chapter V

9 0 0
                                    

PAGI HARINYA

“Hey bun,pa kalian mau kemana pagi-pagi banget udah mau pergi,bukanya ini hari minggu,kan libur?”Tanya ara di ruang keluarga

“ini papa ama bunda ada urusan di kantor yang harus kita selesaikan untuk keperluan meeting  kita besok di amerika,” jelas bunda

“ jadi kalian besok mau ke amerika,bunkanya baru bulan kemarin ya kalian baru ke amerika?” Tanya ara sedih menahan air matanya

“iya sayang,ternyata direktur perusahaan besar di amerika sana tuh bilang kalau ada berkas-berkas yang belum di kerjakan dan perlu di rundingkan lagi oleh perusahaan kita,” jelas bunda

“ohw,” jawab ara singkat langsung pergi meninggalkan papa dan bunda

“eh ara mau kemana nak?”Tanya bunda

“ara mau jogging bun, assalamualaikum” jawab ara sambil jalan ke luar rumah

“waalaikumsalam…” jawab papa dan bunda

DI TAMAN

Taman kota memang kalau pagi biasa digunakan  masyarakat Jakarta untuk berolah raga terutama jogging pagi,apalagi pas hari libur banyak sekali orang yang berdatangan ke taman untuk beraktivitas olahraga

Ara pagi itu setelah jogging pagi,dia menghabiskan waktunya di kursi yang dia duduki bareng vino semalam,kursi taman yang berada di dekat air mancur, ara menangis membayangkan omongan bundanya yang ingin meninggalkan dirinya besok pergi ke amerika

“ kenapa sih papa dan bunda nggak pernah ngertiin perasaan ara,ara tuh kesepian kalo nggak ada mereka ara kan sendirian di rumah nggak ada temenya khe..khe..khe..” kata ara bicara sendiri dan menangis

Tiba-tiba di waktu yang sama vino sedang melakukan aktivitas jogging pagi di taman itu,dia sengaja melewati kursi taman yang ia duduki semalam bareng ara, malah ternyata vino mendapati ara di kursi itu sambil menangis, dan ia pun langsung mendekati ara

“ ara,, ngapain lo disini, lo nangis?” Tanya vino yang mengejutkan ara, ara langsung menghapus air matanya

“eh kak vino, kak vino ngapain di sini?” Tanya ara menghapus air matanya

“ seharusnya gue yang Tanya sama lo ,ngapain lo di sini, sambil nangis lagi?” Tanya vino duduk di samping ara

“ nggak kok ,siapa bilang ara nangis,orang ini tuh tadi.. mata ara perih kena debu tadi” jawab ara mengusap bekas air matanya

“ nggak usah bohong segala,keliatan dari mata lo,lo kenapa kalo lo ada masalah gue bisa kok ndengerin curhatan lo” kata vino merangkulkan tanganya ke pundak ara

Ara yang di rangkul vino pun sedikit lebih tenang ,dan mulai mengatur perasaanya untuk menceritakan masalahnya ke vino

“kak,,” kata ara ke vino

“iya?” jawab vino

“ ara boleh minjem pundak kakak nggak?” Tanya ara

“jangankan pundak,orang lo megang tangan gue semalem aja nggak pakek izin,” kata vino menghibur ara

“ ih ,jangan gitu dong ara kan jadi malu,lagian nggak sengaja megang tangan kakak” kata ara

“ iyaudah sini,lo tenangin aja hati lo,kalo lo udah tenang lo boleh  ceritain masalah lo ke gue ntar” kata vino merangkul ara dan membiarkan kepala ara bersandar di pundaknya

Dengan tidak sadar ara bersandar di pundak vino yang merasakan kenyamanan yang nggak pernah ia dapatkan sebelumnya,tiba-tiba vino di kejutkan T-shirtnya basah ,dan rupanya basahan itu datang dari mata ara yang menangis

PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang