepada reihan karena telah membuang waktunya hanya untuk itu. ia mempercepat langkah menuju kelas karena telah dilihatnya pak broto, sang guru kimia. ia hampir saja tertangkap oleh pak broto dan untung saja hal itu tidak terjadi karena ia lebih dulu sampai ke kelas daripada pak broto.

" dasar cewek nggak tau diri " ucap diri reihan setelah kejadian tadi.

"liatlah aja lo nanti,ca. lo udah buat malu gue. tunggu waktunya gue akan mempemalukan diri lo" ucapnya kepadanya dirinya sendiri.

"DASAR SINTINGGGG !!!??!???" tutur terakhir reihan sebelum menuju ke kelas.

.......

bel pulang sekolah pun berbunyi, teriakkan dari sana sini sudut sekolah telah terdengar. bergegas seluruh semua murid sekolahan berhamburan keluar. yang terlambat keluar hanyalah anak piket. piket kelas hari ini adalah hani, caca, alga dan naufal. piket kelas 10 ipa 1 maksudnya. setelah menyelesaikan tugas piketnya, ia segera berlari menghampiri teman temannya yang sedang menunggu di gerbang sekolah. namun, tak sampai sekejap mata, ia langsung ditarik oleh sepasang tangan dan dibawa menjauh dari gerbang sekolah dengan sepasang kaki. ia di bawa menuju pintu keluar belakang sekolah. awalnya ia tidak tau siapa yang membawanya pergi karena ia menggunakan topeng. setelah dirasa cukup aman, dibukalah topeng itu dan betapa terkejutnya caca yang membuat dia tersenyum sinis.

"ELLLOOOO, NGAPAIN LO BAWA GUE KESINI. bukannya urusan kita udah selesai ?" tanya caca

namun yang ditanya justru bersikap seolah tak ada orang yang berbicara didepannya.

"lo bawa gue kesini cuma buat gue marah marah nggak jelas doang, ya kan? kalo gitu gue cabut" tutur tegasnya.

namun, langkah kaki itu dihentikan lagi dengan sebuah tarikan tangan.

"ngapain lagi sih, kalau cuma buat waktu gue habis, mending nggak usah, kalau mau ngomong lebih lanjut. silahkan hubungi gue. kalo lo nggak tau nomor hp atau id line gue. nih gue kasih, tunggu bentar" ia pun mengambil kertas didalam tas dan menulis angka serta huruf yang akan ditujukan. 

"nih, simpen langsung ke hp lo. gue cuma kasih sekali aja" disodorkannya kertas itu dan diselipkannya ke dalam tangan, setelah itu, ia langsung pergi meninggalkan reihan.

namun, reihan malah menarik tangan caca kembali tak membuat caca bingung atau takut bukan kepalang. bagaimana ia bisa berada dalam situasi seperti ini. 

"oke, oke,oke.... kalo lao mau ngomong...... " kata kata itu terputus seketika.

"tunggu aja balasan dari gue, ini baru permulaan udah bikin lo bingung, sisanya tunggu selanjutnya. anggap aja ini balesan buat lo yang mempermalukan gue di depan umum. gue nggak akan main main sama kata ka gue. inget dan kapan perlu dicatet." jelas reihan yang lalu ia berjalan meninggalkan caca sendiri.

caca merasakan ada sesuatu yang menimpa tubuhnya. iamseketika lemas karena telah diancam seperti itu. disisi dirinya ia merasa mengapa ia takut, ia benar jika melakukan itu untuk membela dirinya. namun disisi lain, ia merasa takut karena ia tahu reihan selalu tak pernah main main dengan perkataannya, seperti itulah yang dikatakan teman dekat reihan.

...........................................



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 04, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Best Of Me (Infinity)Where stories live. Discover now