Buat Hegel, realitas itu bukan suatu yang statis, jadi, bulat, suatu "substansi", melainkan berkembang, mengasingkan diri, menemukan diri kembali, menyadari diri melalui taraf-taraf dialektis yang semakin mendalam : realitas itu "subjek".
Hegel mengutarakan bagaimana seorang budak akan mempunyai kesadaran diri yang lengkap justru karena tekanan tuannya, seperti itulah dialektika hegel.
Hegel mengatakan berpikir secara dialektika berarti berpikir dalam totalitas. Totalitas ini bukan berarti semata-mata keseluruhan, dimana unsur-unsur yang bertentangan berdiri sejajar. Tapi totalitas itu berarti keseluruhan ysng mempunyai unsur-unsur yang saling bernegasi (mengingkari dan diingkari), saling kontradiksi (melawan dan dilawan) dan saling bermediasi (memperantarai dan diperantarai).
Pemikiran dialektis menekankan bahwa dalam kehidupan pastinya unsur-unsurnya saling berkontradiksi, bernegasi, dan bermediasi.
individu pasti selalu saling kontradiksi, bernegasi, dan bermeditasi terhadap masyarakatnya.
Kalau individu tidak saling berkontradiksi, bernegasi, dan bermediasi dengan masyarakatnya, maka individu tidak jadi menemukan dirinya yang sesungguhnya, sebaliknya masyarakat juga tidak dapat menjadi makin sempurna, tinggal seperti semula, tanpa perubahan apa-apa.
.
.
demonstrasi mahasiswa yang terjadi hari ini adalah proses dialektis masyarakat dengan pemerintah, tapi bisa saja berujung kompromi dan bukannya 'rekonsiliasi' dimana tercangkup pengertian 'pembaharuan', 'penguatan', dan 'perdamaian'.Perlu diketahui bahwa dialektis tidak sama dengan kompromi.
Kompromi gampang dicapai dengan persetujuan, dimana unsur-unsurnya yg bertentangan dengan mudah diabaikan. Malahan dalam arti tertentu kompromi bisa berarti saling meniadakan unsur-unsur yang bertentangan. Lain dengan pemikiran dialektis. Pemikiran dialektis mengharuskan unsur-unsur tersebut saling bertarung, karena semua unsur dianggap mempunyai potensi kebenaran, jadi tidak boleh ditiadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIALEKTIKA
Short StoryManusia dalam proses menyatakan dirinya ternyata menghadapi dunia yang berbeda, asing dan mengancam kediriannya.Tapi dunia itu dibutuhkannya, karena itu dialektika menjadi jawabannya.