Aku terkejut melihat notif dari layar handphone ku. Fikiranku langsung tertuju pada sosok manusia yang tadi kujumpai di atas gedung.
Tidak kubalas. Aku tidak ingin mengenal orang lain. Tidak. Cukup sudah mengenal orang lain, terutama lelaki. Tidak punya hati? Iya. Memang kenyataan nya seperti itu. Hatiku sudah retak, rusak, pecah, bahkan sudah menjadi butiran pasir. Yang tidak tahu bisa atau tidak di satukan kembali. Yang jelas hatiku sudah tenggelam seiring nya senja tenggelam meninggalkan langit bumi.
~~
Kriingggg......!
Alarm dirumahku sudah menunjukkan pukul 06:00 dan iyaa. Aku tahu aku telat.Aku bergegas bersiap siap, menyambar roti di ruang tamu. Lalu pergi dari pekarangan rumah. Dan menunggu di halte untuk menunggu bis.
Setelah beberapa menit aku sampai di kampusku. Bergegas aku berlari sekuat tenaga. Dan tiba tiba.....
Brughh!
"Eh maaf. Aku gak sengaja"
Sontak aku melihat kearahnya, dan...Semesta. Apalagi ini? Kumohonn. Kali ini sajaa, kabulkan permintaanku. Jauhkan aku dari orang ini dari hadapanku.
"Hai selamat pagi,ternyata kita di kampus yang sama walaupun hati kita belum bersama"
Aku tidak ingin berbincang kepadanya lama lama, aku segara berlari masuk ke kelas ku.
"eh mesya, tumben kamu terlambat. And btw kenapa wajahmu begitu pucat? " tanya putri.
"Hehe nggapapa kok put"
Tiba tiba masuklah kedalam kelasku seorang lelaki, yang tidak lain dan tidak bukan. Itu adit.
Semua wanita pada tertuju padanya. Sambil senyum senyum. Huhh dasar wanita. Sebenarnya sih wajahnya tidak tampan. Menurut ku.
"Nih buat kupu kupu, dimakan ya. Aku tahu kamu tidak sarapan pagi. Dasar kupu kupu nakal." Ia memberi ku sekotak bekal yang berisi roti. Ia pergi sesudah mengacak ngacak rambutku. Aku terdiam. Lantas aku diam membeku layaknya es batu.
Detik itu juga adit meninggal kan kelasku. Dan detik itu juga aku di sorak sorak oleh beberapa teman kelasku.
"Wah gila kamu mesya,bisa di anter makanan gitu sama kakak senior. Kamu tahu gak? Dia itu jenius. Puitis. Pandai berbicara. Intinya dia itu banyak disukai kaum hawa di kampus ini loh"
"Aku tidak peduli putri. Kalo kamu mau roti nya, kamu makan saja"
~~
"Yakin mau nungguin angkot panas panas gini?"
Aku tidak menjawab.
"Mendingan naik sama aku deh, dijamin kok. Aku gak bisa menjamin kamu bakalan gak kenapa napa sama aku, aku juga gak bisa menjamin kalo selalu aman sama aku. Tapi aku bisa menjamin aku bakalan jagain kamu. "
"Apaan sih sok puitis banget."
"Ayo dong naik sekali ajaaa. Plisssss"
Mecahin gunung es ternyata susah ya. Apalagi gunung es nya kaya kamu.
"Ntar aku belikan kamu gulali deh".
Tahu saja dia kelemahan ku semesta.
"Oke. Tapi jangan bawa aku kemana mana"
"Siap kupu kupu!".
Selama di perjalanan aku tidak mau membuka suara. Aku cukup diam mengamati jalanan kota ini yang teramat panas. Dan dipenuhi oleh orang orang munafik. Sepertinya aku salah planet.